YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Kegiatan Pramuka di luar sekolah dengan kegiatan susur sungai di Lembah Sempor berujung duka yang mendalam. Kejadian tersebut menimpa siswa kelas 7 dan 8 SMPN 1 Turi Sleman, Jum’at (21/2).
Kepala Pelaksana BPBD DIY Biwara Yuswantana dalam keterangan tertulisnya, mengungkapkan pada saat susur sungai sedang berlangsung, aliran air dari hulu tiba-tiba datang dan menghanyutkan siswa. Diperkirakan bahwa kemunculan aliran air itu akibat adanya hujan di hulu Sungai Sempor.
Wahyu Effendy, Ketua SAR DIY menjelaskan pada saat kegiatan dimulai belum ada turun hujan. “Kondisi cuaca masih bagus, sedang kegiatan dimulai sejak pukul 15.00 WIB. Kejadian berawal dari tanda-tanda awan yang gelap dan turunnya hujan dan tiba-tiba air sungai sudah meluap.”
Muhammadiyah Disaster Management Centre (MDMC) Klaten telah mengirimkan 14 personil dilengkapi dengan seluruh perlengkapan dan ambulans untuk membantu operasi pencarian siswa susur sungai di Turi, Sleman, Jumat (21/2) pukul 21.00 WIB.
Menurut Bupati Sleman, kejadian ini menjadi bahan evaluasi bagi pihaknya agar tidak terjadi hal yang serupa. “Ini sebagai pelajaran yang sangat mahal bagi kita Kabupaten Sleman dan bagi masyarakat dimana pun berada. Mudah-mudahan jangan sampai terulang lagi,” ujarnya.
Seluruh siswa yang berjumlah 257 siswa, dari update data terkini korban terlah terkonfirmasi yang selamat 216 siswa, dalam keadaan luka luka 23 siswa, meninggal dunia tujuh siswa, dan belum ditemukan tiga siswa,” ujar Kapusdatinkom BNPB, Agus Wibowo, melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (22/2).
Sebagaimana diterangkan oleh Humas Pemda DIY, Sri Sultan Hamengkubowono X turut berduka cita atas meninggalnya anak-anak dari SMPN 1 Turi di Kabupaten Sleman atas musibah pada waktu punya aktivitas menyusuri sungai..
Gubernur DIY berharap agar tidak melaksanakan kegiatan di luar sekolah ketika musim hujan, terlebih ketika sudah ada peringatan. (rahel/riz)