CIREBON, Suara Muhammadiyah – Di awal sambutannya, Muhadjir Effendy mengatakan, “Sebagai Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan saya diamanahi bapak Presiden untuk mengkoordinir beberapa kementerian, diantaranya Kementerian Agama, Kementerian Pendidikan, Kementerian Sosial, Kementerian Pembangunan Desa, Kementerian Pemberdayaan Perempuan, Kementerian Olahraga, dan Kementerian Kesehatan. Jadi ada enam Kementerian dibawah Menko Pembangunan Manusia. Belum lagi ditambah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), BPJS, BPPOM dan masih ada beberapa lagi”.
Ada tiga tugas utama Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan yaitu pengembangan manusia, pemerataan, dan memajukan kebudayaan. Membangun manusia dimulai dari seribu hari pertama sejak ia terlahir ke dunia. Sembilan bulan dalam kandungan ibu, dua tahun dalam susuan, dan itu merupakan perintah al-Qur’an.
Dalam QS. al-Lukman, melalui seseorang yang bernama Lukman Allah swt mewasiatkan untuk memuliakan serta menghormati orang tua khususnya ibu. Peranan ibu sangatlah penting jika dibandingkan dengan peran seorang bapak. “Seorang ibu dengan susah payah mengandung sang anak selama sembilan bulan, kemudian menyusui selama dua tahun, dan ia juga harus memastikan sang anak menjadi bibit unggul yang dikemudian hari mampu menjadi bagian dari generasi penerus perjuangan umat dan bangsa,” ujar Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada acara Seminar Pra-Muktamar Muhammadiyah ke-48 di Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC), Sabtu, 7 Maret 2020.
Sebelum melahirkan generasi baru, terlebih dahulu harus berjodoh sebelum masuk pada tahap membangun keluarga yang unggul. Keluarga ialah kunci utama yang harus ditangani dengan serius. Karena keluarga itu adalah unit terkecil dari negara. “Jika warganya bugus maka secara otomatis negaranya juga bagus,” ungkapnya di Aula Masjid Raya UMC.
Membangun keluarga juga memiliki arti menjaga orang yang kita cintai dari api neraka. Hal tersebut sejalan dengan sabda Rasulullah saw, “Jauhkan dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka”. Menurutnya, neraka dunia adalah kemiskinan dan kebodohan. Maka setiap orang harus berupaya untuk memerangi kemiskinan dan kebodohan, agar ia dapat keluar dari neraka atau kesengsaraan hidup di dunia. Kemiskinan dan kesengsaraan akan mendekatkan seseorang kepada kekufuran.
Tugas pemerintah dan masyarakat ialah untuk memerangi kemiskinan dan keterbelakangan. Orang yang terpuruk di dalam jurang kemiskinan ia tidak akan pernah bisa keluar dari lingkaran kemiskinan. Kemiskinan terbagi menjadi tiga jenis. Pertama, kemiskinan struktural. Kemiskinan ini disebabkan karena kebijakan pemerintah yang tidak memihak kepada orang miskin atau rakyat kecil.
Kedua, kemiskinan sparsial yaitu kemiskinan yang disebabkan karena yang bersangkutan berada di daerah, tempat atau lingkungan yang tidak memiliki sumber ekonomi. Dan ketiga, kemiskinan kultural, yaitu kemiskinan yang terjadi akibat budaya turun-temurun. “Muhammadiyah adalah gerakan yang menebarkan rahmatan lil alamin bagi semua orang. Mari kita potong rantai kemiskinan dengan membangun keluarga yang unggul,” tutupnya.(diko)