Tidak banyak seorang pebisnis sukses yang serta merta terjun dalam gerakan kemanusiaan dan keagamaan. Berbeda dengan Mohammed Tayyeb Khoory ( MT Khoory), seorang milyarder dan pengusaha sukses asal Dubai Uni Emirat Arab, ini justru sebaliknya, kesuksesan dalam bisnis adalah jalan baginya untuk masuk dalam gerakan charity.
Di Indonesia, nama MT Khoory bukanlah nama yang asing. Melalui organisasi yang dipimpinnya, Asia Muslim Charity Foundation (AMCF), MT Khoory banyak melakukan gerakan kemanusiaan, keagamaan dan pendidikan di seluruh pelosok Indonesia. Bahkan hampir seluruh pojok tanah air, terdapat jejak tangan MT Khoory dalam membangun gerakan charity.
Dalam kesempatan ke Dubai beberapa waktu lalu (09/04), Suara Muhammadiyah mendapat undangan khusus bersilaturahmi dan berbincang-bincang dengan MT Khoory. Mulai dari kesuksesan bisnisnya, hingga keberhasilannya dalam membangun gerakan charity di Indonesia. Seperti apakah perbincangan SM dengan MT Khoory, berikut laporan singkat SM :
Di mata warga Indonesia, khususnya warga Muhammadiyah, bapak MT Khoory selain dipandang sebagai sosok pebisnis yang sukses, juga dikenal sebagai tokoh gerakan Charity yang berhasil. Apa rahasia dari kesuksesan semua ini?
Terkait kesuksesan saya dalam dunia bisnis maupun charity, sebenarnya semua ini adalah berkat dari Allah. Sehingga Alhamdulillah saya bisa berada dalam posisi sekarang ini dan dapat memiliki apa yang saya inginkan.
Namun hal yang terpenting di balik kesuksesan ini, tidak terlepas dari bagaimana cara kita dalam mengorganisasikan sebuah pekerjaan secara tepat. Sebab sebagaimana yang kita ketahui, dalam dunia bisnis maupun charity, sering sekali problem itu muncul akibat kelambanan dan perencanaan yang kurang matang. Sehingga apa yang ingin kita hasilkan, tidak sesuai dengan keinginan kita yang sesungguhnya. Jadi kuncinya, jika kita mampu mengatur segala sesuatunya dengan baik dan efektif, insyaAllah kesuksesan itu pasti akan datang.
Sejak kehadiran AMCF, negara mana saja yang menjadi fokus dan perhatian khusus AMCF?
Khusus untuk AMCF, fokus programnya hanya di Indonesia. Jika pun ada program saya yang lain di luar Indonesia, itu bukan program AMCF, melainkan program khusus yang saya lakukan sendiri. Untuk program non AMCF ini, ada di beberapa negara, di antaranya, Kirgistan, Tajikistan, dan China. Bahkan dulu juga pernah saya menggarap di kawasan Afrika.
Sejak kapan anda terjun menggeluti gerakan kemanusiaan ini ?
Gerakan charity ini saya awali sejak tahun 1986, ya sekitar 32 tahun.
Apa saja bentuk gerakan Charity yang anda lakukan melalui AMCF, apakah pendidikan, kemanusiaan, atau keagamaan ?
Iya semua itu yang saya lakukan, namun saya lebih banyak fokus kepada gerakan pendidikan dan kemanusiaan. Program pendidikan ini pun, saya lebih banyak bekerjasama dengan Muhammadiyah. Karena apa yang menjadi tujuan AMCF dengan Muhammadiyah hampir sama. Dan kita memiliki program di seluruh kawasan Indonesia. Oleh karenanya, kami merasa sangat penting bekerjasama dengan Muhammadiyah.
Kenapa Indonesia menjadi tujuan anda dalam menjalankan gerakan Charity ini?
Saya tidak tahu, mungkin ini jalan dari Allah. Dan saya tidak memiliki alasan mengapa memilih Indonesia. Saya rasa, pilihan ini, juga berkah buat saya, apalagi saya sangat suka bekerja” di Indonesia. Sebab sejak masih muda, saya sudah bekerja di tiga negara, salah satunya di Indonesia.
Anda adalah sosok yang sudah sukses di dalam dunia bisnis, apa yang melatarbelakangi anda untuk terjun ke dalam gerakan charity?
