Napak Tilas Sejarah Muhammadiyah di Agam dan Padang

PADANG, Suara Muhammadiyah – Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dadang Kahmad dan rombongan melakukan kunjungan sekaligus napak tilas sejarah Muhammadiyah di Sumbar pada 13-15 Februari 2020.

Wakil Ketua MPI PWM Sumbar, Rahmat Ilahi mengatakan Napak tilas sejarah Muhammadiyah dimulai dengan kunjungan di kampus tertua Muhammadiyah dengan rektor termuda se-Indonesia Dr. Riki Saputra. “Siangnya sesudah Shalat Jumat, Penjelasan Fokus Dakwah terkini di Panti Asuhan Aisyiah Lubuk Basung,” ujarnya.

Jumat sorenya rombongan berada di Museum Hamka Maninjau dan meninjau rumah Dr. H Abdul Karim Amrullah. Melanjutkan observasi dan mencari yang harus dikumpulkan, mengumpulkan artifak untuk Museum Muhammadiyah dari Ranah Minang.

Kemudian Meninjau komplek Kauman Padang Panjang yang telah diperkaya dengan Masjid, Pertokoan dan Hotel. Bertemu silaturrahim dengan PDM, PDA, PCM di komplek tersebut.

“Besoknya Sabtu 15/2 di UMSB dibuka resmi 3 kegiatan, kemudian pisah 3 ruangan dalam bentuk workshop: 1 Kegiatan MPI Nara Sumbar Tim MPI Pusat 8 orang, peserta 30 orang dan dua work shop Dikdasmen didampingi narasumber wilayah dan peserta masing-masing 40 orang,” ujarnya

Ahad, (16/2) Ketua PP Muhammadiyah Prof Dadang Kahmad membuka secara resmi tiga agenda yakni workshop jurnalistik, dokumentasi dan kearsipan; Al Islam, Kemuhammmadiyah dan Bahasa Arab serta workshop keabsahan yuridis AUM.

Semua kegiatan itu diikuti Ketua PP Prof Dadang, Ketua PWM Dr. Shofwan dan Rektor UMSB Dr. Riki serta Sekretaris PWM Drs Nurman bersama peserta dari PDM, PCM dan Universitas dengan 6 orang dari MPI Pusat. Workshop tadi dipandu dan menjadi Nara sumber dari Tim PWM yang sudah ikut agenda sebelumnya di Yogyakarta dan Medan oleh PPM.

Ketua PP Muhammadiyah, prof Dadang Kahmad mengatakan kedatangan kita untuk melakukan jihad literasi dan melihat langsung negeri besarnya Muhammadiyah.

“Melihat ke belakang adalah melihat ke perjalanan masa lalu, perjalanan masa lalu lalu kita dapatkan dari kearsipan. Siapa yang bisa menyusun arsip dengan baik, akan dengan mudah ia membuat laporan atau bukti perencanaan berdasarkan data-data atau bukti-bukti yang telah lalu,” ujarnya. (RI/Riz)

Exit mobile version