Aksi Amal Masyarakat Dunia saat Pandemik

Oleh: Adhita Sri Prabakusuma

Segera Tunjukkan Aksi Nyata Lawan Corona!

Pekan lalu (13/3), Jack Ma dan Alibaba Foundation telah mempersiapkan pengiriman donasi 500.000 testing kit dan 1 juta masker ke USA. Sebelumnya, dia turut berdonasi untuk Jepang, Korea Selatan, Italia, Iran, dan Spanyol. Sejumlah 140 juta Yuan, senilai Rp 277 miliar telah disumbangkan pula ke pemerintah China untuk penelitian virus dan vaksin. Semua dilakukan untuk mendukung upaya dunia dalam melawan penyebaran COVID-19. Dia bukan orang pertama yang beramal. Pendiri Microsoft Bill Gates juga telah menyumbangkan USD 100 juta, setara Rp 1,3 triliun untuk membantu penelitian, pendeteksian, dan perawatan pasien virus Corona.

Artis-artis drama Korea, sebagai contoh Lee Min Ho mendonasikan 350 juta Won, sekitar Rp 4,2 miliar dan Hyun Bin menyumbang 200 juta Won, setara Rp 2,3 miliar.

Baru-baru ini, striker Juventus Cristiano Ronaldo pun turut menunjukkan aksi kemanusiaan. Hotelnya dijadikan rumah sakit darurat bagi para pasien COVID-19 di Portugal. Dia bahkan akan memberikan bayaran kepada tenaga medis yang bekerja. Rupanya tidak hanya orang-orang superkaya dunia yang tergerak. Facebook (17/3) telah mengumumkan akan memberikan dana insentif USD 100 juta, sekitar Rp 1,5 triliun yang akan dibagikan ke 30.000 UMKM yang tersebar di 30 negara.

Dana ini sedianya akan mulai dibagikan pekan depan. Pembiayaan dapat digunakan untuk membantu menyokong usaha yang melemah di saat pandemik COVID-19. Tidak hanya pengusaha superkaya yang turut beramal. Seorang kakek berusia 68 tahun yang bekerja sebagai pembersih sampah di Shandong, China terketuk hatinya untuk membantu. Dia memberikan tabungannya selama bekerja sejumlah 12 ribu Yuan, sekitar Rp 23,5 juta untuk rumah sakit. Tidak mudah baginya untuk mengumpulkan uang sebanyak itu.

Masyarakat di Indonesia Bersatu Lawan Corona

Muhammadiyah COVID-19 Command Center melakukan Gerakan Memberi Masker (Gemes) dan sosialisasi Sadar Faktor Risiko (Safari) untuk membantu mencegah penularan virus. Nahdlatul Ulama melakukan inovasi dengan menyediakan sabun cair di tempat-tempat wudhu. Secara ilmiah, sabun ini akan melarutkan membran lipid (lemak) pada virus dan menyebabkan unit komponen virus (asam ribonukleat, protein, dan lemak yang tanpa ikatan kovalen) hancur berantakan.

Di Banyumas, ada pula aksi kepedulian pembagian jamu gratis ke masyarakat dari Anggota Perkumpulan Pelaku Jamu Alami Indonesia (PPJAI). Sejak 15 Maret 2020, Dompet Duafa turut terjun untuk melakukan aksi cegah Corona dengan melakukan penyemprotan desinfektan ke tempat-tempat umum, khususnya rumah ibadah semua agama.

Pandemik virus ini telah menjadi kekhawatiran dunia, 173 negara telah terinfeksi. Di China, mengutip data dari Worldometers (19/3), ada 80.928 total kasus dengan 3.245 korban meninggal, 70.420 orang yang sembuh, 7.263 kasus aktif yang tersisa, dan 2.274 kasus kritis. Jumlah kasus terbanyak di luar China terjadi di Italia dengan 35.713 kasus. Di Indonesia sendiri sekarang ada 227 kasus. Di antaranya, 19 korban meninggal, 11 orang yang sembuh, dan tersisa 197 kasus aktif.

