Dengan Semangat Kader, Balai ‘Aisyiyah Banyumas Bertambah Megah

Dengan Semangat Kader, Balai 'Aisyiyah Banyumas Bertambah Megah

Dok PPA/SM

BANYUMAS, Suara Muhammadiyah – Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah hadiri peresmian Balai ‘Aisyiyah Kabupaten Banyumas. Gedung yang berlokasi di Jl. Masjid Purwokerto ini merupakan renovasi dari bangunan lama kantor Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Banyumas.

Disampaikan oleh Ida Munawarh selaku Ketua Panitia Pembangunan Renovasi Balai ‘Aisyiyah bahwa menjadi ketua pembangunan Balai ‘Aisyiyah ini sangat ringan dan tidak melelahkan karena seluruh pengurus dan warga persyarikatan saling membantu dalam proses pembangunannya. “‘Aisyiyah tidak punya dana besar tetapi mempunyai anggota yang berhati emas yang suka menyalurkan jiwa raga harta benda untuk ‘Aisyiyah dan untuk Indonesia,” katanya, Ahad (16/2).

Dalam sambutannya, Ketua Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Banyumas, Zakiyah menyampaikan rasa syukurnya atas telah selesainya renovasi gedung Balai ‘Aisyiyah ini serta mengucapkan terimakasih kepada para donatur termasuk Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang turut membantu.

Zakiyah menyampaikan bahwa PDA Banyumas memiliki 28 cabang yang seluruhnya aktif dan merupakan jumlah cabang terbanyak bersama Klaten di wilayah Jawa Tengah. Menurut Zakiyah saat ini PDA Banyumas sedang dalam proses untuk menuliskan sejarah awal berdirinya ‘Aisyiyah di Banyumas hingga saat ini. “Penulisan sejarah ‘Aisyiyah di Kabupaten Banyumas ini nantinya dapat menjadi warisan tersendiri bagi anak cucu kita hingga dapat mengetahui seperti apa gerakan ‘Aisyiyah di masa lalu dan juga tahu apa yang harus diperbuat ke depan untuk dapat semakin memajukan ‘Aisyiyah.”

“Kami masih punya mimpi besar menjadikan ‘Aisyiyah di Banyumas menjadi organisasi yang mampu mencerahkan dan menggerakan masyarakat, menjadikan Banyumas semakin sehat dan makin sejahtera,” ujar Zakiyah di akhir sambutannya.

Siti Noordjannah Djohantini saat menyampaikan tausyiahnya menyampaikan apresiasinya karena seluruh warga ‘Aisyiyah Muhammadiyah, baik pimpinan maupun simpatisan memiliki keikhlasan yang tinggi dan turut urun dalam pembangunan gedung Balai ‘Aisyiyah ini. “Sebagai warga Muhammadiyah ‘Aisyiyah itu tidak bagus jika merasa tidak punya apa-apa, yang terpenting adalah semangat kita,  karena bagi yang tidak mampu secara materi maka kewajibannya adalah membantu dengan semangat yang kuat,” tegas Noordjannah.

Ia menyampaikan bahwa seluruh warga persyarikatan untuk dapat terus melanjutkan perjuangan KH Ahmad Dahlan yang pada waktu itu bahkan sudah mendirikan rumah yatim, rumah miskin, dan klinik serta bersama para sahabat sudah mendiskusikan untuk mendirikan universitas. “Perjuangan itu terus berlanjut sampai sekarang, kita harus melanjutkan jihad yang sudah di mulai 107 tahun lalu dan jihad yang tidak akan ada batas putusnya selagi Muhammadiyah ‘Aisyiyah ini mendapat kepercayaan masyarakat.”

Noordjannah melanjutkan bahwa ‘Aisyiyah harus terus meneguhkan meluaskan semangat perempuan berkemajuan yang mencerahkan keadaban bangsa. “‘Aisyiyah, adalah gerakan kebangsaan karena itu kalau bangsa Indonesia sedang sakit sedang sedih sedang ada banyak persoalan maka ‘Aisyiyah Muhammadiyah harus hadir untuk mengisi dan menjadikan bangsa ini menjadi lebih kuat.” Semua kerja dakwah yang ‘Aisyiyah lakukan menurut Noordjannah adalah juga untuk mendorong perempuan Indonesia yang maju, bukan perempuan yang mundur.”

Ia mencontohkan sebagaimana dorongan Kyai kepada para murid perempuannya untuk dapat berkontribusi kepada masyarakat karena Kyai menyampaikan jangan sampai asik di dapur tetapi lupa melihat warga masyarakat yang butuh pertolongan. “KH Dahlan adalah tokoh yang hadir melampaui jamannya dan semangat Muhammadiyah itu semangat berdakwah untuk kepentingan semua untuk menebar rahmatan lil alamiin, untuk senantiasa mengajak beriman dan beramal saleh kepada siapa saja baik laki-laki maupun perempuan,” ungkap Noordjannah.

Ia berharap kemegahan gedung ‘Aisyiyah ini dapat menambah semangat untuk melakukan berbagai diskusi yang mampu memperkuat gerakan ‘Aiysiyah. “Hal yang menambah megah itu adalah semangat kita yang muncul dari rapat diskusi bagaimana membincangkan gerakan ‘Aisyiyah di kantor ini sehingga kantor ini dapat menjadi representasi gerak dan dinamika ‘Aisyiyah Kabupaten Banyumas yang sudah hadir sejak tahun 1920.”

Acara kemudian dilakukan dengan pemotongan pita yang menandai diresmikannya Balai ‘Aisyiyah. Pemotongan pita dilakukan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah beserta jajaran Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah dan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Banyumas beserta perwakilan dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto. (Suri/Riz)

 

Exit mobile version