Letaknya persis di perbatasan Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Pekalongan (Kajen). Namun, jarak menuju kedua pusat kabupaten tersebut amatlah jauh. Butuh dua sampai tiga jam dari Kalibening (Banjarnegara), baik ke Kajen (Pekalongan) maupun ke pusat Kota Banjarnegara. Untuk pelayanan kesehatan, masyarakat biasanya mengakses layanan umum terdekat, seperti puskesmas atau jasa medis lainnya. Namun ketika fasilitas ini tidak memadai, mencari rumah sakit adalah solusinya. Tapi itu tidaklah mudah karena jauhnya perjalanan yang ditempuh.
Dan, terang Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kalibening, Pono, dalam kondisi darurat, warga sekitarnya harus dirujuk ke rumah sakit di pusat kota itu. “Tentu itu sangat berisiko karena jarak cukup jauh,” ujarnya. Karenanya, atas dasar kemanusiaan PCM Kalibening mendirikan Balai Pengobatan PKU Muhammadiyah Kalibening.
Bermodalkan swadaya masyarakat dan infak serta sedekah warga persyarikatan, PKU Muhammadiyah Kalibening akhirnya bisa berdiri setelah menelan dana Rp. 1,5 milyar. “Berdirinya PKU murni hasil swadaya masyarakat,” ungkap Pono.
Memang, Agus Sulistianto, Ketua MPKU (Majelis Pembina Kesehatan Umum) Cabang Kalibening, menjelaskan, dua tahun setelah didirikan hingga memiliki tiga gedung sebagaimana hari ini, PKU ini berjalan sebagai klinik pratama, belum melayani rawat inap. “Tapi antusiasme masyarakat begitu besar dan banyak yang menunggu kapan layanan rawat inap akan dimulai,” terangnya.
Memang, layanan kesehatan yang lengkap sangat dibutuhkan masyarakat setempat. Dalam sehari saja, PKU milik PCM Kalibening ini bisa melayani 40 hingga 50 pasien.
Di luar itu, Agus melanjutkan, sejak berdiri sampai hari ini, PKU tidak pernah absen memberikan pengobatan gratis saat pengajian Ahad Pon (pengajian rutin PCM). “Karena kami memang ingin PKU ini dari masyarakat dan untuk masyarakat,” katanya.
Terkait pengajian Ahad Pon, Pono menginformasikan bahwa jamaah yang hadir minimal 3000 orang dan adakalanya bisa mencapai 5000 orang. Semuanya itu terdiri dari warga dan simpatisan Muhammadiyah yang ada di 17 Ranting setempat, yaitu Ranting Sawalan, Sidakangen, Mojotengah, Karanganyar, Bedana, Gunungsari, Gomblok, Kanoman, Kalisatsikumpul, Banurejo, Kalibeninggunung, Kalibening 01, Kalibening 02, Kalibening 03, Kalibening 04, Semingkir, dan Kalibumbong. “Setiap pengajian kami bisa mengumpulkan infak tiga sampai lima juta,” paparnya.
Adapun di bidang ekonomi PCM ini memilik KJKS BTM Kalibening dengan nasabah mencapai lebih dari 4000 orang. Sudah tiga kantor cabang yang berdiri. PCM ini juga memiliki 10 rumah toko (ruko) yang disewakan (prioritas) warga dan kader persyarikatan. Sementara itu, di sektor perkebunan, alam pegunungan menyediakan kesempatan ekonomi lainnya. PCM bekerjasama dengan perusahaan teh dari Batang, Jawa Tengah, untuk penanaman teh. “Karena banyak warga kami yang memiliki kebun teh, maka kami jalin kerjasama ini untuk memudahkan mereka, khususnya untuk memperoleh bibit teh unggulan serta perawatannya,” tutur Pono, Ketua PCM Kalibening. (gsh)
Artikel ini pernah dimuat di Majalah SM Edisi 11 Tahun 2018 dengan judul Semarak Membangun Amal Usaha