Alhamdulilah.. awal motivasi saya terjun ke dalam dunia bisnis, adalah untuk melakukan gerakan charity. Artinya, jika kamu telah berhasil mendapatkan sesuatu dalam dunia bisnis, maka kita harus memberi atau melakukan gerakan untuk membantu. Saya rasa ini adalah sesuatu yang normal dan alami saja. Karena ini bagian dari human being, yaitu ketika kami bisa hidup lebih baik, maka kami pun harus mampu untuk meng-upgrade kehidupan orang lain agar lebih baik.
Dan inilah sesungguhnya kehidupan itu. Terus terang, kondisi yang seperti inilah yang membuat diri saya jauh lebih bahagia. Dengan menyelesaikan satu proyek saja, saya sudah bahagia, apalagi saya bisa menyelesaikan proyek pendidikan untuk orang tidak mampu, sehingga mereka bisa lulus dari sekolah. Dan melihat anak yatim piatu yang tak memiliki tempat tinggal, kini bisa memiliki rumah, serta masyarakat yang tidak memiliki tempat ibadah, kemudian bisa memiliki tempat ibadah. Semua ini adalah kebahagiaan yang tidak terhingga bagi diri saya.
Anda termasuk yang banyak bekerjasama dengan Muhammadiyah. Sejak kapan anda mengenal Muhammadiyah?
Saya mulai bekerjasama dengan Muhammadiyah sejak tahun 1992. Awalnya pada bulan Oktober 1991 saya bertemu dengan orang Indonesia, dan kami diarahkan bekerjasama dengan Muhammadiyah, kami pun melanjutkan dengan melakukan kontrak kerjasama dengan Muhammadiyah.
Bagaimana pandangan anda tentang gerakan charity di Muhammadiyah?
Muhammadiyah adalah organisasi yang sangat bagus. Sebab, biasanya di dalam sebuah organisasi kemasyarakatan, banyak terdapat kelemahan-kelemahan, terutama sekali kelemahan dalam kepemimpinan. Baik kepemimpinan di tingkat kecamatan, kabupaten, propinsi maupun pusat. Mereka belum memiliki managemen organisasi yang rapi.
Namun di Muhammadiyah, saya pikir tetap lebih baik ketimbang organisasi yang lain itu. Sayangnya, jika saya boleh mengkritik, saya melihat Muhammadiyah itu seperti gajah, kelihatan kuat, besar, powerfull, akan tetapi tidur. Nah, tugas kita, bagaimana membangunkan gajah tidur itu. inilah yang saya lihat tentang Muhammadiyah. Sementara jika dibandingkan dengan AMCF, organisasi ini ibarat semut. Tapi semut yang dalam kondisi bangun dan bergerak. walaupun tidak terlalu banyak langkahnya atau jauh jalannya.
Anda kabarnya, juga mendapatkan gelar Dr Honoris Causa dari Universitas Muhammadiyah Surakarta atas prestasi anda sebagai tokoh dalam gerakan charity, ke depan apa agenda yang menjadi perhatian serius di Indonesia?
Khusus di Indonesia, Insy Allah kita akan menyelesaikan pendistribusian 8 kapal lagi, karena yang baru terdistribusi 3 buah kapal. Sebab saya menginginkan ada 11 kapal yang bisa mengcover seluruh Indonesia. Selain itu, saya juga menginginkan penambahan 3 kantor perwakilan di Indonesia. Sekarang ini kita baru memiliki kantor perwakilan wilayah Jawa Barat dan Jawa Timur. Jadi saya ingin menambah di daerah Jawa Tengah, Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan. Pointnya adalah menyasar pada lokasi yang masyarakatnya ramai dan padat. Sebab kondisi masyarakat yang padat, menunjukkan tanda emergensi. Maka otomatis akan membutuhkan pertolongan. Oleh karenanya, saya ingin konsentrasi di tempat-tempat itu.
Agenda utama yang ingin saya fokuskan adalah dalam bidang dakwah, sebab sebagaimana kita ketahui, bahwa Muhammadiyah lebih banyak konsentrasi dalam bidang pendidikan, sementara dalam dakwah saya lihat masih kurang. Mungkin karena dalam bidang dakwah orang bekerja tidak dapat uang dan tidak ada pemasukan. Oleh karena itu mengapa kita datang, kita ingin mencoba untuk menjadi bagian dari dakwah. Sehingga kita bisa mensupport orang-orang yang mau berdakwah. (dn)
Artikel ini pernah dimuat di Majalah SM Edisi 9 Tahun 2018