Pelantikan Rektor UMM Periode 2020-2024: Membumikan Semboyan “Dari Muhammadiyah untuk Bangsa”

MALANG, Suara Muhammadiyah – Sabtu, 8 Februari 2020 Pimpinan Pusat Muhammadiyah melantik Dr Fauzan M.Pd sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) periode 2020-2024. Acara tersebut dihadiri oleh Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. Muhadjir Effendy M.A.P Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia, dan Prof. Dr. A. Malik Fadjar, M.Sc Ketua Badan Pengurus Harian UMM.

Atas nama PP Muhammadiyah, Haedar Nashir mengucapkan selamat atas dilantiknya Dr. Fauzan, M.Pd untuk melaksanakan amanah sebagai rektor UMM. PP Muhammadiyah meyakini bahwa UMM di bawah kepemimpinan Dr. Fauzan M.Pd mampun menjadi kekuatan penggerak dan pusat keunggulan bagi bangsa.

Salah satu peran mendasar Muhammadiyah yaitu yang berkaitan dengan kemanusiaan, kebangsaan, dan keumatan secara universal. Dalam konteks tersebut Muhammadiyah ingin menghadirkan Islam sebagai agama yang melahirkan perbuatan-perbuatan maslahat untuk kebaikan orang banyak.

“Setiap muslim dalam kesadaran ruang dan waktu harus selalu berbuat yang terbaik serta meninggalkan yang buruk, sehingga hasilnya adalah perbuatan-perbuatan yang membawa kepada kemajuan dan kemaslahatan hidup manusia,” pesannya.

Fauzan dalam sambutannya menyampaikan bahwa UMM dalam perjalanannya mengusung cita-cita dan tekad yang tertuang dalam semboyan “Dari Muhammadiyah untuk Bangsa”. Semboyan tersebut mengandung spirit kemanusiaan yang dalam dan disarikan dari cita-cita besar KH Ahmad Dahlan dalam mendirikan organisasi Muhammadiyah.

Artinya, keberadaan UMM sebagai salah satu Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) dituntut dapat memberikan manfaat bagi umat dan bangsa. Dalam konteks tersebut, UMM sebagai institusi pendidikan telah lama menyadari bahwa perannya tidak hanya mengemban misi akademik namun juga mengemban misi keumatan dan kebangsaan.

Dinamika kehidupan global masa kini dan mendatang akan terus melahirkan tantangan di segala bidang. Hal tersebut merupakan sebuah keniscayaan yang harus dihadapi dan diselesaikan oleh semua orang.

“Oleh sebab itu tidak ada pilihan lain kecuali kita membangun sinergisitas yang berkualitas dan luas dari seluruh lapisan masyarakat tanpa harus membedakan ras, agama, suku, dan golongan. Hanya dengan cara tersebut akan tercipta generasi bangsa yang unggul dan beradab serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,” ujarnya.

Diakhir sambutannya, Rektor asli Kediri tersebut menutup dengan sebuah pantun, “Rumah kaca disapu dengan janur, tak boleh marah jika pakai lidi. Marilah kita maju pantang mundur, tak boleh lelah membangun negeri ini.” (Diko)

Exit mobile version