BANTUL, Suara Muhammadiyah – Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mengembangkan seni budaya kepada civitas akademika karena dapat mendukung perkembangan otak kanan. Sebagaimana telah diketahui bahwa otak kanan berkaitan dengan kreativitas dan dapat mengembangkan soft skill.
Hal tersebut disampaikan oleh Rektor UMY Gunawan Budiyanto dalam pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO) Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Gedung AR Fachruddin UMY, Jum’at (21/2). Turut hadir Ketua LSBO PP Muhammadiyah Sukriyanto AR dan perwakilan LSBO PWM se-Indonesia.
“Soft skill tidak dapat dipelajari di kurikulum tetapi dilatihkan. Saya kira ini menjadi penting bagaimana mencetak kader yang memiliki soft skill yang baik,” tutur Gunawan.
Gunawan mencontohkan UMY memiliki Karawitan dan Sendratari yang ditekuni oleh para mahasiswanya. Termasuk mengajarkan seni melalui orkestra dalam UMY Philharmonic yang telah memiliki berbagai prestasi membanggakan.
Menurutnya seni mengasah budi pekerti yang merupakan paduan akal dan perasaan untuk menimbang baik dan buruk. Bagi Muhammadiyah sepanjang seni budaya digunakan untuk dakwah Islam maka diperbolehkan. Serta seni yang tidak bertentangan dengan norma dan agama.
Gunawan mengingatkan apa yang dikatan oleh Azyumardi Azra agar Muhammadiyah dapat terus berkembang sesuai dengan zamannya karena Muhammadiyah adalah sistem. “Kalau sistem tidak mengantisipasi segala perubahan, sesuai dengan perkembangan masyarakat yang berkembang cepat, jika tidak diantisipasi maka akan ditinggalkan,” ungkap putra Djarnawi Hadikusumo tersebut.
Oleh karena itu, lanjut Gunawan, Muhammadiyah harus menjalankan dakwah dalam konteks kekinian termasuk melalui seni budaya. Menurutnya purwa rupa dakwah juga mengasah otak kanan.
Ketua LSBO PP Muhammadiyah Sukriyanto AR menyampaikan bahwa Rakornas kali ini digelar dalam rangka menyusun laporan pelaksanaan program pengembangan seni budaya dalam masyarakat selama 2015-2020. Termasuk berbagai hal yang akan menjadi masukkan kepada Muktamar Muhamamdiyah ke-48 pada Juli mendatang.
Sukriyanto AR berharap LSBO dapat berubah kembali menjadi majelis agar dakwah kebudayaan dapat merata ke berbagai pelosok. Karena berdasarkan sejarah dalam penyebaran Islam banyak menggunakan nilai-nilai kebudayaan sebagai sarana dakwah. “Sehingga gerakan membudayakan nilai-nilai ajaran Islam bisa lebih banyak,” tuturnya.
Rakornas LSBO di Yogyakarta berlangsung pada 21-23 Februari 2020. Rakornas juga menyusun kerjasama antar LSBO dengan lembaga, Majelis dan Ortom dalam rangka mengharmonisasikan seni budaya dan olahraga di lingkungan Muhammadiyah. Serta menyemarakkan dakwah lewat budaya seperti lagu termasuk lagu anak-anak, konser, kethoprak, pameran dan sebagainya.(Riz)