Pengajian Tarjih ke-79: Mencirikan Apa dan Siapa Dajjal

Tidaklah seorang Nabi dan Rasul diutus kepada suatu kaum kecuali untuk mengingatkan tentang bahaya fitnah Dajjal. Maka sebelum salam (ketika sholat) Rasulullah saw selalu menganjurkan kepada kita untuk membaca doa agar dijauhkan dari empat hal yaitu dari adzab Jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, serta dari keburukan fitnah dajjal.

Pengajian Tarjih Muhammadiyah edisi ke-79 Rabu, 12 Februari 2020 bertemakan “Apa dan Siapa Dajjal”. H Ali Yusuf, SThI, MHum. selaku anggota Divisi Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan bahwa kata dajjal sudah sangat sering kita perdengarkan di setiap kesempatan. Berdasarkan Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud, keluarnya Dajjal merupakan salah satu tanda terjadinya kiamat besar.

Para ulama mengartikan dajjal adalah sebagai penjahat atau orang yang berbuat kedhaliman. “Makna Dajjal secara bahasa ialah seorang pembohong atau pendusta. Jika dimaknai secara harfiah, Dajjal sudah ada dan berada dimana-mana,” ujarnya di Masjid Gedhe Kauman.

Para ulama berbeda pendapat dalam hal memaknai kata dajjal. Ada yang memakani Dajjal dengan makna hakiki dan ada pula yang beranggapan bahwa dajjal hanyalah sekedar simbolik saja. Golongan Khawarij, Jahmiyah dan sebagian Mu’tazilah mereka mengingkari tentang hakikat wujud Dajjal dan karennya mereka menganggap batal perkara dajjal ini.

Sedangkan menurut Madzhab Ahlus Sunnah, Fukaha dan para peneliti bersepakat bahwa dajjal benar adanya secara wujud dan bukan secara simbolik. Bukti keberadaan dajjal banyak dijelaskan oleh Nabi Muhammad saw dalam hadits-hadits shahih hingga mendekati derajat mutawatir atau paling tidak masyhur (Ensiklopedi Ijmak, hal. 83).

“Kata dajjal dalam kitab hadits terdapat 4056 hadits, kata dajjal yang diiringi dengan kata fitnah seperti fitnati dajjal ada 341 hadits, dan kata dajjal yang digandeng dengan kata al-Masih seperti masihi dajjal ada 330 hadits,” ungkapnya, Rabu, 12 Februari 2020.

Adapun ciri-ciri dajjal dalam pengertian makna hakiki yaitu, menurut hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dari Ibnu Umar bahwa mata kanannya buta. Menurut hadits riwayat Muslim dari Nawas bin Sam’an, ciri-ciri dajjal berambut kriting. Sedangkan hadits riwayat Daud menyebutkan dajjal berperawakan pendek, berambut kriting, buta mata sebelah. Dan dari hadits riwayat Bukhari menyebutkan, dajjal berasal dari bangsa Yahudi.

“Sebagai orang yang beriman, kita harus meyakini bahwa dajjal memang benar adanya secara makna hakiki. Sebagai bentuk kewaspadaan terhadap akan datangnya fitnah dajjal yang sangat berbahaya, tidak ada salahnya kita meyakini dajjal secara makna simbolik,” tutupnya.(diko)

Exit mobile version