Pelestarian Budaya, Syiar Islam Pagelaran Wayang Joglo Jetis

BANTUL, Suara Muhammadiyah – Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Kelompok 167 Padukuhan Jetis, Dusun Daleman, Gilangharjo, Bantul, ikut serta menyemarakan dan membantu keberlangsungan acara Pagelaran Wayang Malam Selasa Pon di Pendopo Joglo Jetis, Senin (27/01/20). Bangunan ini merupakan salah satu bangunan cagar budaya di Bantul.

Latar belakang kegiatan ini adalah karena kebudayaan Jawa sudah mulai terkikis di era globalisasi seperti karawitan dan wayangan. Dusun Daleman, merupakan dusun yang masih kuat dan memperhatikan akan pentingnya kebudayaan. Melalui wayang, syiar Islam juga bisa dilakukan.

Acara yang dihadiri oleh para dalang dan masyarakat dusun  berlangsung meriah karena sentuhan seni Dalang Ramijo yang memainkan lakon Wayang Pandawa dan Punakawan yaitu Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong. Kebudayaan Jawa semakin ditinggalkan generasi milenial, terutama karena adanya game melalui gawai atau handphone. Melalui pagelaran ini diharapkan adanya rasa guyub atau pemersatu antar warga dusun daleman. Pagelaran ini juga diadakan untuk mengingatkan generasi milenial sebagai penerus bangsa untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan Jawa istilahnya adalah dadi bocah kudu jawani.

Melalui programnya, kelompok KKN 167 UMY menghidupkan kembali Pendopo Joglo Jetis sebagai daya tarik terhadap bangunan cagar budaya. “Bangunan ini memiliki banyak sejarah dan nilai kebudayaan, terlebih di dalamnya ada seperangkat alat gamelan yang digunakan untuk karawitan sanggar seni,” kata Rela Adi Himarosa, dosen pembimbing lapangan KKN. Dosen Prodi Teknik Mesin UMY ini menambahkan bahwa KKN UMY sangat memperhatikan kebudayaan Jawa yang berupa wayangan dengan memberikan bantuan alas karpet sebagai kenyamanan karawitan, dan layar wayangan di Pendopo Joglo Jetis. “Ini sekaligus sebagai bentuk dakwah kultural Muhammadiyah,” tambahnya.

Sumbangan tim KKN UMY mendapat apresiasi warga. “Kami menyambut baik peran UMY dalam KKN memberikan manfaat yang besar demi keberlangsungan sanggar,” kata Yoto, ketua sanggar seni.(Riz)

Exit mobile version