Oleh: Deni Al Asyari
Dr. Ir. Mohammad Nadjikh, atau yang akrab disapa Mas Nadjikh, bukanlah sosok asing di lingkungan pengusaha, apalagi di lingkungan Muhammadiyah. Pengabdiannya yang tak pernah lelah dalam memajukan ekonomi sejak aktif di lingkungan PWM Jawa Timur hingga menjalankan amanah sebagai Ketua Majelis Ekonomi & Kewirausahaan Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2015-2020, menjadikan sosok Mas Nadjikh sebagai panutan dan tauladan, khususnya dalam ranah ekonomi, bagi banyak orang.
Saya memang bukanlah orang yang dekat atau akrab dengan beliau, sehingga tidak bisa menceritakan banyak hal kebaikannya. Namun paling tidak, dalam beberapa kesempatan bertemu dengan beliau, sosok Mas Nadjikh merupakan sosok inspiratif bagi saya dan bagi banyak orang.
Apalagi, dalam dunia bisnis, beliau bukan lagi pebisnis “kaleng-kaleng”. Bahkan sekelas majalah Forbes pernah menampilkan kisah sukses mas Najikh dalam mengelola bisnis hasil laut. Sebab, untuk bisnis hasil laut, memang beliaulah leadernya. Tidak sedikit anak perusahaan yang dibangunnya untuk mengelola hasil laut, yang diekspor ke 30 negara di dunia melalui Holding perusahannya PT. Kelola Mina Laut (KML). Jadi berbicara tentang kisah suksesnya dalam ekonomi, mungkin tak akan ada habisnya.
Dalam sebuah kesempatan di gedung PP Muhammadiyah Jakarta, pada saat rapat, tersirat keinginan besar dari beliau untuk menggerakan ekonomi di lingkungan Muhammadiyah sebagai Pilar Ketiga. Sebab sebagai seorang ekonom dan saudagar sukses, tentu beliau membaca peluang itu sangat banyak dan memungkinkan di lingkungan Muhammadiyah. Oleh karenanya Berbagai langkah dilakukan beliau, salah satunya menggerakkan Forum Saudagar Muhammadiyah.
Maka untuk mendukung keinginan dan rencana-rencana beliau, majalah Suara Muhammadiyah pada edisi pertama 2016, sengaja merespon gagasan beliau dengan mengangkat tema khusus sebagai sajian utama, yaitu ” Kebangkitan Saudagar Muhammadiyah”.
Disamping itu, dalam beberapa kesempatan pun, beliau juga ingin memotivisasi banyak orang, melalui kisah-kisah sukses warga Muhammadiyah dalam dunia bisnis. Sehingga, budaya enterpreneur secara perlahan bisa tumbuh dan digerakkan.
Oleh karenanya, dalam satu kesempatan pada tahun 2018, saat beliau sedang cek in di bandara Adi Sucipto Yogyakarta hendak menuju ke Surabaya. Mas Nadjikh pernah menghubungi saya, untuk ngobrol di lounge bandara Yogyakarta.
Sesampai saya dibandara, mas Nadjikh langsung menyodorkan ke saya majalah Forbes Indonesia, yang menampilkan cover foto beliau. ” Mas…ini bisnis saya diliput oleh majalah Forbes, coba dibaca”, ungkap beliau sambil tersenyum.
Setelah membaca beberapa saat, tiba-tiba beliau mengusulkan kepada saya, agar membuat sebuah buku, tentang kisah sukses saudagar-saudagar Muhammadiyah. Paling tidak, menurutnya, buku ini akan menjadi inspirasi dan motivasi banyak orang suatu saat nanti, ungkapnya saat itu.
Wal hasil, kami sepakati untuk menyusun draf dan planing penyusunan buku dimaksud. Dan tema pun, kami sepakati untuk menulis tentang ” Success Story 101 Saudagar Muhammadiyah”. Melalui rencana buku ini, beberapa kali, berdiskusi Via WA dengan beliau.
Hanya saja, karena berbagai kesibukan, riset dan penulisan buku ini belum selesai secara penuh. Karena memang untuk menulis berbagai kisah sekses tersebut, membutuhkan waktu yang cukup.
Setelah lama tidak mendengar kabar beliau, tiba-tiba hari ini (Jumat/17/04), bertebaran pesan WA Group yang menyampaikan kabar duka, atas meninggalnya mas Nadjikh. Tentu saja saya dan kita semua kaget, di usianya yang masih muda, serta disaat banyak masyarakat membutuhkannya, Allah swt ternyata punya rencana yang lebih indah buat beliau dan keluarganya.
Innalillahi Wainna Ilaihi Rajiun
Selamat Jalan Mas Nadjikh, Semoga Husnul Khatimah, dan ditempatkan Allah di tempat yang Mulia.
Alllahummagfirlahu, Warhamhu, Waafihi Wa’fuanhu
Deni Al Asyari, Direktur PT SCM/Suara Muhammadiyah