Dampak Corona di Negeri Gingseng, Ketua PCIM Korea: Kedubes Rangkul Komunitas Muslim

Dampak Corona di Negeri Gingseng, Ketua PCIM Korea: Kedubes Rangkul Komunitas Muslim

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Virus Corona sejak menjadi epidemi di Wuhan, China, penyebarannya dinilai massif ke berbagai negara dan telah menginfeksi ratusan ribu orang. Negara yang paling terkena dampak setelah China salah satunya adalah Korea Selatan.

Berdasarkan informasi dari Ketua PCIM Korea, Teguh Dwi Saputro yang bertempat tinggal di Siheung-si, provinsi Gyeonggi, Korea Selatan, menjelaskan kepada Suara Muhammadiyah pada Jumat (6/3) bahwa kondisi warga Korea Selatan hingga kini masih normal dan melakukan aktivitas seperti biasanya. Hanya saja untuk kegiatan diluar sedikit dikurangi. Menurutnya di Siheung-si sendiri sebelum terjadinya virus corona sehari-hari memang tampak sepi.

Teguh mengungkapkan Kondisi WNI di Korea Selatan yang berjumlah kurang lebih 70.000 orang dan khususnya warga Muhammadiyah sendiri sampai saat ini masih baik – baik saja dan belum ada yang tertular virus corona. Hal ini bisa dilihat dari kegiatan sehari hari WNI Muslim disana yang melakukan wudhu setiap watu shalat otomatis membersihkan tangan seperti yang dianjurkan oleh pemerintah Korea Selatan.

Sebelum Virus Corona merebak, pemerintah Korea Selatan sendiri sudah melakukan sosialisasi dengan membagikan masker. Kedubes dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) pun juga melakukan hal yang sama yaitu dengan melakukan sosialisasi ke masjid – masjid dengan merangkul komunitas Muslim yang ada di Korea Selatan supaya bisa mengkomunikasikannya dengan masyarakat WNI yang ada di Korea Selatan agar tidak tertular Virus Corona.

Karena, masih kata Teguh, jika kedubes dan KJRI tidak merangkul komunitas Muslim, personil mereka kurang untuk melakukan sosialisasi disana. Oleh sebab itu, Kedubes dan KJRI meminta bantuan dengan merangkul komunitas Muslim yang ada disana. “Yang dibutuhkan WNI yang ada di korea adalah masker. Karena WNI di Korea masih sangat kekurangan masker,” pungkasnya. (AJA)

Exit mobile version