SM Corner: Upaya Membangkitkan Ekonomi Umat

CILACAP, Suara Muhammadiyah – Direktur Utama Suara Muhammadiyah Deni Asy’ari dalam kajian yang disampaikan di Masjid H Ali Hamidan Cilacap menekankan untuk menegakkan kembali kejayaan ekonomi umat Islam era modern, Ahad, 2 Februari 2020. Dalam kesempatan Peringatan satu tahun Pengajian Ahad Pagi ini dilakukan penantatanganan kerja sama pembukaan outlet SM Corner.

Tentang pentingnya penguatan ekonomi umat Islam, Deni Asy’ari menyampaikan, Allah swt. berfirman di dalam QS. Al-Qasas ayat 77 yang menjelaskan bahwa disamping mencari bekal untuk akhirat, Allah menyeru kepada orang-orang yang beriman untuk tidak melupakan nasibnya di dunia. Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa membangun ekonomi untuk kepentingan umat merupakan salah satu cara manusia untuk tidak melupakan hak dan nasibnya di dunia.

Jika kita membaca dan menelaah sejarah perjalanan Nabi Muhammad saw. ketika hijrah ke Kota Madinah, yang beliau lakukan pertama kali setibanya di Madinah adalah membangun masjid, yang saat ini dikenal dengan nama Masjid Quba. Setelah masjid kokoh berdiri dan jamaah kaum muslimin kuat, hal kedua yang dibangun oleh Rasulullah adalah pasar. “Jadi, kedatangan Rasulullah tidah hanya membangun tempat ibadah dan membina akhlak kaum muslimin, namun juga membangun ekonomi umat,” ujarnya.

Setelah keduanya berdiri kokoh, hal ketiga yang dilakukan oleh Rasulullah adalah membuat peraturan perundang-undang untuk mengatur kehidupan masyarakat di Madinah yang dikenal dengan sebutan Piagam Madinah. “Artinya selain membangun dan memperkokoh hubungan vertikal yaitu aspek ibadah, Rasulullah juga membangun aspek ekonomi untuk umat,” paparnya.

Sebelum Rasulullah saw mendirikan pusat ekonomi umat berupa pasar, pada saat itu telah berdiri pasar yang dikelola oleh orang yahudi. Dalam pengelolaannya, pasar yang dibangun oleh orang-orang yahudi tersebut menghalakan segala cara dalam hal jual-beli sehingga Rasulullah enggan untuk bergabung dan memilih mendirikan pasar Madinah, sebagai counter sekaligus pelawanan terhadap pasar yahudi.

Pada era modern saat ini, sebagian besar umat muslim hanya menjadi konsumen dari pasar-pasar yang dikuasai oleh orang-orang non-muslim, sebagaimana terjadi sebelum Rasulullah mendirikan pusat perekonomian umat di Kota Madinah. Hal ini terjadi karena lemahnya kondisi ekonomi umat Islam. “Sebagai solusi permasalahan tersebut dan untuk mengeluarkan besarnya potensi ekonomi umat, maka orang Islam sebagaimana diperingatkan dalam al-Qur’an dilarang untuk meninggalkan generasi yang lemah yaitu lemah imannya, lemah pengetahuannya, dan lemah ekonominya,” pesannya.

Lemahnya kondisi ekonomi tersebut juga disebabkan karena mental umat Islam yang hanya sebagai pekerja, bukan pengusaha. Masalah mental inilah yang mendorong umat Islam hanya sebagai konsumen atau penikmat barang-barang yang dihasilkan oleh orang-orang non-muslim. Selain itu, belum terkonsolidasi dan terkoneksinya ekonomi yang digerakkan oleh umat Islam mengakibatkan ekonomi umat tidak mampu berkembang serta bersaing dengan pasar-pasar modern. “Sesungguhnya dengan berdirinya toko-toko Suara Muhammadiyah di daerah-daerah adalah sebagai bentuk perlawanan terhadap pasar-pasar modern yang dikuasai oleh segelintir orang. Alhamdulillah, sejak tahun 2018 SM Corner sudah berada di 55 tempat di seluruh Indonesia,” tutupnya.(diko/Riz)

Exit mobile version