“Ramadhan pada tahun ini merupakan momentum besar bagi umat Islam untuk saling berbagi, di tengah wabah pandemi yang telah meruntuhkan sektor ekonomi umat.” (Abdul Mu’ti)
TEGAL, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Tegal menyelenggarakan Webminar Kamis Malam Jum’at dengan tema “Syiar Ramadhan dan Strategi Dakwah di Tengah Pandemi Covid-19”. Kajian tersebut menghadirkan beberapa narasumber diantaranya Dr. H. Abdul Mu’thi, M.Ed, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dan dr. Hendadi, M.Kes, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal (16/4).
Abdul Mu’thi menyampaikan, sebelum kita menjalankan ibadah di bulan Ramadhan, terlebih dahulu kita harus mengetahui mana ibadah yang wajib dan mana ibadah yang Sunnah sehingga tidak salah dalam menyikapinya.
Dari sekian banyak amalan di bulan Ramadhan, kita harus ambil intinya saja. Karena situasi dan kondisi di tengah pandemi yang mengharuskan setiap orang untuk tetap berada di rumah masing-masing. Maka kita harus paham mana syi’ar dan mana syariat.
Salah satu amalan yang disunnahkan ialah tadarus Al-Qur’an. Tadarus yang dilaksanakan di masjid atau musholla tidak harus dilaksanakan sebab tidak ada riwayat yang mengatakan bahwa tadarus harus di masjid atau musholla, maka dengan kondisi saat ini tadarusan cukup dilaksanakan di rumah saja. Mengacu pada kaidah Maqashid Syariah dimana tujuan syariah itu untuk mendatangkan maslahat.
لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَىٰ حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا ۖ وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ ۗ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ
Artinya, “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya) dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 177)
“Dalam kondisi saat ini, pada ayat tersebut yang dimaksud dengan peperangan adalah peperangan melawan virus,” ujarnya.
Arief Azman selaku Ketua PDM Kabupaten Tegal dalam sambutannya mengungkapkan, syi’ar dakwah Muhammadiyah tidak boleh berhenti hanya karena wabah Covid-19. Justru dakwah harus terus dilakukan dalam rangka meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT di Bulan Ramadhan.
Namun dalam menjalankan ibadah ramadhan harus tetap menjaga imun. Pertama, imun personal, dengan menjaga pola hidup sehat. Kedua, imun spiritualitas yaitu senantiasa meningkatkan kualitas ibadah kita kepada Allah. Ketiga, imun sosial, yakni selalu membantu saudara kita yang membutuhkan uluran tangan kita, namun harus tetap jaga jarak. Keempat, imun finansial, hal ini mengalami sedikit keguncangan dan masalah karena beberapa orang yang tidak memiliki penghasilan tetap terdampak cukup parah.
Hendadi menjelaskan bahwa terjadinya bencana bisanya kita berbondong-bondong keluar untuk membantu dan menanggulanginya sementara untuk menanggapi bencana alam non alam Covid-19 ini kita bisa membantu hanya dengan di rumah saja.
Virus ini sebenarnya sangat mudah dihilangkan, yakni dengan cara sering mencuci tangan dengan sabun. Sedangkan jika virus tersebut sudah masuk dalam tubuh maka imun dalam tubuh akan bekerja, maka dengan di rumah saja bisa menghentikan penularan.
Repit test itu untuk mengecek apakah ada anti bodinya dalam tubuh, jika ada anti bodi maka tidak terkena infeksi atau negatif. Namun jika tidak ada anti bodi maka ada kemungkinan hasilnya positif.
“Seseorang yang Karrier itu sangat berbahaya, sebab ia dapat membawa virus tanpa gejala. Maka untuk pencegahan kita harus menghindari kerumunan karena kita tidak tahu mana yang membawa virus,” pesannya. (diko)