Sikap Terbaik Menghadapi Corona

Sikap Terbaik Menghadapi Corona

Khutbah Oleh: Setyadi Rahman

اَلْحَـمْدُ لِلَّهِ  الَّذِيْ نَحْمَدُهُ وَنَسْـتَعِيْنُهُ وَنَسْـتَغْفِـرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِـنَا وَمِنْ سَيِّـئَـاتِ أَعْمَالِنَـا، مَنْ يَـهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُـضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَه ُ لاَ شَـرِيْكَ لَهُ، وأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ             وَرَسُوْلُهُ، لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ،  نَبِـيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَي آلِهِ       وَصَحَبِهِ  وَمَنْ وَالاَهُ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْ بِنَفْسِيْ وَإِيَّـاكُمْ  بِتَقْوَى اللهِ حَقَّ تَـقْـوَاهُ، لَعَـلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ.

Jamaah sidang Jum’at yang dimulyakan Allah,

Saat ini masyarakat dunia dibuat panik dan kalang kabut oleh makhluk super kecil ciptaan Allah yang bernama virus Corona atau Covid-19 (Coronavirus Disease-19).  Menurut laporan WHO (Badan Kesehatan Dunia PBB), tertanggal 2 Maret 2020, virus mematikan tersebut telah menginfeksi lebih dari 88.000 orang dan menewaskan lebih dari 3.012 orang, sedang menurut kabar terbaru telah mencapai 4.585 orang.

Menurut berita terakhir, Covid-19 terdeteksi telah menyebar di 105 negara, termasuk Indonesia.  Ia tidak pandang bulu dalam menyerang korbannya di seluruh dunia, baik rakyat biasa, maupun  para pejabat pemerintah, kaum selebritis, dan juga para atlet olah raga.

Zumratal mukminin a’azzakumullah,

Adalah satu keniscayaan bahwa  pandemi Covid-19  merupakan bentuk ujian/cobaan buruk  dari  Allah kepada  umat manusia.

Menurut konsepsi al-Qur’an, tidak satu pun manusia sepanjang hidupnya yang terbebas dari ujian/cobaan Allah.  Hanya kematian sajalah yang membebaskan mereka dari ujian/cobaan Allah, sebagaimana firman-Nya:

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ، وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً، وَاِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ. (الأنبياء: 35)

Artinya: “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai ujian/cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan.”  (QS. al-Anbiyaa’ [21]: 35)

وَبَلَوْنَاهُمْ بِالْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ. (الأعراف: 168)

Artinya: “ … Dan Kami berikan ujian/cobaan kepada mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran)..” (QS. al-A’raaf [7]: 168)

Adapun tujuan dari adanya ujian/cobaan adalah, pertama agar manusia kembali kepada kebenaran yang berasal dari Allah SwT yang disampaikan para nabi/rasul-Nya. Kedua, agar umat manusia terus menerus berlomba untuk menghadirkan karya-karya terbaik dalam hidupnya,  Allah berfirman, “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (Qs. al-Mulk [67]: 2).  

Ketiga, agar Allah SwT dapat mengetahui siapakah di antara hamba-Nya yang bersungguh-sungguh dalam berjuang dan bersikap sabar dalam perjuangan. Firman Allah, “Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu.” (Qs. Muhammad [47]: 31).

Wujud dari ujian/cobaan itu bermacam-macam, sebagaimana firman-Nya dalam Qs. al-Baqarah [2]: 155 yang artinya: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orangorang yang sabar.”

Zumratal mukminin a’azzakumullah

Sikap terbaik apakah yang perlu diambil sebagai orang beragama untuk menangkal serangan Covid-19? Jawabannya adalah, pertama, berikhtiar menghindarinya dengan memperhatikan hukum kausalitas Sunnatullah. Misalnya, kita harus mencuci tangan ketika akan makan/minum atau baru datang dari bepergian.

Kedua, kita bertawakkal sepenuhnya kepada Allah setelah berikhtiar. Bahkan kita yakin sepenuhnya atas usaha sungguh-sungguh pemerintah dalam menanggulangi pandemi Covid-19.

“Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakkal. Jika Allah menolong kamu, maka tidak ada seorangpun yang dapat mengalahkanmu, tetapi jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapa yang bisa menolongmu setelah itu? Karena itu, hendaklah hanya kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal.” (Qs Ali Imran: 59-60)

Ketiga, jangan melupakan Allah SwT sebagai pencipta virus Corona. Kita mohon pertolonganNya. Sebab, pandemi Covid-19 akan musnah dengan cepat jika Allah menghendakinya. Karena itu, mari kita berdoa kepada-Nya disertai kesabaran dan istiqamah mengerjakan shalat, serta diiringi keyakinan akan dikabulkan Allah SwT.

“Dan apabila hambahamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (Qs. Al Baqarah: 186)

Dalam sebuah hadits disebutkan, “Tidak ada sesuatu yang lebih besar pengaruhnya di sisi Allah Ta’ala selain do’a.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad)

 

جَعَلَنَا اللهُ وَإِيَّاكُمْ مِنَ  الْمُؤْمِنِيْنَ  التَّائِـبِــيْنَ،  وَأَدْخَلَنَا  وَإِيَّاكُمْ  فِيْ  زُمْرَةِ  الْمُوَحِّدِيْنَ،

وَ قُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَ أَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.

 KHUTBAH  II

اَلْحَمْدُ  لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَاْلعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَلَا عُدْوَانَ إِلَّا عَلَى الظَّالِمِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَريْـكَ لَهُ، الْمَلِك ُالْحَقُّ الْمُبِيْنُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، الْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. وَصَلَوَاتُ اللهِ وَسَلاَمُهُ عَلَى عَلَى نَبِيِّـنَا مُحَمَّدٍ، وَعَليَ آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجـْمـَعِيْنَ. أَمَّا بَعْـدُ فَيَاأَيُّهَا الْإِخْوَانُ فِـى الدِّيْنِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ حَقَّ تَقْوَاهُ، لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ.

 Jamaah sidang Jum’ah yang dimulyakan Allah,

Marilah  kita  akhiri  renungan Jum’at  ini  dengan  berdoa  ke hadirat Allah SwT. Semoga Allah menjadikan kita, antara lain, sebagai hamba-Nya yang selalu waspada akan kemungkinan munculnya ujian/cobaan atau musibah yang datangnya sering kali tiba-tiba dan tidak pernah kita duga.

اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَي آلِهِ             وَاَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ (*) اَللَّهُمَّ رَبَّــنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَـمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ (*) االلَّهُمَّ إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيعِ سَخَطِكَ (*) اَللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ جَهْدِ الْبَلَاءِ وَدَرْكِ الشَّقَاءِ وَسُوْءِ الْقَضَاءِ وَشَمَاتَةِ الْأَعْدَاءِ (*)  اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْبَرَصِ وَالْجُنُوْنِ وَالْجُذَامِ وَمِنْ سَيِّئِ الْأَسْقَامِ (*)  رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (*)  سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ، وَاْلحَمْدُ ِللهِ  رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ (*)

 ___________________

Drs. Setyadi Rahman, M.P.I. adalah Guru Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta, Dosen STAIT Jogja, serta Anggota Majelis Tabligh PWM DIY

Exit mobile version