Oleh: Lutfi Effendi
Al Qur’an adalah kitabullah (kitab Allah). Diturunkan pertama kali di bulan Ramadhan diperuntukkan bagi manusia. Karenanya, selama Ramadhan ini, penulis akan menyajikan bagaimana Allah memperkenalkan dirinya kepada manusia lewat Al Qur’an. Tentu hanya sebagian saja yang bisa disajikan selama 30 hari di bulan Ramadhan ini.
Tulisan ini membahas Qs Al Baqarah ayat 3:
الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ ۙ
allażīna yu`minụna bil-gaibi wa yuqīmụnaṣ-ṣalāta wa mimmā razaqnāhum yunfiqụn
(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan shalat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka,
Tetapi untuk tulisan ini difokuskan pada potongan ayat:
الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ
allażīna yu`minụna bil-gaibi ((yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib,)
Ghaib di sini adalah sesuatu yang tidak diketahui atau dilihat manusia dan yang mengetahui adalah hanya Allah SwT. Dalam hal ini, Allah SwT termasuk yang ghaib, sesuatu yang tidak bisa dilihat di dunia ini. Meskipun secara sifat dan kekuasaaNya sebagian telah diperkenalkan sendiri oleh Allah di dalam Qs Al Fatihah sebagaimana sudah dibahas pada tulisan sebelumnya.
Banyak orang yang menginginkan melihat Tuhan atau Allah SwT, termasuk Nabi-nabi dan Rasul. Misalnya Nabi Musa. Juga Nabi Ibrahim sebelum meyakini bahwa Tuhan atau Allah itu ghaib. Termasuk yang ingin melihat Tuhan ini adalah Firaun.
Kecenderungan ini, merupakan kecenderungan umumnya manusia. Karenanya, banyak di antara manusia dalam memeluk agamanya dan menyembah tuhannya kemudian mewujudkannya dalam alam nyata. Ada yang dengan membuat patung tetapi ada yang memanfaatkan apa yang sudah ada di dunia nyata ini, misalnya api dan matahari.
Dengan ayat ini, secara tidak langsung, Allah memberitahukan tentang diri-Nya yang ghaib. Dalam hal ini Allah memberitahukan kepada manusia lewat Al Qur’an ini bahwa orang yang mendapat petunjuk jalan yang lurus adalah orang yang beriman atau percaya kepada yang ghaib. Bagaimanapun orang berusaha melihat atau memaujudkan tuhan dalam dunia yang nyata tidak akan bisa kecuali sifat-sifat-Nya dan kekuasaan-Nya yang nyata di dunia ini.
Karenanya, jika ada orang atau agama yang memaujudkan tuhannya untuk disembah, maka sebetulnya itu bukan tuhan. Meskipun mereka merasa dan yakin menyembah tuhan, tetapi sebenarnyalah mereka tidak menyembah Tuhan. Mereka menyembah berhala.
Untuk tidak terkecoh tentang hal ini, sejak awal, Allah memberitahukan bahwa orang yang mendapat petunjuk itu mengimani hal yang ghaib, termasuk Allah. Sehingga orang yang mendapatkan petunjuk tidak akan berusaha melihat Allah dan mewujudkannya di dunia ini untuk disembah.
Lalu apa yang bisa kita ambil dari pelajaran di atas? Allah SwT yang selama ini telah memberitahukan tentang diriNya lewat awal-awal Al-Qur’an adalah sesuatu yang ghaib. Maka ketika ada yang mengaku Tuhan atau Allah atau membawa Tuhan atau Allah jelaslah itu bukan Tuhan atau Allah. Karenanya, jangan disembah dan jangan diibadahi, Waallahu a’lam bisshawab (***)