Suaramuhammadiyah.id. Sesuai tradisi, malam nanti kementerian agama akan menggelar sidang isbat penentuan awal ramadhan. Tentu saja sidang itu akan disesuaikan dengan standar penanggulan covid-19. Sidang akan diselengarakan secara jarak jauh.
Biasanya, sebelum sidang kemenag juga akan mengirim tim pengintip hilal ke berbagai titik pengamatan yang akan melaporkan nampak tidaknya hilal baru. Namun, melihat data astronomis yang ada, sidang isbat nanti malam dapat dipastikan tidak akan “ramai”. Semua pasti akan sepakat ramadhan akan dimulai pada hari jum’at, 24 April 2020.
Bagi Muhammadiyah dan yang lainnya, awal bulan Qamariah sebenarnya sudah menjadi hal yang pasti. Metode hisab yang ada saat ini dapat dikatakan sudah sangat presisi. Pola peredaran benda langit yang dihitung sudah sama persis dengan kenyataan peredaran benda langit yang ada. Artinya, semua sudah bisa menghitung kapan bulan baru akan itu akan lahir dan berapa pula besar dan ketinggian bulan baru tersebut.
Muhammadiyah berprinsip bulan baru dimulai ketika hilal sudah wujud dan bulan baru itu tenggelam setelah tenggelamnya matahari.
Walau berpedoman permulaan baru dimulai ketika hilal sudah dapat dilihat, pemerintah memakai dasar persyaratan ilmu hisab juga, yang salah satunya adalah tinggi bulan baru itu minimal 2 derajat. Ormas yang lain punya syarat ketinggian yang berbeda pula.
Penghitungan (hisab) data astronomis awal ramadhan di Yogyakarta tahun ini adalah Tinggi Bulan pada saat terbenam Matahari +03 derajat 53 menit 09 detik (hilal sudah wujud), dan di seluruh wilayah Indonesia pada saat matahari terbenam, bulan masih berada di atas ufuk. Lengkapnya silahkan lihat di: https://www.suaramuhammadiyah.id/2020/03/08/maklumat-pp-muhammadiyah-tentang-hasil-hisab-ramadhan-syawal-dan-zulhijjah-1441-h/.
Menurut kriteria semua ormas Islam di Indonesia juga pemerintah RI, hasil hitungan ini sudah memenuhi syarat ditetapkannya bulan baru. Artinya semua akan memulai ramadhan pada tanggal 24 April 2020 tanpa akan ada perbedaan dan tanpa harus menunggu hasil tim pengintipan bulan. Sedangkan untuk 1 Syawal semua juga akan sama yaitu akan jatuh pada hari Ahad Kliwon, 24 Mei 2020 M.
Meski semua daerah di Indonesia nanti sore diliputi mendung atau hujan deras, pasti akan ada laporan keterlihatan hilal. Inilah hebatnya Indonesia. Jadi, kalau hasilnya sudah dapat diterka dengan sangat tepat seperti ini, untuk apa sidang isbat itu tetap digelar? (mjr8)