Mengenal Farah Anafi, Atlet Tapak Suci Penghafal Al-Qur’an

PURBALINGGA, Suara Muhammadiyah – Siswa kelas 8a MTs Muhammadiyah 04 Slinga Purbalingga dan juga PPMTQ Daarussalaam Slinga Purbalingga ini namanya Farah Anafi. Kadang bagi lidah yang tidak dapat mengucapkan huruf “F” terdengar memanggilnya Parah. Terutama bagi santri yang asli Jawa Barat. Panggilan Parah oleh beberapa temannya tidak membuat Farah sedih. Malahan bertambah intensitas tersenyumnya. Farah adalah anak ketiga dari tiga saudara. Anak pertama sudah berkeluarga. Anak kedua masih kuliah di UIN Wali Songo Semarang, jurusan Fakultas Pendidikan jurusan kimia.

Putri dari Bapak Muhammad Handoyo dan Ibu Farida Yanuatika ini anaknya selalu ceria. Tidak pernah terlihat sedih apapun keadaannya. Hal ini yang membuat dia mudah bergaul dan banyak temannya. Bapaknya berasal dari Pemalang dan ibu asli Purbalingga. Bapaknya bekerja disebuah kontraktor.

Alumni MIM Cabang Purbalingga ini memiliki hoby tertawa dan membaca buku. Seringnya membaca novel. Katanya sudah tidak terhitung berapa judul yang sudah dibacanya. Di rumah memiliki koleksi buku KKPK (Kecil Kecil Punya Karya). KKPK merupakan buku yang berisi banyak penulis atau antologi. Katanya banyak koleksi buku di rumahnya.

Masuk PPMTQ Daarussalaam Slinga Purbalingga karena rekomendasi dari Bu Fauzan Anwar Purbalingga. Yang dicari oleh orang tuanya adalah pondok yang mendidik santrinya menjadi penghafal Al Quran. Selain itu juga agar anaknya belajar berorganisasi. Alhamdulillah Farah mendapatkan pesantren yang sesuai dengan harapan orang tuanya. Terbukti selain menghafal Al Quran, Farah juga aktif di organisasi Tapak Suci Mufourga. Farah sudah mampu membaca Al quran sejak masih di MIM. Sehingga tidak mengalami kesulitan mengikuti pendidikan di pesantren tahfidz.

Tertarik menekuni olah raga tapak suci setelah latihan rutin di Mufourga. Saat seleksi oleh pelatih, Farah termasuk yang terpilih. Rajin berlatih dan terus berlatih, sehingga dapat berprestasi.

Pertandingan yang sudah diikuti antara lain, Kejarnas di Tegal mendapat medali perak. Pospeda (pekan olahraga santri tingkat provinsi) di Tegal medali perunggu. Popda Kabupaten Purbalingga medali perunggu. Bupati cup alhamdulillah mendapatkan medali emas. Farah juga menyampaikan sangat berbahagia, sebab melalui Tapak Suci ini mendapatkan pengalaman yang lebih banyak.

Atlet yang juga penghafal Al Quran ini, lahir di Pemalang tanggal 3 Juni 2006. Dia memiliki mimpi menjadi atlet nasional dan hafal al-Qur’an 30 juz. Semoga mimpinya dikabulkan Allah Swt. Aamiin.

Farah berpesan kepada teman-temannya, bahwa perjuangan itu membutuhkan pengorbanan. Berlatih dan terus berlatih. Shalat lima waktu tidak dilupakan. Puasa sunah berusaha selalu istiqomah. Munajat shalat malam harus menjadi rutinitas. Inshaaallah prestasi apapun akan mudah diraih. Kalau kita berprestasi pasti orang tua bahagia. Kalau membahagiakan orang tua, pahala di depan mata.(Aris)

Exit mobile version