Mempromosikan Islam Berkemajuan, PCIM Jerman dan Imam Shamsi Ali Safari Benua Biru

Mempromosikan Islam Berkemajuan, PCIM Jerman dan Imam Shamsi Ali Safari Benua Biru

BERLIN, Suara Muhammadiyah – Dalam rangka Milad PCIM Jerman Raya yang ke-13 dan menyambut muktamar Muhammadiyah 2020, PCIM Jerman Raya mempunyai agenda yang cukup besar yaitu mendatangkan Imam Shamsi Ali dari New York, Amerika untuk bersafari di Eropa dan negara Balkan untuk memperkenalkan wajah Islam Indonesia yang damai dan berkemajuan. Safari yang dimulai dari 9-24 Februari 2020 diadakan di 6 negara/10 kota di Eropa, yaitu Jerman (kota Frankfurt, Bonn, Berlin, Hamburg), Belgia (kota Brüssel), Belanda (Utrecht dan Den Haag), Austria (kota Vienna), Slovakia (kota Bratislava) dan Montenegro (kota Beograd).

Muhammadiyah sebagai organisasi yang membawa Islam yang berkemajuan selalu mengedepankan dialog dan diskusi dalam segala hal dan masalah yang mencakup kemaslahatan umum Dialog adalah sangat penting. Shamsi Ali adalah merupakan Imam Besar Masjid Jamaica New York dan President Nusantara Foundation yang memiliki latar belakang pendidikan Muhammadiyah dikenal sebagai salah satu tokoh Islam yang sangat berpengaruh di Amerika. Beliau membawa wajah Islam yang damai dan ramah dari Indonesia di negara paman Sam.

Tema yang diusung dalam Safari ini adalah “an Indonesian Muslim on Peace Tour to Europe”. Atau Muslim warga Indonesia membawa misi perdamaian ke Eropa. Karena tema yang diusung adalah perdamaian dan persatuan antar umat Islam dan beragama, maka PCIM Jerman Raya menggandeng beberapa ormas lain seperti Masyarakat Muslim Indonesia di kota setempat, kelompok masyarakat, kelompok pengajian, kelompok pelajar/ PPI, maupun PCINU Jerman dan program ini didukung penuh oleh perwakilan-perwakilan resmi RI di Eropa.

Berdasarkan tema ini Imam Shamsi Ali ingin menyampaikan beberapa makna penting. Pertama, bahwa Misi dasar Islam adalah peace (Perdamaian). Bertujuan untuk membalik stigma yang dikembangkan selama ini seolah di mana ada Islam di situ akan terjadi konflik. Sehingga Islam dipersepsikan sebagai sumber konflik dan kekerasan.

Kedua, bahwa ketika berbicara tentang Islam yang berkarakter damai dan kemajuan itu, dunia harus menengok ke negara Muslim terbesar dunia saat ini, Indonesia. Di negeri inilah Islam dan nilai-nilai modernitas, demokrasi, inklusifitas, serta penghormatan HAM dan wanita senyawa dan saling bergandengan tangan.

Ketiga, bahwa Islam sebagai agama yang mengedepankan “ta’aawun” atau “partnership” dapat menjadi jembatan bagi terbangunnya kerjasama antara Barat dan dunia Islam. Dalam dunia yang terpolarisasi (terpecah) justeru Islam harus tampil sebagai pemersatu di tengah keragaman manusia.

Keempat, bahwa Safari ini akan membuka mata dunia, khususnya dunia Barat, jika Islam jangan lagi dipersepsikan sebagai agama Timur Tengah saja yang dianggap antitesis dari kemajuan, demokrasi, kebebasan dan penghormatan kepada wanita dan HAM. Tapi justeru Islam adalah agama paling global untuk semua manusia. Dan Indonesia harus tampil sebagai salah satu pusat peradaban Islam dunia itu.

Kelima, bahwa Safari ini juga hendaknya membangun kesadaran umat Islam di Indonesia akan tanggung jawab dakwah global. Sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar dunia, Indonesia harusnya sadar dan berada di garda terdepan untuk menampilkan Islam yang “wasathan” (moderat dan berkemajuan).

Keenam, bahwa Safari ini juga membawa pesan kepada Eropa bahwa Islam harusnya tidak dicurigai, apalagi dilihat sebagai ancaman dan musuh. Islam justeru selalu hadir di mana saja sebagai kontribusi dan “healing” (obat) untuk berbagai penyakit sosial masyarakat (social ills), termasuk penyakit rasisme yang saat ini meninggi di dunia Barat.

Ketujuh, bahwa Safari ini juga mengingatkan pemerintah Indonesia untuk mengambil Islam sebagai bagian terpenting dari diplomasi publiknya (Public Diplomacy). Agar dalam mengkampanyekan wajah Indonesia, Islam tetap harus menjadi salah satu karakter terpenting bangsa dan negara ini. Kita harus bangga dan mampu mengkampanyekan jika Islam dan Indonesia adalah dia entitas yang menyatu dan senyawa. Bersatunya komitmen keagamaan dan kebangsaan menjadikan Indonesia kuat dan unik di antara negara-negara dunia.

Semoga kunjungan Imam Shamsi Ali bisa membawa manfaat dan berkah untuk Eropa dan dunia secara umum. Sekaligus semakin mengenalkan salah satu kekuatan dan keindahan bangsa dan negara Indonesia tercinta sebagai negara Muslim terbesar dunia.

Menurut Imam Shamsi Ali apa yang disampaikan di atas adalah mimpi besar. Tapi Imam Shamsi yakin tiada sesuatu yang besar tanpa dimulai dari mimpi besar. Dan tanpa langkah kecil pertama tak akan ada langkah-langkah besar selanjutnya.

Semoga Safari Dakwah PCIM Jerman Imam Shamsi Ali di Eropa dapat menambah cerahnya sang Surya di daratan Eropa. Aamiin. (DN/Riz)

Exit mobile version