PANGKEP, Suara Muhammadiyah – Minimnya akses informasi terkait kesehatan termasuk kesehatan reproduksi masih banyak dialami oleh masyarakat Indonesia. Salah satunya dialami oleh masyarakat di Desa Mattiro Dolangeng yang terletak di Pulau Podang-Podang. Pulau Podang-Podang Ca’di merupakan salah satu pulau dari gugusan pulau yang tersebar di Sulawesi bagian selatan yang biasa disebut dengan Kepulauan Supermonde. Memiliki alam yang indah, akan tetapi akses menuju Pulau Podang-Podang ini bisa dibilang masih cukup sulit.
Perjalanan laut selama satu jam tiga puluh menit sampai dua jam harus ditempuh menggunakan jolloro (kapal tradisional nelayan) untuk sampai di pulau yang terletak di Kabupaten Pangkaje’ne dan Kepulauan (Pangkep), Kecamatan Liukang Tupabiring Utara. Di Pulau inilah, ‘Aisyiyah Kabupaten Pangkep dalam Program MAMPU bekerjasama dengan Lazismu memberikan edukasi terkait kesehatan reproduksi (kespro) dan penguatan ekonomi bagi kelompok perempuan.
Sahria selaku Koordinator MAMPU ‘Aisyiyah Kabupaten Pangkep menyampaikan bahwa belum pernah ada edukasi kesehatan reproduksi yang didapatkan oleh masyarakat pulau. “Kespro jadi fokus karena memang di sana belum pernah dilakukan tes IVA dan pernikahan anak sangat tinggi, di sisi lain jarang dilakukan penyuluhan, selain itu karena memang hanya satu bidan Pustu yang bertugas di sana.” Sahria menambahkan bahwa masalah kematian ibu dan kematian anak juga menjadi kasus di sana.
Pada awalnya menurut Sahria terdapat beberapa hambatan saat melakukan edukasi kespro kepada para perempuan usia subur di Desa Mattiro Dolangeng, salah satunya adalah ketakutan karena kespro juga tes IVA adalah hal yang asing bagi mereka. “Kespro dan tes IVA adalah hal asing bagi mereka saat kami pertama kali datang, akan tetapi kami berupaya mengatasi ketakutan para ibu-ibu, kami membawa kader-kader dari darat untuk memberikan pengalaman pemeriksaan dan kespro, dari sana ibu-ibu mulai hilang kekhawatirannya,” papar Sahria
Saat ini menurut Sahria sudah terbentuk dua BSA di Desa Mattiro Dolangeng dengan kegiatan edukasi yang dilakukan oleh Bidan Pustu. “Kita sudah ada kerjasama dengan Puskesmas di Podang-Podang dan menjalin komunikasi dengan bidan Pustu, karena jarak ke Pulau Podang-Podang sangat jauh sehingga kami tidak mungkini selalu turun untuk melihat kegiatan BSA jadi kami fokus bekerjasama dengan bidan, ada materi kami kirimkan nanti bidan yang menyampaikan.”
Selain menjalin kerjasama dengan puskesmas setempat, dalam kegiatan kespro di Desa Mattiro Dolangeng, ‘Aisyiyah juga menjalin kerjasama dengan Lembaga Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah (Lazismu) di mana Lazismu memberikan bantuan pembiayaan untuk pemeriksaan IVA kepada para perempuan usia subur. “Kami berterimakasih sekali Lazismu dapat membiayai pelaksanaan tes IVA yang dilaksanakan di pulau, dan lebih lanjut kami juga telah melakukan advokasi kepada pemerintahan setempat serta mendampingi para kader untuk dapat berpartisipasi dalam Musrenbang sehingga nantinya dari pihak desa dapat menganggarkan dana untuk kegiatan tes IVA dan kegiatan lain yang bermanfaat bagi pengembangan para perempuan di pulau,” papar Sahria.
Ditambahkan oleh Sahria, bahwa selain melakukan edukasi kesehatan ‘Aisyiyah juga mengajak masyarakat untuk memetakan masalah dan potensi yang ada di pulau. “Kita melihat masalah sampah melalui hasil disusi menjadi poin penting makanya kita coba menghadirkan narsum terkait keterampilan pengolahan sampah,” papar Sahria.
Pemberdayaan ekonomi juga menjadi salah satu isu yang diperhatikan oleh ‘Aisyiyah untuk pengembangan para perempuan di pulau. Melalui pemetaan masalah dan potensi tadi ‘Aisyiyah mengajak masyarakat untuk dapat mengembangkan potensi yang ada. “Di sana kan sumber ikannya melimpah jadi kita coba juga membantu ibu-ibu mengolah ikan menjadi nugget, alhamdulillah ibu-ibu sudah mulai membangun usaha dari nugget ikan itu.”
Sahria berharap dari kerja yang dilakukan ‘Aisyiyah dapat membawa dampak positif bagi para perempuan di pulau. “Kami tidak hanya berharap akan lebih banyak perempuan yang sadar akan pentingnya kesehatan reproduksi, tetapi kami juga berharap dapat meningkatkan kemampuan ekonomi para perempuan di pulau sehingga mereka memiliki kehidupan yang lebih baik.” (Suri)