Kiat Home Schooling Agar Tetap Cool

Kiat Home Schooling Agar Tetap Cool

Dok Risco/SM

Risco Ardian Saputro

Saat ini virus Covid-19 atau sering disapa Corona masih bermukim di berbagai belahan dunia. Awalnya virus ini berasal dari Tiongkok dan kemudian menyebar ke negara lain. Virus ini telah menjangkiti dan membunuh banyak orang di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Berbagai aktivitas di seluruh bidang terjeda, termasuk di dunia pendidikan.

Anak-anak dan para guru sekarang tak lagi belajar di sekolah. Semua pembelajaran dialihkan menjadi home schooling. Hal tersebut dilakukan untuk memutus penyebaran virus dan melindungi anak-anak maupun para guru agar tak tertular virus ini. Home schooling telah dimulai sejak pertengahan bulan Maret dan diperpanjang lagi sampai bulan April. Anak-anak MI Muhammadiyah Kenteng sejauh ini sangat menikmati dan menjalankan semua arahan ataupun beberapa tugas dari guru wali kelas.

Anak-anak yang belajar di rumah dibantu oleh orang tua/wali masing-masing. Pembelajaran ini ternyata dapat mendekatkan hubungan orang tua dan anak. Orang tua menjadi semakin paham dengan gaya belajar dan kemampuan anaknya. Sementara itu, ada sedikit hal berbeda dengan siswa MI Muhammadiyah Kenteng. Sebagian di antara siswa-siswanya merupakan anak panti. Mereka bertempat tinggal di Panti Asuhan Binausaadah Galur, Kulon Progo, DI Yogyakarta. Sebagaimana siswa lain melakukan home schooling, anak-anak panti juga demikian. Perbedaannya, anak panti belum berkesempatan didampingi orang tua, melainkan didampingi oleh pengasuh santri.

Alhamdulillah, beberapa pengasuh santri panti ini adalah guru MI Muhammadiyah Kenteng sendiri. Banyak yang telah diperoleh dari proses home schooling ini. Berbagai kegiatannya memberikan pelajaran kepada kita bahwa guru dan para orang tua perlu lebih kreatif untuk memunculkan gaya belajar yang menyenangkan, tidak membosankan, dan membuat anak lebih semangat dalam belajar. Bagaimana tidak? Seringkali, setiap hari anak-anak belajar di rumah tanpa media pembelajaran, dan beberapa mungkin terbatas oleh ruang karena beberapa orang tua belum bisa mendampingi anak dengan maksimal.

Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan guru atau wali kelas 4 MI Muhammadiyah Kenteng kepada beberapa siswa dan orang tua. Hasilnya, beberapa anak menyampaikan lebih nyaman dan senang belajar di sekolah, bisa bertemu dengan banyak teman dan guru. Sementara menurut orang tua, kegiatan belajar anak lebih terfokus jika dilaksanakan di sekolah. Guru dan para orang tua hebat, bagaimana memunculkan kegiatan belajar yang menyenangkan? MI Muhammadiyah Kenteng memiliki cara yang kece agar anak-anak semakin betah belajar di rumah.

Kiat ini juga bisa dilakukan  di mana saja. Seperti filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara, “Semua orang adalah murid, semua orang adalah guru, semua tempat adalah sekolah”. Orang tua tidak perlu canggung karena kita semua adalah pembelajar, sekaligus pendidik yang siap belajar, dan tempat belajar kita tidak terbatas pada empat dinding. Guru MI Muhammadiyah Kenteng melakukan pendampingan home schooling dengan sesekali bersama-sama bernyanyi. Guru dan para orang tua hebat juga bisa melakukan Fun Reading Activities (FRA) dan Fun Literacy Activities (FLA).

FRA dan FLA merupakan kegiatan literasi menyenangkan yang sudah dibagikan oleh Sekolah Literasi Indonesia (SLI) program Dompet Dhuafa Pendidikan (DD Pendidikan) dengan Dompet Dhuafa Yogyakarta (DDJ) melalui pelatihan dan pembinaan kepala sekolah/kepala madrasah serta guru. FRA merupakan suatu kegiatan membaca yang menyenangkan. Caranya guru atau orang tua dapat membacakan cerita pada anak dengan gaya interaktif menggunakan gerakan, suara karakter, atau bantuan alat boneka karakter. Selanjutnya, FLA merupakan kegiatan yang mengandung unsur literasi dan terkonsep dalam bentuk permainan. Di dalam FLA ada permaianan Bunga Berkata, permainan ini mengasah kemampuan siswa dalam mengenal huruf, membaca kata, dan membuat kalimat serta paragraf.

Bunga berkata berisi beberapa huruf abjad baik vokal maupun konsonan. Anak-anak diinstruksikan untuk menyusun dan membaca kata per kelopak lalu menuliskannya di kertas berwarna, level selanjutnya bisa diarahkan untuk membuat kalimat serta paragraf berdasarkan kata yang sudah tersusun. Terakhir, guru atau orang tua dapat memberikan penghargaan kecil pada anak, baik secara verbal/lisan dengan kata-kata pujian ataupun non verbal dengan mengacungkan jempol atau memberikan hadiah barang.

Sebenarnya, di dalam FLA masih ada permainan yang namanya puppet/boneka wayang, walking story, dan bantal berputar. Nantikan kiat jitu MI Muhammadiyah Kenteng di episode berikutnya, ya. Home schooling yuk, biar tetap kece. Kita bantu pemerintah dengan tetap belajar di rumah. Semoga wabah virus Covid-19 segera sirna dan kita bisa beraktivitas kembali seperti biasa.

Risco Ardian Saputro, Guru MI Muhammadiyah Kenteng, Kulon Progo

Exit mobile version