SLEMAN, Suara Muhammadiyah – Wabah pandemi Covid-19 yang tengah terjadi telah berhasil merumahkan banyak perkerja dan masyarakat umum. Hal ini berdampak pada lesunya Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Sektor usaha lain seperti jasa ojek online dan yang digeluti oleh masyarakat kecil juga sepi orderan. Selain berdampak pada kesehatan, wabah Covid-19 ini secara simultan juga berdampak pada pendapatan masyarakat dengan kondisi ekonomi menengah ke bawah.
Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) memberikan pendampingan kepada kelompok rentan difabel yang tergabung dalam KSP Bangun Akses Kemandirian Difabel Ngaglik dalam pembuatan Alat Pelindung Diri (APD) yang saat ini langka untuk petugas kesehatan.
Ahmad Ma’ruf, Wakil Ketua MPM Pimpinan Pusat Muhammadiyah menjelaskan bahwa kegiatan yang dijalankan oleh kelompok difabel ini merupakan hasil dari komunikasi yang dijalin dengan beberapa Rumah Sakit Muhammadiyah yang mengalami kesulitan penyediaan APD untuk penanganan kasus Covid-19. “Kegiatan pengadaan APD oleh kelompok rentan difabel ini diharapkan dapat berdampak pada tersedianya APD bagi para petugas medis dan juga memiliki dampak ekonomi bagi para pengerajin atau pembuat APD ini,” harapnya.
Tidak mau berpangku tangan kepada belas kasihan orang lain, kelompok rentan difabel tersebut terus berjuang untuk mengadakan APD. Terkait pengadaan APD ini juga akan melibatkan anggota lain yang tidak memiliki skill menjahit sebagai rantai distribusi ke rumah-rumah. Karena proses pengerjaannya tidak hanya dilakukan di satu tempat saja. Hal ini dilakukan sebagai sikap patuh kelompok dampingan terhadap intruksi pemerintah untuk social distance atau menjaga jarak dan menghindari keramaian.
“Orderan pertama dari PKU Muhammadiyah Bantul sebanyak 800 buah baju dalam waktu kurang lebih satu minggu. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi teman-teman difabel untuk membuktikan kemampuan mereka untuk memproduksi secara profesional,” tutur Dosen Ilmu Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) tersebut.
Produksi APD oleh kelompok difabel dituntut cepat, karena menjadi kebutuhan yang mendesak bagi tenaga medis untuk melakukan perawatan terhadap pasien Covid-19. Kegiatan ini memiliki kendala terkait pengadaan bahan, mengingat kebutuhan yang semakin banyak dan berpotensi menjadi langka. Untuk mengantisipasi hal tersebut, kelompok difabel dampingan MPM PP Muhammadiyah dipasok langsung oleh PKU Muhammadiyah Bantul. (diko)