JAKARTA, Suara Muhammadiyah – “Jangan karena ada virus corona ini menjadikan kita melakukan sikap-sikap yang tidak cerdas,” ungkap Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Agus Taufiqurrahman pada Pengajian Rutin Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Jum’at (13/3).
Tema yang diangkat pada pengajian mala mini terkait perkembangan dan krisis secara global, yaitu “Virus Corona: Masalah dan Penangananya”. Dokter Agus menjelaskan bahwa virus corona sudah ditemukan sejak tahun 1960. Di Saudi Arabia pernah muncul virus corona pada 2012-2013. Maka dari itu, sekarang ini telah beredar corona dengan jenis baru yang kita kenal covid-19. Jenis virusnya ini memiliki kemampuan untuk berubah.
“Tidak bisa mencegah dengan tulisan Corona di larang masuk. Namun, membangun proteksi secara person dengan menjaga imun tubuh yang kuat,” imbuh Agus.
Apakah ambulan yang digunakan pasien yang positif covid-19 tidak bisa digunakan oleh pasien lain karena menular secara kontak fisik? Hal ini penting diedukasi bagi seluruh masyarakat agar kita tidak terjebak dan ikut-ikutan bingung.
Agus juga menjelaskan teori infeksi secara sederhana terbagi menjadi dua, yaitu: Pertama, sejauh mana tingkat virus itu melakukan penetrasi infeksi. Kedua, sejauh mana dia terpapar. Jika ketemu virus hebat dan sering terpapar itu akan meningkatkan potensi terkena infeksi. Maka yang harus dibagi adalah tingkat kekebaan tubuhnya.
Rumus sederhananya bisa kita pahami, apabila virusnya kuat, sering terpapar dan kekebalan tubuh rendah, maka tubuh manusia rentan terkena infeksi virus. Sebaliknya, jika, virusnya lemah, jaranng terpapar dan kekebalan tubuh tinggi, maka kekebalan tubuh manusia bagus maka tidak mudah terkena infeksi virus.
Problemnya adalah kita tidak tahu daerah mana yang terpapar, maka kita harus membangun sistem kekebalan tubuh yang baik. Islam sudah mengajarkan kita dalam pencegahannya, makan selalu makan yang positif, menjaga emosi yang stabil karena marah dapat menurunkan imun tubuh kita.
Marilah kita tunjukkan bahwa Islam yang memberi solusi, Islam yang menebarkan manfaat dan Islam rahmatan lil ‘aalamiin. Kita belajar dari negara-negara lain. Kita yakini, Indonesia banyak orang yang baik dan senantiasa berbuat baik untuk sesamanya.(rahel)