YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dr Abdul Mu’ti, MEd mengatakan bahwa masih ada masalah dan kekurangan yang tidak bisa dipungkiri dalam Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) khususnya sekolah.
Beredarnya video siswa yang melakukan perundungan (bully) seorang siswi membangkitkan perhatian yang lebih intens lagi. Berkenaan dengan video tersebut yaitu yang terjadi di SMP Muhammadiyah Butuh Purworejo.
“SMP Muhammadiyah berdiri tahun 1989. Pada awalnya jumlah siswanya cukup banyak. Berdirinya sekolah negeri berdampak pada berkurangnya siswa. Tetapi SMP Muhammadiyah Butuh tetap berprestasi dan banyak alumninya berhasil dalam karir profesional,” ujar Sekum PP Muhammadiyah kepada Suara Muhammadiyah, Jum’at (14/2).
Mu’ti juga menerangkan bahwa SMP Muhammadiyah Butuh menerima tiga siswa pindahan tersebut karena dikeluarkan dan ditolak oleh sekolah negeri. Dengan segala keterbatasan dan komitmen melayani masyarakat anak-anak “bermasalah” tersebut diterima dengan harapan dapat dibina dengan baik.
Menurutnya jadi tidak adil kalau hanya karena satu kasus sekolah ditutup. Kalau mau dibuka, kekerasan di sekolah masih banyak terjadi termasuk sekolah negeri. Satu hal yang yang harus diperhatikan ialah, “Apakah pemerintah akan menutup sekolah-sekolah itu?” tegas Mu’ti.
Terakhir, Mu’ti mengajak kepada seluruh elemen masyarakat untuk tetap memperhatikan anak-anak peserta didik. Sebab, hal ini menjadi tugas dan perhatian kita bersama: pemerintah dan masyarakat.(rahel/riz)
Komentar Sekretaris PWM Jateng tentang Perundungan di Purworejo