Suara Muhammadiyah – Muhammadiyah itu ormas (organisasi kemasyarakatan) paling kaya, karena paling kaya, maka dalam hal membantu harus paling banyak. Mindset (pola pikir) seperti inilah yang dikembangkan oleh LazisMu Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sragen, Jawa Tengah. Sehingga dalam dua tahun terkahir, LazisMu Sragen menjadi salah satu lembaga filantropi Muhammadiyah terbaik nasional dengan pendapatan tertinggi mencapai 15 milyar pertahun.
Capaian itu, kata Ikhwanushoffa Ketua Badan Pengurus LazisMu Sragen, belum cukup dan terus melakukan berbagai upaya agar gerakan filantropi ramai juga di akar rumput, Cabang dan Ranting. Salah satunya, Ikhwan menyebutkan, adalah LazisMu Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sukodono, Sragen, Jawa Tengah, dengan segala kiprah dan perannya untuk warga dan masyarakatnya.
Menurutnya, paling menonjol dari LazisMu Sukodono adalah adminiatrasinya yang sangat rapih dan tertib. “Tertib dalam penghimpunan, tertib membuat laporan, dan tertib pentasarufan (penyaluran),” terang Ikhwan saat ditemui Suara Muhammadiyah.
Muhammad Arifin Ketua Badan Pengurus LazisMu Sukodono menegaskan, bahwa hal itu dilakukan atas dorongan dan arahan LazisMu Daerah Sragen. “Karenanya, hampir seluruh kegiatan LazisMu Daerah selalu kita ikuti, kita rajin belajar kepada mereka, dan saya kira administrasi yang baik adalah kunci majunya LazisMu yang kami kelola,” ujarnya.
Dari situ, Ikhwan menambahkan, LazisMu Sukodono kini sudah memiliki pegawai tetap sebagaimana karyawan pada perusahaan lain. “Di Sragen ada empat kantor layanan LazisMu yang sudah memiliki pegawai tetap, tapi Sukodono paling baik dan paling tertib,” sanjungnya mengapresiasi kesungguhan LazisMu Sukodono.
Untuk kegiatannya sendiri, LazisMu Sukodono memiliki beberapa program unggulan. Di antaranya, Arifin menerangkan, penyaluran rutin bulanan dan rutin tahunan, layanan ambulans, bantuan modal untuk usaha kecil menengah, layanan unit reaksi cepat. Untuk penyaluran rutin bulanan diperuntukkan bagi peningkatan kesejahteraan guru Muhammadiyah dan beasiswa bagi siswa berprestasi serta siswa kurang mampu. Sedang untuk pentasarufan tahunan dibagikan menjelang Idul Fitri. “Dalam pentasarufan kami libatkan tokoh masyarakat setempat dan perangkat desa se-Kecamatan Sukodono guna pendataan siapa saja yang layak dibantu,” imbuhnya.
“Kalau ambulans sehari-hari digunakan untuk mengantar pasien berobat yang akomodasinya ditanggung oleh LazisMu. Jadi tidak boleh petugas ambulans kami menerima uang dari pihak pemakai ambulans,” tegas Arifin.
Terakhir, Ikhwan melanjutkan, LazisMu Sukodono sudah menjadi unit reaksi cepat. “Jadi begitu terjadi bencana, dalam waktu kurang dari tiga hari harus sudah berada di lokasi. Tapi sering-seringya, satu hari saja sudah terjun ke lapangan,” paparnya. (gsh)
Sumber: Majalah SM Edisi 13 Tahun 2018