Mudahkan Jalan Dakwah, Bantuan Sepeda Lazismu Banyumas untuk Guru TPQ

Mudahkan Jalan Dakwah, Bantuan Sepeda Lazismu Banyumas untuk Guru TPQ

BANYUMAS, Suara Muhammadiyah – Suasana di desa santri Pondok Pesantren Modern Zamzam Muhammadiyah Cilongok kini telah banyak berubah sejak berdiri beberapa tahun silam. Seiring dengan pembangunan management dan fisik pondok, kini Ponpes zamzam banyak diminati masyarakat dari dalam dan luar Jawa. Zamzam berdiri sebagai pusat ilmu pengetahuan dan agama berbasis pesantren modern Muhammadiyah yang telah mencetak generasi yang islami dan unggul. Tercatat 1.358 santriwan dan santriwati saat ini tengah mondok dan belajar di ponpes tersebut.

Dalam upaya membangun masyarakat di desa sekitar pondok, management pondok memiliki program di bidang keagamaan salah satunya adalah para santri diterjunkan ke masyarakat untuk mengajar TPQ dan membimbing generasi supaya lebih kuat dalam ilmu agama.

Setiap sore beberapa santri berkeliling ke masjid dan mushola di sekitar pondok untuk mengajari anak-anak supaya bisa baca tulis Al-Qur’an, dan menguatkan ilmu agama. Derap langkah kaki para santri yang setiap harinya membekas dalam jalan-jalan desa menuju tempat pendidikan Al-Qur’an.

Dengan keterbatasan fasilitas, ponpes zamzam bersinergi bersama Lazismu Banyumas dalam menjalankan kegiatan program TPQ tersebut. Lazismu Banyumas memiliki program bernama Dai Mandiri dengan salah satu sub kegiatannya adalah penguatan guru TPQ serta dai pedesaan.

Setalah dilakukan asesmen mengenai program tersebut, Lazismu Banyumas serahkan 10 unit sepeda untuk para santri pengajar TPQ. Sepeda tersebut diserahkan secara simbolis oleh ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Banyumas, Ibnu Hasan dalam acara peresmian gedung kantor PDM Ahad lalu. Kemudian, sehari setelahnya 10 sepeda tersebut dikirim dan diserahkan langsung kepada santri pengajar TPQ oleh divisi program Lazismu Banyumas, Habib Amrillah.

Habib menyampaikan tujuan program ini adalah untuk memfasilitasi dan menguatkan para santri dalam mengajar TPQ, karena tanpa guru TPQ mustahil anak-anak bisa baca tulis Al-Qur’an selain di sekolah dan lingkungan keluarga. “Selain itu, karena para santri masih remaja maka mereka lebih senang bersepeda berkeliling bersama teman-temannya. ” tandasnya.

10 sepeda kini telah berada ditangan para santri yang siap mereka ayunkan di jalan dakwah. Dalam rangka menggembirakan dakwah di desa-desa dan mencetak anak-anak yang pandai baca tulis Al-Qur’an dan berjiwa qurani. (Hbb/Riz)

Exit mobile version