Eliminasi TBC 2030, ‘Aisyiyah Dampingi Presiden Jokowi Canangkan Gerakan Bersama

Eliminasi TBC 2030, ‘Aisyiyah Dampingi Presiden Jokowi Canangkan Gerakan Bersama

Dok PPA/SM

CIMAHI, Suara Muhammadiyah – ‘Aisyiyah turut mendampingi Presiden RI Joko Widodo dalam kegiatan mencanangkan “Gerakan Bersama Menuju Eliminasi TBC Tahun 2030″ di Cimahi Techno Park, Kota Cimahi, pada Rabu, (29/1).

Gerakan tersebut digagas karena angka TBC di Indonesia masih besar, untuk itu perlu didorong respon terhadap TBC pada ranah nasional dan daerah yang berlandaskan pendekatan lintas sektor. Presiden menyebutkan untuk mencapai target eliminasi TBC tahun 2030 perlu kerja keras dari semua pihak, bukan hanya sektor kesehatan.

Diakui oleh presiden bahwa memerangi penyakit TBC ini bukan hal yang mudah dan TBC merupakan permasalahan global. “Penyuluhan dalam upaya pencegahan juga sangat penting. Tetapi yang sudah terkena harus segera ditemukan untuk diobati hingga sembuh,” kata Presiden.

Rohimi Zamzam, Wakil Sekretaris Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah yang juga merupakan Authorized Signatory Principal Recipient (PR) TB ‘Aisyiyah menyampaikan bahwa ‘Aisyiyah merupakan lembaga pionir dalam menjalankan penanggulangan TBC berbasis komunitas melalui Program Community TBC HIV Care ‘Aisyiyah sejak tahun 2003. “PR TBC ‘Aisyiyah adalah bagian dari program TBC NAsional yang bersama dengan Kementrian Kesehatan sebagai Principal Recipient dari Global Fund.”

Presiden Jokowi menuliskan ucapan terima kasih dan semangat untuk ‘Aisyiyah dan para kader Dok PPA/SM

Disampaikan oleh Rohimi kerja ‘Aisyiyah dalam penanggulangan TBC telah meraih beberapa capaian. “Beberapa capaian penting kiprah PR TB ‘Aisyiyah dalam menjalankan program penanggulangan TBC antara lain adalah dengan adanya Komunitas Masyarakat Peduli TB (KMP) yang diinisiasi oleh ‘Aisyiyah, terbitnya beberapa Peraturan Daerah tentang TBC di Kabupaten dan Kota di wilayah intervesi, Gerebek TBC (Gerakan Bersama Komunitas Temukan TBC) yang melibatkan 9884 Kader di pelosok desa, kegiatan pemberdayaan masyarakat,  pendampingan pasien TB, hingga penyediaan shelter bagi pasien dan keluarga TB Resisten Obat.” Menurut Rohimi hal ini menunjukkan kesungguhan ‘Aisyiyah untuk mendorong kepedulian masyarakat sekaligus komitmen pimpinan dan pemerintah daerah dalam upaya mendukung keberlanjutan program penanggulangan TBC.

Selain itu, Rohimi juga menambahkan bahwa pengakuan atas kinerja ‘Aisyiyah juga datang dari Pemerintah Indonesia. “Pada tahun 2013 ‘Aisyiyah mendapat “MDGs Award 2013” untuk kategori khusus, sebagai Lembaga yang konsisten melakukan upaya pencapaian target MDGs No 6, yakni pemberantasan TB, HIV/ AIDS dan penyakit menular lainnya,” paparnya

Dalam acara tersebut, Presiden Jokowi kemudian berkesempatan mengunjungi ruang pameran ‘Aisyiyah dan memberikan ucapan terima kasih sekaligus ucapan semangat kepada ‘Aisyiyah dan kader-kader di lapangan melalui pesan tertulis, “Temukan TBC, Obati Sampai Sembuh, Terima kasih ‘Aisyiyah”. Menurut Jokowi, jika ‘Aisyiyah terus berkiprah dalam penanggulangan TBC, maka eliminasi TBC insya Allah dapat segera tercapai.

Dalam pencanangan ini, juga turut diundang, Ibu Euis, Kader TBC ‘Aisyiyah sejak tahun 2012 dari Kabupaten Garut, Jawa Barat yang mendapat predikat Kader TBC Terbaik Nasional. Capaian penemuan kasus Ibu Euis, untuk suspect TB sampai saat ini kurang lebih 446 orang, di antaranya positif TB 92 orang (89 orang sudah sembuh dan 3 orang masih berobat).

‘Aisyiyah sebagai organisasi perempuan Muhammadiyah, mendapatkan mandat untuk menjalankan program TBC dalam 15 tahun terakhir, atau sejak 2003, bersama Kementerian Kesehatan RI dan pemangku kepentingan lainnya. ‘Aisyiyah mengedepankan sikap inklusi dalam menjalankan program dan mendorong pelaksanaan misi kesehatannya.

Hal tersebut juga disampaikan sebagai amanat oleh Ketua Umum PP ‘Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini pada saat Rakornas TBC ‘Aisyiyah di awal tahun ini bahwa dakwah ‘Aisyiyah adalah melintas batas, termasuk isu kesehatan untuk menangani TBC tanpa melihat sekat agama, gender, kelas ekonomi, dan suku.

‘Aisyiyah saat ini berkiprah di 14 Provinsi termasuk di Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Jawa, NTT, Papua Barat, dan 130 Kabupaten dan Kota, yang menjadi bagian dari program penanggulangan TBC berbasis komunitas. (dj/suri/riz)

Exit mobile version