Membudayakan Spirit Ramadhan dengan Tradisi Iqra’ Al-Qur’an

Oleh: Cristoffer Veron P

شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٍ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِ ۚ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ ٱلشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ ٱلْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا۟ ٱلْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Artinya: “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur”.

(QS. Al-Baqarah [02] Juz 2 Ayat 185).

Allah SWT merupakan Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dia yang menciptakan sebuah buku panduan yang diperuntukkan bagi seluruh hamba-hamba-Nya. Buku panduan itu berorientasi memberikan tuntunan untuk menjalani kehidupan di dunia ini agar bisa memperoleh jalan yang lurus. Dia tidak mungkin membiarkan hamba-Nya berjalan sendirian tanpa dibekali sebuah panduan. Oleh karena itu, Dia berinisiatif untuk menciptakan buku panduan ini yang berlaku hingga akhir kehidupan nanti.

Buku panduan itu ialah Al-Qur’an. Al-Qur’an niscaya Kalam Allah SWT yang sangat indah dan terang laksana sinar mentari dan bulan berpancar menerangi bumi. Di dalamnya terdapat jutaan informasi mengenai zaman sebelum kita diciptakan bahkan zaman yang akan mendatang. Banyak secercah isi Al-Qur’an yang telah teraktualisasikan dengan visibel, bahkan membuat para ilmuwan non-muslim takjub dan memutuskan untuk masuk Islam setelah mereka meneliti pelbagai penemuan mencengangkan seperti yang terjadi pada ilmuwan Jacques-Yves Cousteau (1910-1997).

Beliau Dia adalah seorang ahli oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Prancis, Jacques-Yves Cousteau melakukan eksplorasi bawah laut. Dia menemukan beberapa kumpulan mata air tawar yang tidak bercampur dengan air laut. Seolah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.

Lalu, suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor Muslim dan menceritakan fenomena itu. Profesor itu teringat pada ayat Alquran tentang bertemunya dua lautan pada surat yang berbunyi demikian

مَرَجَ ٱلْبَحْرَيْنِ يَلْتَقِيَانِ

بَيْنَهُمَا بَرْزَخٌ لَّا يَبْغِيَانِ

Artinya: “Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing”. (QS. Ar Rahman [55]: 19-20).

Atas penemuan inilah, beliau masuk Islam hingga akhir hayatnya, demikian secarik informasi yang dinukil dari situs Islampos.com. Subhanallah, Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya. Allah SWT menunjukkan eksistensinya sebagai Raja Alam kepada manusia bahwa Al-Qur’an ini merupakan karya-Nya yang sangat luar biasa. Sumpah Allah SWT di dalam Al-Qur’an dengan berjalanya waktu yang dinilai mustahil, kini telah terbukti secara visibel.

Namun, umat Islam khususnya Indonesia masih sangat rendah untuk mencintai Al-Qur’an, apalagi di bulan suci Ramadhan. Hal ini dapat dibuktikan dengan kondisi sekarang, masih banyak umat Islam yang mengabaikan dan mendaifkan Al-Qur’an untuk membaca, mentadaburi, dan sekaligus mengejawantahkannya isi dalam bingkai kehidupan. Pentingnya literasi Al-Qur’an perlu digelorakan agar hatinya terpecut untuk mendekatkan diri dengan Al-Qur’an.

Minimal dengan membaca (iqra’), secara eksplisit hati kita akan menjadi adem ayem. Ingat instruksi Tuhan dalam Al-Qur’an itu jelas ketika wahyu pertama turun yakni,

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (3) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (5)

Artinya: “[1] Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. [2] Dia telah menciptakan manusia dari ‘Alaq. [3]Bacalah, dan Tuhanmulah yang paling Pemurah. [4] Yang mengajar manusia dengan pena. [5] Dia mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya”. (QS. Al-Alaq [95]: 01-05).

Selain itu, membaca Al-Qur’an dapat mengantarkan kepada pada kebahagian di alam kubur. Di alam kubur kita menjadi seorang yang kehampaan sebab tidak ada keluarga, teman, dan orang yang dekat dengan kita yang dulunya selalu bersama dengan kita menemani satu sama lain. Justru di alam kubur itu kita hanya bersama dengan cacing tanah dan pelbagai jenis hewan lainnya.

Saat ini yang kita butuhkan untuk menyongsong kematian dan menjadi teman kita selama di alam kubur ialah Al-Qur’an. Dia yang akan menjadi satu-satunya teman bagi kita untuk menerangi alam kubur yang sangat gelap dan dubius selain amalan-amalan penunjang lainnya. Untuk itu mumpung kita masih hidup, terlebih lagi di bulan suci Ramadhan ini mari kita dekatkan dengan membaca Al-Qur’an. Ingat bahwa, “Sebaik-baiknya ibadah umatku adalah membaca Al-Qur’an.” (HR. Al-Baihaqi).

Membaca Al-Qur’an akan melahirkan pelbagai keutamaan. Keutamaan membaca Al-Qur’an itu selain membuat hati adem ayem, juga akan memperoleh pelbagai keutamaan-keutamaan lainnya. Berikut ini saya sajikan keutamaan membaca Al-Qur’an. Diantaranya adalah sebagai berikut:

Abu Umamah Al Bahily radhiyallahu ‘anhu berkata: “Aku telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Bacalah Al-Qur’an karena sesungguhnya dia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa’at kepada orang yang membacanya”. (HR. Muslim).

Umar bin Khattab ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah SWT akan mengangkat derajat suatu kaum dengan kitab ini (Al-Qur’an) dengannya pula Allah akan merendahkan kaum lain”. (HR. Muslim).

Rasulullah Muhammad SAW bersabda: “Orang yang membaca Al-Qur’an dan dia sudah mahir dengan bacaannya itu, maka ia beserta para malaikat utusan Allah yang mulia lagi sangat berbakti, sedangkan orang yang membaca Al-Qur’an dan ia belum lancar dan merasa kesukaran dalam membacanya, maka dia memperoleh dua pahala”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan ملا satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf”. (HR. Tirmidzi).

Allah SWT berfirman:

وَنُنَزِّلُ مِنَ ٱلْقُرْءَانِ مَا هُوَ شِفَآءٌ وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ ۙ وَلَا يَزِيدُ ٱلظَّٰلِمِينَ إِلَّا خَسَارًا

Artinya: “Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian”. (QS. Al-Isra’ [17]: 82).

Demikian yang terlihat dari sekelumit keutamaan membaca Al-Qur’an. Tentunya dari lima poin ini masih banyak lagi keutamaan yang lainnya. Mari kita jadikan bulan suci Ramadhan sebagai momentum untuk menggelorakan spirit membaca Al-Qur’an sebagai pilar menjadikan hidup kita adem ayem, pikiran berseri, dan nurani menjadi tentram. Aamiin. Nashrun min Allah.

Cristoffer Veron P, Siswa Kelas XII SMK Muhammadiyah 1 Kota Yogyakarta, Menulis di Risalah Jum’at Majelis Tabligh PWM D.I.Yogyakarta dan Penulis Buku “Menuju Hidup Sukses”

Exit mobile version