KAIRO, Suara Muhammadiyah – Lewat pukul setengah dua malam waktu Kairo, Ahad, 1 Maret 2020, musyawarah cabang istimewa (Muscabis) PCIM Kairo resmi ditutup. Musyawarah tertinggi PCIM itu sejatinya merupakan puncak dari rentetan acara yang dimulai dengan agenda olahraga dan perlombaan bertajuk Muhammadiyah Day seminggu sebelumnya. Acara dwi tahunan tersebut bertujuan selain untuk memilih ketua umum PCIM dan PCIA yang baru juga untuk mengevaluasi kinerja pengurus sebelumnya.
Sejak pukul sepuluh pagi, Sabtu, 29 Februari 2020, warga Muhammadiyah Mesir sudah berkumpul untuk melaksanakan salah satu tanggung jawab organisasi persyarikatan. Acara yang bertempat di Markaz Dakwah Muhammadiyah Mesir itu dihadiri kurang lebih 115 orang.
Zaky Al-Rasyid, Lc, Dipl selaku Ketua Umum Demisioner PCIM Mesir berharap pengurus baru bisa meneruskan hal-hal baik yang diwariskan, juga memperbaiki hal-hal yang dianggap kurang.
“Terutama menghidupkan kembali MoU antara Muhammadiyah dan al-Azhar Mesir. Bagaimanapun, PCIM ini salah satu cabang di timur tengah, sudah seharusnya menjadi pusat keunggulan Muhammadiyah, apalagi dengan adanya Markaz Dakwah dan segala fasilitasnya.” Lanjut pria kelahiran 26 tahun lalu itu. Zaky Al-Rasyid yang dipilih sebagai Ketua Umum PCIM Mesir dua tahun lalu, yang mana merupakan periode kepengurusan PCIM pertama yang menempati MD (Markaz Dakwah) dan inisiator berdirinya Lazismu Mesir, Ahmad Azhar Basyir Institute dan Bibliotek MD.
Di lain kesempatan, Aji Wahyu selaku ketua panitia Muscab ke delapan ini mengakui kekurangan-kekurangan dalam kerja sama tim, terlebih masalah komunikasi di awal. “Namun, selebihnya Muscab sebagai pembelajaran kepada kita bahwa ajang diskusi dalam laporan pertanggungjawaban hari ini atas dasar wa tawashou bil-haq wa tawashou bis shabr, bukan atas dasar ana khairun minhu.” Lebih lanjut ia berharap bahwa Musyawarah Cabang Istimewa yang ia pimpin akan menjadi peristiwa sejarah di masa depan, dan itu tak lekang dari nilai yang terkandung di dalamnya.
Senada dengan itu, ketua umum PCI Aisyiah Mesir 2018-2020, Ulya Kamalah, Lc. membagi kesannya selama dua tahun belakangan, ”Merupakan fase pemebelajaran yang luar biasa yang tidak didapat di bangku sekolah formal.”
Mahasiswi asal Madura itu menambahkan bahwa ia tidak lagi melihat dunia dari satu perspektif, juga ia menjadi bisa mengoptimalkan panca indera untuk memahami orang lain dan interaksi sosial.
Setelah lebih dari dua belas jam berada dalam ruang diskusi, PCIM dan PCIA Mesir pun memiliki nakhoda baru untuk dua tahun kedepan. Adalah Umair Fahmiddin, Lc Dipl Mahasiswa S2 Tafsir, Al-Azhar University yang terpilih sebagai ketua umum PCIM Mesir. Sedang PCIA dipimpin oleh Amasytasya Diyaz Pratiwi. Keduanya merupakan lulusan Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta dan Madrasah Muallimat Muhammadiyah Yogyakarta, memberikan kata sambutan sebagai bagian dari acara penutup.(Riz)