Judul : Dua Menyemai Damai: Peran dan Kontribusi Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama dalam Perdamaian dan Demokrasi
Penulis : Muhammad Najib Azka; Hairus Salim; Moh Zaki Arrobi; Budi Asyari; Ali Usman
Penerbit : Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian Universitas Gadjah Mada (UGM)
Cetakan : 1, Januari 2019
Tebal, ukuran : xxxii + 252 hlm, 15 x 23 cm
ISBN : 978-602-6205-35-3
Dalam bentang sejarah yang panjang, Indonesia mempunyai dua karunia sejarah yang tidak dimiliki bangsa mana pun di dunia. Pertama, para Pendiri Bangsa yang telah memancangkan cita-cita peradaban mulia yang dirumuskan dengan sempurna dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945. Kedua, Indonesia memiliki actor-aktor gerakan madani yang ikhlas berkomitmen pada cita-cita peradaban mulia tersebut dan tak kenal lelah merengkuh segenap warga Bangsa untuk memperjuangkannya, yaitu Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama.
Buku dengan judul “Dua Menyemai Damai” merupakan buku yang bertolak dari pertanyaan kecil mengenai apa dan bagaimana peran Muhammadiyah dan NU dalam membangun perdamaian dan demokrasi di kancah nasional, regional, dan internasional. Karena acap kali Islam di Indonesia melalui Muhammadiyah dan NU dipandang mampu menampilkan diri sebagai model keislaman yang selaras dengan demokrasi, perdamaian, dan kemanusiaan. Peranan keduanya sebagai pilar Islam sipil berhasil membangun fondasi yang kokoh bagi proses demokratisasi di Indonesia pasca-reformasi 1998. Bahkan kedua organisasi massa Islam terkemuka ini semakin aktif berkontribusi pada bidang perdamaian dan demokrasi di aras regional dan internasional.
Muhammadiyah dan NU adalah lokomotif Islam Indonesia. Keduanya tidak hanya merupakan jam’iyah dakwah dan pendidikan, tapi sebagai Islamic-based civil society yang menjadi bridging and mediating force between state and society. Dengan begitu, Muhammadiyah dan NU berperan instrumental dalam pembangunan civic culture dan civility yang memungkinkan menumbuhkan budaya politik damai dan demokratis.
Capaian Islam Indonesia dalam membangun dan mengukuhkan perdamaian dan demokrasi di negara kepulauan tersebut, tentu masih jauh dari sempurna. Sejumlah persoalan dan tantangan yang cukup berat masih menghadang perjalanan Islam Indonesia kontemporer. Namun demikian, kontribusi dan peran positif Muhammadiyah dan NU dalam perdamaian dan demokrasi di negara terbesar di Asia Tenggara tersebut tetap patut diapresiasi, khususnya di panggung pergaulan internasional.
Di tengah kemelut yang makin tak menentu hari demi hari, di tengah padang sahara kekerasan, ekstremisme, sektarianisme, dan segala kekacauan yang sedang melanda dunia Islam, dua hal itulah yang paling dibutuhkan dunia. Dunia perlu berkaca kepada Indonesia, pada Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama, yang dinarasikan dengan cantik dalam buku ini. Buku ini diterbitkan dengan tujuan mewartakan narasi-narasi keislaman yang demokrasi dan damai baik di tingkat lokal, nasional, regional, hingga internasional dari Dwi Tunggal organisasi kemasyarakatan keagamaan terbesar di dunia ini. Selamat membaca! (diko)