Jerman Larang Pemakaian Hijab bagi Peserta Magang di Pengadilan

Jerman Larang Pemakaian Hijab bagi Peserta Magang di Pengadilan

Dok Press From

BERLIN, Suara Muhammadiyah – Pengadilan tertinggi Jerman pada hari Kamis (27/02) telah menetapkan pelarangan jilbab bagi peserta magang pengacara yang Muslim di pengadilan, dilaporkan Al Jazeera. Hal ini dilakukan atas dasar alasan mempertahankan netralitas agama dalam pengadilan.

Putusan Mahkamah Konstitusi Federal ini terbit setelah  seorang peserta magang hukum kelahiran Frankfurt berdarah Jerman-Maroko mengajukan keberatan dan menolak terhadap peraturan negara bagian Hesse, Jerman.

Berdasarkan keputusan, peserta yang memilih tetap mengenakan jilbabnya tidak diizinkan untuk menjalankan tugasnya di posisi yang membiarkan mereka terlihat bertindak sebagai perwakilan dari pengadilan atau perwakilan negara bagian.

Hal ini berarti, misalnya, bahwa peserta magang yang mengenakan jilbab tidak diperbolehkan untuk duduk di jejeran kursi hakim ketika mereka mengamati proses sebuah persidangan seperti peserta magang lainnya, melainkan mereka hanya diperbolehkan untuk duduk pada jejeran kursi di antara pengamat pengadilan.

Selain itu juga, mereka tidak dapat memimpin sesi pengadilan apa pun, atau mengambil bukti dari saksi dalam proses persidangan.

Putusan ini kemudian diyakini akan berdampak pada debat yang lebih luas terkait masalah anti-Muslim di Jerman yang bahkan diketahui Jerman ialah negara dengan jumlah 4,5 juta Muslim. Perdebatan akan kian meluas mengingat aturan tentang penggunaan jilbab ini berbeda di antara 16 negara bagian.

Namun, secara hukum nasional, Jerman telah melarang semua pegawai sipil untuk menutupi wajah merekam termasuk dengan niqab dan burka, kecuali untuk alasan kesehatan dan keselamatan seperti contohnya pemadam kebakaran yang mengenakan alat bantu pernapasan. Selian dari itu, tidak ada larangan nasional terhadap pegawai negeri sipil yang mengenakan jilbab.

Pengadilan buruh Berlin pada tahun 2018 melarang seorang guru yang mengenakan jilbab dari mengajar di sekolah dasar, tetapi ia malah masih dapat terus mengajar siswa-siswa kejuruan yang lebih tua di sebuah sekolah menengah negeri di ibukota Jerman. (ran)

Exit mobile version