Serangan virus di China telah berangsur-angsur menurun, tetapi di negara-negara lain khususnya di Eropa outbreak sedang berkembang dengan cepat

Belajar dari Kekompakan China dalam Menghadapi Krisis

Belajar dari China, setelah outbreak meluas, pemerintah segera melakukan tindakan sistematis dengan pengecekan kasus infeksi ke penjuru negeri, merawat pasien yang positif salah satunya dengan bantuan robot perawat, menyediakan fasilitas kesehatan, lockdown, memperkuat penelitian virus, terbuka kepada dunia dengan mempublikasikan puluhan artikel ilmiah hasil penelitiannya di jurnal-jurnal ber-impact factor tinggi, pembatalan kegiatan masal, penelusuran kasus-kasus suspect melalui teknologi artificial intellegence dan mesin deep learning, himbauan tegas untuk self-quarantine, mempercepat pengiriman sampel spesimen infeksius ke laboratorium dengan drone, meng-update peta penyebaran virus setiap menit, hingga mensosialisasikan standar kesehatan dalam menghadapi COVID-19 secara real-time.

Yang menarik, masyarakat juga saling menyemangati dengan berteriak “Wuhan Jiayou! Zhongguo (China) Jiayou!” di berbagai media di sudut-sudut kota. Lalu, masyarakat secara sukarela mengumpulkan donasi untuk membantu negara. Di Xinjiang, seorang pria Uyghur menyumbangkan 11 ekor kudanya. Masjid Ciba, Kunming juga mengumpulkan sumbangan untuk rumah sakit serta menyalurkan logistik ke desa-desa. Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Tiongkok turut andil menyumbang. Setiap aksi inspiratif dari kontribusi masyarakat maupun kerja-kerja heroik dari para tenaga medis selalu disebarluaskan. Hal ini dilakukan untuk memberikan keyakinan kepada masyarakat, mereka mampu segera keluar dari krisis. Wabah Corona bukan hanya beban negara, tetapi juga seluruh rakyat.

Saatnya Bersama-sama Turut Beraksi Lawan Corona!

Wabah ini sudah seharusnya menjadi pemersatu bangsa untuk bergerak bersama. Di satu sisi, negara bekerja keras untuk menjaga masyarakat dari serangan virus. Di lain sisi, masyarakat mematuhi segala standar yang diberlakukan dengan tertib. Saat negara memberlakukan lockdown, self-distancing, atau self-quarantine, setiap orang dengan sadar harus bertahan di rumah, tidak liburan ke tempat rekreasi, atau berkerumun di area publik. Lockdown ditujukan untuk memperlambat rentang waktu transmisi virus antar individu. Self-distancing berfungsi untuk pengurangan interaksi dan mencegah kemungkinan infeksi, Self-quarantine selama 14 hari dimaksudkan untuk mengisolasi diri di tempat aman dari sebaran virus, mengevaluasi kondisi kesehatan pribadi dan meningkatkan imun tubuh. Waktu tersebut diperlukan virus jenis RNA untuk inkubasi, translasi, dan transkripsi di dalam tubuh inang. Jika ditemukan gejala infeksi Corona, seseorang memiliki kesempatan untuk segera melakukan tindakan medis yang diperlukan.

Saat ini, kesadaran dari masing-masing individu sangat diperlukan. Secara pribadi, masyarakat dapat berinisiatif menjaga kesehatan sesuai standar, mengurangi kemungkinan terpapar, tetap tenang, dan selalu waspada

Secara kolektif, dapat melakukan aksi kemanusiaan untuk membantu penanganan wabah. Masyarakat juga dapat mengumpulkan sumbangan untuk memperbanyak fasilitas pendeteksi virus, pengadaan masker, desinfektan, maupun melengkapi infrastruktur kesehatan lainnya. Edukasi ke komunitas khususnya untuk menangkal konten hoax maupun selalu menjaga kerahasiaan identitas pasien sangat diperlukan pula agar tidak menimbulkan kepanikan. Langkah kecil yang dapat dilakukan, mari dikontribusikan bersama untuk melawan Corona!

Adhita Sri Prabakusuma, Wakil Ketua PCIMh Tiongkok dan Ketua PPI Kunming, Dosen UAD, mahasiswa Ph.D di Yunnan Agricultural University

Exit mobile version