Oleh: Lutfi Effendi
Al-Qur’an adalah kitabullah (kitab Allah). Diturunkan pertama kali di bulan Ramadhan diperuntukkan bagi manusia. Karenanya, selama Ramadhan ini, penulis akan menyajikan bagaimana Allah memperkenalkan dirinya kepada manusia lewat Al-Qur’an. Tentu hanya sebagian saja yang bisa disajikan selama 30 hari di bulan Ramadhan ini.
Tulisan ini masih membahas Qs Al Baqarah ayat 3:
الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ ۙ
allażīna yu`minụna bil-gaibi wa yuqīmụnaṣ-ṣalāta wa mimmā razaqnāhum yunfiqụn
(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan shalat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka,
Tapi fokus dalam tulisan ini adalah potongan ayat:
وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ
wa mimmā razaqnāhum yunfiqụn (dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka,)
Jelas dalam ayat ini, Allah SwT memproklamirkan diri sebagai pemberi rezeki, karenyalah, Allah juga meminta manusia menginfakkan sebagaian rezeki yang telah diberikanNya itu. Ini karena sebetulnya di dalam rezeki yang diberikan oleh Allah SwT itu ada hak orang lain yang harus ditunaikan.
Tentang jalannya Allah memberi rezeki bisa bermacam-macam, ada yang menjadi pegawai atau buruh dengan gaji bulanan, mingguan dan bahkan harian. Ada yang lewat perniagaan, perkebunan, pertanian, pertambangan dan lain-lain. Itu merupakan perantaraan dari rezeki yang diberikan Allah kepada manusia.
Namun ada yang patut diperhatikan dalam mencari rezeki Allah ini hendaklah lewat jalan yang halal. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِى الطَّلَبِ فَإِنَّ نَفْسًا لَنْ تَمُوتَ حَتَّى تَسْتَوْفِىَ رِزْقَهَا وَإِنْ أَبْطَأَ عَنْهَا فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِى الطَّلَبِ خُذُوا مَا حَلَّ وَدَعُوا مَا حَرُمَ
“Wahai manusia bertakwalah kepada Allah dan pilihlah cara yang baik dalam mencari rezeki, karena tidaklah suatu jiwa akan mati hingga terpenuhi rezekinya, walau lambat rezeki tersebut sampai kepadanya, maka bertakwalah kepada Allah dan pilihlah cara yang baik dalam mencari rezeki, ambillah rezeki yang halal dan tinggalkanlah rezeki yang haram” (HR. Ibnu Majah)
Sebagai pemberi rezeki Allah SwT melimpahkan Ar Rahman Nya kepada manusia, karenanya manusia juga diminta untuk berbuat yang sama melimpahkan kasihNya Allah padanya kepada orang lain. Menginfakkan sebagian rezeki itu kepada yang lain. Tindakan ini juga merupakan tindakan syukur kepada Allah SwT atas rezeki yang dianugerahkan Allah kepadanya.
Lalu apa yang bisa kita ambil dari pelajaran di atas? Bahwa rezeki yang kita dapatkan dari manapun datangnya merupakan rezeki dari Allah SwT. Tapi ingat meski itu rezeki dari Allah, haruslah kita memilih usaha lewat jalan yang halal. Kemudian setelah rezeki kita dapatkan, tidak dipakai untuk diri sendiri saja, tetapi sebagiannya diinfakkan kepada yang lain. Dengan demikian Rahman yang diberikan kepada kita menjadikan kita kasih kepada sesama. Waallahu a’lam bisshawab (***)