Oleh : Heryan Ardhi Kusuma
Energi dan pikiran seluruh lapisan masyarakat di negara tercinta ini sudah sangat terkuras dengan adanya Pandemi Covid-19. Terlebih, para pemimpin negara yang terus sibuk mengatur strategi bagaimana mempertahankan negara ini agar tidak jatuh di masa-masa kritis pandemic yang sudah cukup lama menjangkit negeri pertiwi. Bulan Ramadhan yang biasanya disambut riuh, ramai dan damai, kali ini dipaksa harus diterima dengan kebesaran hati. Kebesaran hati untuk meniadakan kegiatan TPA bagi anak-anak, kebesaran hati menerima instruksi dan anjuran pemerintah untuk tidak melaksanakan shalat tarawih dan tadarus di masjid, dan tentu kebesaran hati untuk menerima shalat ied ditiadakan jika pandemic ini masih terus menjangkit negeri tercinta ini.
Berat? Memang berat. Namun, yang perlu direnungkan adalah bahwa memaknai Ramadhan tidak sebatas dengan hal demikian saja. Lebih dari itu, menjadi manusia yang bermanfaat pun merupakan salah satu cara bagaimana memaknai Ramadhan, bulan yang penuh berkah, rahmat dan ampunan ini. “sebaik-baik manusia, adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain”. Tentu kita semua pernah mendengar Hadist Rasullullah ini, bukan? Perintah kepada umatnya untuk menjadi manusia yang bermanfaat. Terlebih, bulan Ramadhan ini menjadi salah satu waktu terbaik yang Allah berikan pada kita, dan tentu bagi siapa saja yang ingin menjadi manusia yang lebih bermanfaat, mengingat inilah bulan dimana pintu surga dibukakan, keberkahan Allah berikan, pahala dilipat gandakan dan tentunya ini merupakan bulan penuh ampunan atas dosa-dosa kita.
Lantas, apa yang bisa kita lakukan untuk menjadi lebih bermanfaat? Setiap profesi yang kita tekuni, bisa menjadi media yang kita gunakan untuk menjadi lebih bermanfaat. Seorang ustadz, polisi, dokter, perawat, guru, pengusaha, penulis, pekerja bangunan, tukang becak, driver, petani, peternak dan semua profesi bisa menjadi lahan untuk siapa saja menjadi lebih bermanfaat. Seorang ustadz, bisa menambah intensitas dakwahnya dua kali lipat dari sebelumnya. Meskipun masa pandemi memaksa semua orang untuk mengurangi kegiatan yang melibatkan banyak orang, namun di era sekarang ini hal yang demikian tidak menjadi penghalang berarti. Banyak media-media sosial yang bisa digunakan. Facebook, Instagram, skype, adalah sebagian kecil contoh media lain yang menunjang kegiatan tersebut.
Seorang dokter, terlebih lagi saat ini, sedang menjadi garda terdepan dalam penanganan Pandemi, mudah-mudahan Allah jadikan sebagai amal ibadah dan pahala yang berlipat. Guru, yang biasanya saat libur aktifitas mengajarnya turut berhenti, bisa memaksimalkan waktu luangnya untuk membuat media-media pembelajaran yang bisa digunakan siswa-siswanya mengisi waktu liburannya. Penulis, bisa menambah intensitas tulisannya sehingga pembaca turut bisa mendapatkan informasi dan ilmu yang diberikan melalui tulisannya. Petani, bisa mensedakahkan sebagian hasil panennya kepada tetangga dan sanak saudaranya. Polisi, bisa memberikan perlindungan ekstra pada masyarakat di bulan yang penuh rahmat dan kedamaian ini. Terlebih, banyak berita kriminalitas yang juga masih terjadi di bulan suci ini. Dan tentu saja profesi-profesi lain dengan kesempatan dan cara yang berbeda.
Maka, meski semua sedang mengalami masa-masa dimana segala kegiatan dibatasi, kesempatan untuk menjadi lebih bermanfaat tetap bisa dilakukan. Yang perlu untuk direnungkan adalah mau atau tidaknya untuk menjadi lebih bermanfaat. Masa sulit sedang dirasakan, bukan oleh kita saja, tetapi hampir seluruh penduduk di bumi ini. Namun, sebagai orang yang beriman dan bertakwa, mestinya kita meyakini bahwa bersama kesulitan pasti ada kemudahan, yang juga telah Allah janjikan dan tegaskan sebanyak dua kali dalam surat Al-Insyirah ayat 5-6 yang artinya “karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”. Untuk itu, mari terus optimis menghadapi masa-masa sulit ini dengan cara terus menjadi manusia yang bermanfaat. Semoga Allah senantiasa merahmati dan memberkahi setiap langkah yang kita jajaki, dan semoga Allah memberikan pertolongan dan kemudahan pada kita semua untuk bangkit pada atau setelah masa-masa yang sulit ini. Aamiin.
Oleh : Heryan Ardhi Kusuma, Guru di Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta