Oleh: Lutfi Effendi
Al Qur’an adalah kitabullah (kitab Allah). Diturunkan pertama kali di bulan Ramadhan diperuntukkan bagi manusia. Karenanya, selama Ramadhan ini, penulis akan menyajikan bagaimana Allah memperkenalkan dirinya kepada manusia lewat Al Qur’an. Tentu hanya sebagaian saja yang bisa disajikan selama 30 hari di bulan Ramadhan ini.
Sebelum kita menginjak pada pembahasan suarat Al Baqarah, terlebih dahulu kita lihat ulang apa yang telah diperkenalkan oleh Allah tentang diriNya kepada manusia. Mari kita telusuri lagi ayat ayat yang ada pada Al Fatihah.
Pertama, memperkenalkan Allah sebagai Allah (QS Al Fatihah ayat 1).
Kedua, memperkenalkan Allah sebagai Ar Rahman (Maha Pengasih) dan Ar Rahim (Maha Penyayang) (QS Al Fatihah ayat 1).
Ketiga, memperkenalkan Allah sebagai satu satunya yang berhak dipuji (Qs Al Fatihah ayat 2)
Keempat, memperkenalan Allah sebagai Rabbul ‘Alamin (Penguasa sekaligius Pemelihara Alam Semesta) (Qs Al Fatihah ayat 2).
Kelima, memperkenalkan Ar Rahman hubungannya dengan Rabbul ‘Alamin dan Ar Rahim hubungannya dengan Maaliki Yaumiddin . Kedua hubungan ini menunjukkan bahwa Allah merupakan penguasa dunia dan akhirat. (Qs Al Fatihah ayat 2, 3 dan 4).
Keenam, memperkenalkan Allah sebagai Maaliki Yaumiiddn (Pemilik Hari Pembalasan) (Qs Al Fatihah ayat 4).
Ketujuh, memperkenalkan Allah sebagai satu satunya yang berhak disembah atau diibadahi. (Qs Al Fatihah ayat 5).
Kedelapan, memperkenalkan Allah sebagai satu satunya yang dapat dimintai pertolongan. (Qs Al Fatihah ayat 5).
Kesembilan, memperkenalkan Allah sebagai satu satunya yang dapat memberikan petunjuk kepada manusia atau makhluk Allah lainnya. (Qs Al Fatihah ayat 6).
Kesepuluh, memperkenalkan Allah sebagai satu satunya yang dapat memberikan kenikmatan baik di dunia maupun di akhirat. (Qs Al Fatihah ayat 7).
Tetapi selain Allah memperkenalkan diriNya kepada manusia, dalam surat Al Fatihah ini Allah juga mengenalkan jenis jenis atau golongan manusia menurut Allah kepada manusia agar manusia mengerti termasuk golongan atau jenis yang mana dirinya.
Allah SwT dalam hal ini membagi manusia menjadi tiga golongan atau jenis:
Pertama, an’amta ‘alaihim (orang yang diberi nikmat oleh Allah) (Qs Al Fatihah ayat 7) sebelumnya disebut sebagai orang yang ada di jalan lurus (Qs Al Fatihah ayat 6).
Kedua, al-magḍụbi ‘alaihim (orang yang dimurkai Allah) (Qs Al Fatihah ayat 7).
Ketiga, aḍ-ḍāllīn (orang yang sesat).
Dalam surat-surat yang lain dalam Al Qur’an, Allah selain mengenalkan diriNya juga mengenalkan mahluk makhluk ciptaanNya dan perintah dan larangan bagi manusia agar manusia berada di jalan yang lurus.
Lalu apa yang bisa kita ambil dari pelajaran di atas? Setelah kita mengenal Allah dalam Sembilan hal di atas, maka kita perlu waspada terhadap diri kita dan lingkungannya agar kita termasuk orang yang ada di jalan lurus seperti permintaan kita ketika membaca Al Fatihah agar kita terhindar dari murka Allah dan sesat jalan. Waallahu a’lam bisshawab (***)