Revitalisasi Fungsi Masjid sebagai Pusat Regenerasi Peradaban

Revitalisasi Fungsi Masjid sebagai Pusat Regenerasi Peradaban

Oleh: Alfianur Rizal R.R.A

Masjid sebagai tempat ibadah bagi umat Islam sudah barang tentu tidak hanya menjadi tempat ibadah wajib saja seperti sholat, namun masjid harus memiliki fungsi yang lebih dari sekadar tempat sholat berjama’ah. Tidak sedikit masjid yang sudah mulai memberikan fungsi lebih dari pada hanya sekadar tempat sholat berjama’ah. Banyak masjid yang sudah mulai menjadi pusat pelayanan sosial, seperti didirikannya lembaga amal dan zakat, membuka pelayanan kesehatan, membuka tempat belajar Al-Quran, dan aktivitas sosial yang lain termasuk aktivitas sosial kepemudaan.

Aktivitas di dalam masjid memang harus berkenaan dengan aktivitas keagamaan, namun bukan berarti segala sesuatunya haruslah berhubungan dengan ibadah-ibadah wajib saja. Masjid sudah harus menjadi sebuah wadah yang nyaman bagi berbagai kalangan untuk sekadar silaturahmi dan bercerita sembari menikmati waktu senggang. Masjid juga harus menjadi sebuah wadah yang nyaman dan ramah bagi anak-anak, sehingga yang berada di masjid tidak hanya generasi tua, bukankah hal tersebut merupakan kegelisahan bersama?

Pentingnya revitalisasi fungsi masjid yang hanya sekadar tempat ibadah wajib harus menadapat perhatian khusus agar masjid benar-benar menjadi sebuah wadah yang dapat membangun energi positif.

Segala bentuk komunikasi atau silaturahmi akan dapat dibicarakan di dalam masjid agar isi obrolan lebih terjaga dan menghasilkan sesuatu yang positif. Pelayanan masjid terhadap anak-anak yang masih sangat senang bermain juga menjadi sesuatu yang penting untuk diperhatikan agar anak-anak tidak merasa takut karena selalu dimarahi oleh ta’mir masjid ketika mereka berlari-lari dan bermain di masjid, biarkan anak-anak berlari-lari dan bermain di masjid dari pada mereka harus berlari-lari dan bermain di tempat yang tidak jelas dan tidak ada energi postif yang bisa didapat oleh anak-anak.

Masjid yang ramah terhadap jama’ah akan menjadi sebuah wadah yang tidak hanya menjadi tempat berkumpul ketika sholat berjama’ah dimulai, namun ketika lelah dan membutuhkan ketenangan untuk membicarakan sesuatu secara langsung dapat dilakukan di masjid, sehingga akan banyak hal dan gagasan positif yang dapat diperoleh dari masjid itu sendiri. Begitu juga dengan aktivitas kepemudaan dan anak-anak.

Banyak hal yang dapat didiskusikan di dalam masjid, banyak hal positif yang dapat diberikan kepada anak-anak kecil ketika mereka ramai bermain di masjid. Masjid akan menjadi tempat favorit bagi mereka untuk bermain, dan ketika adzan berkumandang tentu mereka akan lebih mudah menjangkau untuk langsung bergabung dalam sholat berjama’ah. Dari hal tersebut dapat dibayangkan bahwa masjid benar-benar menjadi pusat umat untuk memulai maupun menggagas sesuatu yang kemudian dapat bermanfaat bagi kehidupan.

Era modern yang semakin kompleks membutuhkan sebuah wadah untuk menuangkan segala hal yang ada di dalam pikiran agar segala sesuatu yang ada dalam pikiran tidak menjadi komentar liar dalam media sosial, segala sesuatu yang ada dalam pikiran manusia modern harus terwadahi dengan baik dengan lingkungan yang positif untuk dapat mewujudkan sebuah efek postif dalam membangun peradaban, salah satu langkah nyata adalah menjadikan masjid sebagai pusat aktivitas umat (segala generasi).

Aktivitas kepemudaan yang dapat dirancang oleh Remaja Masjid (Remas) akan memiliki sebuah gagasan besar jika Remas dapat menjalin kerja sama dengan berbagai pihak dengan menjadikan masjid sebagai tempat untuk berdiskusi dan membangun sesuatu dengan semangat memajukan umat. Jika diyakini bahwa masjid merupakan tempat yang dapat memberikan energi positif maka pengurus masjid harus berani menjadikan masjid sebagai wadah yang terbuka bagi berbagai kalangan maupun generasi sehingga siapapun merasa nyaman dan tidak canggung ketika berada di masjid.

Beberapa masjid juga menjadi tempat wisata dan sekadar istirahat bagi para musafir.

Hal tersebut harus banyak ditiru sehingga masjid benar-benar dapat dirasakan oleh berbagai kalangan. Tidak perlu khawatir tentang kesopanan atau hal-hal yang berkenaan dengan kebersihan masjid. Wisatawan yang berkunjung ke masjid tentu akan memahami betul bagaimana harus bersikap di dalam sebuah rumah ibadah.

Ta’mir masjid harus memberikan pelayanan yang ramah terhadap setiap pengunjung, sehingga setiap pengunjung benar-benar merasakan keramahan Islam sebagai agama yang mencerahkan, dan secara tidak langsung dapat mencerminkan keramahan umat Islam terhadap berbagai kalangan. Jika pelayanan masjid tidak ramah dan anak-anak yang bermain di masjid banyak diusir maka tidak perlu gelisah ketika anak-anak kecil lebih memilih bermain di jalanan atau di tempat yang memberikan mereka kebebasan untuk berlari dan bermain, dan tidak perlu gelisah pula ketika banyak orang yang lebih memilih untuk beristirahat atau menuangkan gagasannya di luar masjid.

Bukankah semangat regenerasi peradaban harus dimulai dalam wadah yang positif agar peradaban yang terbangun memiliki energi positif?

Alfianur Rizal R.R.A, Pimpinan Pusat Lembaga Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Insasni Ikatan Pelajar Muhammadiyah

Exit mobile version