Eqlima Dwiana Safitri
Ia dikenal sebagai sarjana polymath dari Nishapur, Persia. Ahli Matematik, Filosof, Astronom, dan Sastra. Ia juga dikenal sebagai penulis risalah dalam bahasa Arab tentang mekanika, geografi, musik, dan fisika. Karena keluasan, kedalaman ilmu, dan kontribusinya, digelari sebagai matematikawan, astronom, dan penyair utama dari tradisi keilmuan Islam.
Bahkan ia dijuluki Tent Maker (pembuat tenda) oleh Ilmuwan semasanya. Ia adalah orang yang optimis. Bukan pesimis. Baginya, keindahan, kebenaran hidup, dan kemakmuran memiliki daya tarik khusus. Ia berperasaan halus. Pemaaf atas segala kesalahan. Simpatinya benar-benar dari lubuk hati yang mendalam.
Dialah Umar Khayyam atau Omar Khayyam. Ia memiliki nama lengkap Abu al-Fath Ghiyat al-Din Umar ibn Ibrahim al-Khayyam al-Nishapuri. Ia lahir di Nishapur, Persia (Iran) pada 10 Mei 1048 M. Nama Khayyam diambil dari pekerjaan ayahnya, Ibrahim, yaitu pembuat tenda (al-Khayyam). Ia hidup di era kekuasaan Dinasti Saljuk Abad ke-11.
Kedalaman dan kecintaannya terhadap ilmu ia mulai semenjak kecil. Ia memulai mendalami ilmu dari gurunya, Imam Muwaffak, salah satu pendidik terkenal Khurasan. Pada saat itu, Khurasan adalah ibukota Kerajaan Saljuk. Ia kemudian mengembara ke Balkhan. Berguru pada ilmuwan kondang, Syekh Muhammad Mansuri. Ia juga menuju Nishapur untuk mempelajari filsafat.
Umar Khayyam memiliki kedekatan dengan Nizam-ul-Muluk, pejabat di Kerajaan Saljuk. Ia juga dekat dengan Hassan-i-Sabah, pemimpin aliran Hashshashin (Nizar Ismaili). Ketiganya sering disebut ‘Tiga Sahabat’.
Ahli Ilmu Eksakta
Umar Khayyam sangat berjasa dalam perkembangan ilmu Matematika. Terutama Aljabar. Ia menghasilkan karya, Aljabr (Algebra), yang kemudian diedit dan diterjemahkan dalam bahasa Perancis. Ia adalah orang pertama yang mengklasifikasikan persamaan tingkat satu (persamaan linier) dan memikirkan pemecahan masalah persamaan pangkat tiga secara ilmiah.
Selain itu, Ia juga mengenalkan sebuah persamaan parsial untuk ilmu aljabar dan geometri. Ia membuktikan bahwa suatu masalah geometri tertentu dapat diselesaikan dengan sejumlah fungsi aljabar. Pada abad XVX dan XVII, persamaan semacam ini justru banyak digunakan oleh para ahli matematika Eropa. Umar Khayyam mendahului para ahli Matematika Barat.
Umar Khayyam juga mencetuskan Jawami al-Hisab yang memuat referensi paling awal tentang segitiga Pascal dan menguji balik Postulat V yang menyangkut teori garis sejajar. Sebuah geometri euclides yang sangat mendasar.
Pada 15 Maret 1079 M, Sultan Jalaluddin Maliksyah Saljuqi (1072-1092) memberlakukan kalender yang telah diperbaiki Umar Khayyam. Ia menggunakan hasil penelitiannya dalam bidang Matematika dan Astronomi. Penelitian ini menghasilkan penghitungan kalender Muslim menjadi lebih relevan. Selain itu, ia juga terkenal karena menemukan metode memecahkan persamaan kubik dengan memotong sebuah parabola dengan sebuah lingkaran.
Ahli Sastra
Selain ilmu eksakta, Umar Khayyam juga merupakan salah satu ahli sastra termasyhur dalam khazanah kesusastraan Islam. Ia dikenal dengan Quatrain (sajak empat baris/empat berpasangan dua-dua) yang indah, Ruba’iyat. Sajak-sajak indahnya menyentuh hati penyair-penyair Timur dan Barat. Sayangnya, penulis dan penyair pada zamannya tidak memberikan penilaian yang jujur.
Enam abad kemudian, seorang penyair ulung dari Barat, Fitzgerald, dengan berani menyanyikan sajak Umar Khayyam. Ia bahkan menerjemahkan bait-baitnya. Sulit menentukan jumlah puisi dan sajak yang ditulis Umar Khayyam. Jumlah Quatrain atau Ruba’iyatnya lebih dari 1.200. Banyak yang mengaku sebagai pencipta komposisi ini, tetapi tidak seorang pun yakin siapa sebenarnya yang menulisnya. Namun, semua meyakini yang menulis Ruba’iyat adalah Umar Khayyam.
Tidak diragukan lagi, Umar Khayyam adalah penyair mistis, penulis monoteistik, dan penyair yang rasional dan argumentatif. Dia ditentang oleh ulama ortodok dan dimusuhi oleh semua aturan agama yang terlembaga. Baginya, instuisi agama tidak berarti apa-apa. Sufisme tidak penting, dan cinta agama yang berlebihan adalah sesuatu yang dibencinya. Dia adalah penganut agama yang natural dan memakai pendekatan kemanusiaan dan alamiah.
Umar Khayyam menulis sebuah antologi puisi dalam bahasa Persia. Karya ini diterjemahkan ke beberapa bahasa
Salah satu hasil terjemahan yang populer yaitu dalam bahasa Inggris dan diterbitkan dalam lima edisi pada 1859, 1868, 1872, 1879, dan 1889. Karya ini juga diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, Jerman, dan Perancis. Beberapa orang menyebut Umar Khayyam adalah William Shakespeare dari Timur.
Warisan Umar Khayyam
Umar Khayyam wafat pada 4 Desember 1131 M dan dimakamkan di Nishapur. Ia banyak meninggalkan karya ilmiah yang sangat berharga, terutama Matematika, Astronomi, dan Syair. Karya-karyanya banyak diterjemahkan di Asia dan Eropa. Kisah hidupnya telah difilmkan dengan judul Omar Khayyam (1957), digambarkan juga dalam film The Kepper: The Legend of Omar Khayyam. Ditokohkan dalam novel Samarcande oleh Amin Maalouf. Dan tak hanya itu, namanya juga diabadikan dalam pemberian nama pada sebuah kawah bulan yaitu kawah bulan Omar Khayyam (1970) dan nama untuk Asteroid 2095 Omar Khayyam (1980).
Eqlima Dwiana Safitri, Staf Mampu Pimpinan Pusat Aisyiyah
Sumber: Majalah SM Edisi 6 Tahun 2017