Cristoffer Veron P
Ta’awun ialah praktik agama yang memfokuskan pada satu obyek. Obyek ini memeniscayakan keberadaan secara nyata yang tengah kita hadapi sekarang ini. Obyek disini dititikberatkan pada manusia. Sebab manusia sebagai makhluk bidimensional (dua-dimensi). Dia tercipta dari tanah yang menginterpretasikan bahwa dia makhluk yang sangat lemah, demikian pula makhluk Tuhan yang lain.
Kelemahan manusia ini tidak bisa dielakan lagi. Hal ini kembali pada istilah, Pada umumnya, dia memang membutuhkan penopang yang sangat kokoh agar kehidupannya tidak keropos. Penopang disini maksudnya pertolongan (ta’awun) dari orang lain. Peran ta’awun akan lebih terasa di masa-masa krusial seperti sekarang ini.
Makna Ta’awun
Ajaran ta’awun merujuk pada aksi tolong-menolong yang membawa misi kemaslahatan hidup. Tolong-menolong disini bentuknya bisa berupa afiliasi, toleransi, kebersamaan, dan kebajikan. Islam mengajarkan kepada umatnya agar menjauhkan diri dari bentuk afiliasi yang membawa kemaradhatan dan keburukan dalam kehidupan bersama.
Dalam kesempatan, Nabi pernah mengatakan bahwa mukmin yang satu dengan mukmin yang lain bagaikan satu konstruksi yang saling memperkuat antara sebagian dengan yang lainnya. Tidak ditemukan aplikasi ta’awun yang meranah pada keburukan, semuanya berpangkal pada kebaikan. Namun dalam realitas banyak ditemukan aplikasi ta’awun dalam keburukan. Ini menjadi bukti bahwa masyarakat kita masih sangat rendah dalam aksi ta’awun.
Sudah sepatutnya bagi kita–di kondisi seperti sekarang–untuk menggelorakan spirit ta’awun dalam bingkai kehidupan. Secercah cahaya yang terpantulkan dalam ta’awun ini akan memancarkan spektrum kesejahteraan sosial kepada mereka yang mengalami krisis dalam semua aspek kehidupan sebagai warga negara akibat dampak musibah Covid-19. Hal ini memiliki implikasi dengan ungkapan Haedar Nashir, “ta’awun juga menggelorakan gerakan pemberdayaan untuk mengangkat harkat umat dan warga yang lemah menuju kehidupan “khaira ummah” yang berkecukupan. Jika satu prosen penduduk negeri ini menguasai mayoritas kekayaan Indonesia, maka inilah sumber utama kesenjangan sosial-ekonomi, yang harus dipotong matarantainya secara sistemik”.
Ta’awun Keindonesiaan
Ta’awun keIndonesiaan nampaknya telah disemarakkan oleh masyarakat kita. Salah satu contoh nyatanya dibentuknya Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC). Dalam bingkai kehidupan, MCCC mengupayakan untuk mengabsahkan informasi yang berkorelasi dengan Covid-19 ini ke seluruh elemen masyarakat. Pada waktu yang sama, MCCC ini juga menggelorakan kesenjangan sosial bagi masyarakat yang mengalami kekurangan dalam aspek ekonomi. Misalnya, MCCC PCM Jetis yang telah berkontribusi nyata untuk merealisasikan ta’awun dalam dimensi kehidupan berupa pendistribusian bahan makanan bagi warga sekitar yang terdampak ekonomi karena adanya Covid-19. Inilah praktik dari ta’awun yang telah diaktualisasikan sebagai misi merekatkan kebersamaan.
Cristoffer Veron P, Siswa SMK Muhammadiyah 1 Yogyakarta, Divisi Informasi dan Media MCCC PCM Jetis