Ceramah di UM Metro, Haedar Nashir: Mewujudkan Kampus Unggulan adalah Keniscayaan

METRO, Suara Muhammadiyah – Dalam rangka mengakomodir perkembangan pendidikan dan teknologi di era industri 4.0, Universitas Muhammadiyah Metro menggelar forum bernama Focus Grup Discussion (FGD). Sebuah forum diskusi yang diperuntukan untuk menggodok draf visi dan misi UM Metro periode tahun 2020-2030.

Hadir narasumber utama dalam diskusi ialah Prof Dr Haedar Nashir, MS., selaku Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah.

Dalam kesempatan ini, Profesor Haedar Nashir menekankan bahwa UM Metro sudah seharusnya menjadi sebuah lembaga pendidikan tinggi unggulan dalam mentransformasikan nilai-nilai agama dan ilmu pengetahuan kepada insan masyarakat Indonesia.

“Jadikan UM Metro ini sebagai kampus unggulan baik dalam menyebarluaskan dan menanamkan nilai-nilai Islam yang berkemajuan dari perspektif keIslaman, maupun juga dalam mendidik sumber daya insani bangsa yang berakhlak mulia sekaligus menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan profesi yang unggul,” ungkap Haedar di Aula gedung Humas dan Internasional, Rabu (22/1).

Prof Haedar melanjutkan “Dalam konteks ini saya percaya bahwa untuk mewujudkan kampus unggulan bagi UM Metro adalah sebuah keniscayaan, tetapi perlu etos dari seluruh civitas akademika bahwa kemajuan itu tidak bisa diraih dengan seketika, diraih dengan instan, tetapi harus dengan perjalanan yang rutin, berkesinambungan dan dibangun di atas sistem yang bagus,” terang Prof Haedar saat dimintai penjelasan terkait penyusunan visi misi UM Metro Tahun 2020-2030 oleh Humas UM Metro.

Bukan hanya itu, dalam kesempatannya menjadi narasumber di forum diskusi tersebut, ia juga secara rinci memberikan petunjuk praktis bagi sebuah perguruan tinggi dalam menentukan visi misi.

Menurutnya, perguruan tinggi harus memegang fungsi strategis seperti pusat keunggulan, pusat perancang perubahan atau sebagai pusat yang mampu memproyeksikan masa depan.

“Lampung dalam dua puluh tahun ke depan masyarakatnya akan seperti apa, tentu UM Metro harus bisa memproyeksikan hal itu dan tentunya harus sudah mempersiapkan sumberdaya insaninya,” ungkap Guru Besar bidang Sosiologi UMY tersebut.

Selain itu, perguruan tinggi harus menanamkan nilai-nilai kebangsaan seperti yang sudah dicontohkan oleh para pendiri Muhammadiyah. Karena menurut Haedar, Muhammadiyah akan terus berperan dalam memajukan kehidupan berbangsa dan bernegara. Salah satunya melalui pendidikan Muhammadiyah yang saat ini sudah tersebar diseluruh wilayah Republik Indonesia.

“Tokoh-tokoh Muhammadiyah seperti K.H. Ahmad Dahlan, Ki Bagus Hadikusumo, Jenderal Sudirman, Djuanda Kartawidjaja, Presiden Sukarno dan tokoh-tokoh lainnya telah berjuang sebelum Indonesia merdeka, sehingga sudah jangan ditanya lagi jiwa kebangsaannya Muhammadiyah. Dalam konteks kebangsaan Muhammadiyah telah berkomitmen membangun bangsa dan negara, mencerdaskan kehidupan bangsa, menghargai pluralitas dan mempraktekan kebhinekaan,” tukas prof Haedar disesi akhir kesempatannya menjadi narasumber pembahasan draf visi misi UM Metro.

Selain Ketua Umum PP Muhammadiyah, hadir sebagai narasumber kedua Dewi Wulandari, S.Si., mewakili Dr Ir Paristiyanti Nurwardani, MP, selaku Plt Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Republik Indonesia.

Kemudian perlu untuk diketahui, forum diskusi pembahasan draf visi misi UM Metro Tahun 2020-2030 juga turut melibatkan para pimpinan UM Metro, pejabat di Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Metro, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Lampung. Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Metro, Pimpinan Cabang Muhammadiyah di Kota Metro dan segenap pimpinan Organisasi Otonom (Ortom) Muhammadiyah di Provinsi Lampung. (Barnas/Riz)

Exit mobile version