Beribadah Hanya Kepada Al Malik

Iman kepada Allah

Iman kepada Allah

Al Malik الملك adalah SifatNya Dzat Allah Yang Memiliki Mutlak sifat Merajai/Memerintah seluruh alam. Milik-Nya seluruh alam yang di atas (langit) dan yang dibawah (bumi), semua adalah hamba dan sangat berhajat kepada-Nya

Secara umum Al Malik diartikan Raja atau Penguasa, kata Malik terdiri dari huruf Mim Laam Kaaf yang rangkaiannya mengandung makna “kekuatan” dan “Keshahihan”, ini menunjukkan bahwa Allah adalah segala kekuatan yang ada di alam semesta ini yang shahih dan tidak dapat diingkari lagi kekuasaan-Nya meliputi semesta alam dan pengetahuan yang ada.

Dalam Al Qur’an, kata Malik diulang sebanyak 5 kali, dua diantaranya dirangkaikan dengan kata haq yang berarti “pasti” dan “sempurna”.

AL Malik dalam AL Qur’an menyebutnya Raja Yang Maha Berkuasa (yang Mutlak kekuasaannya), Raja-raja lain yang memerintah di seluruh alam ini walaupun ia sangat berkuasa tetaplah kalah mutlak dengan kekuasaan Allah. Semua keuasaan akan tunduk kepada Rabb yang Maha Kuasa. Karenanya, hanya Allahlah yang layak disembah, dan hanya Allahlah yang layak diibadahi meski ada juga raja-raja di dunia ini, termasuk Firauan, yang meminta disembah-sembah.

Peyembahan atau peribadatan itu hanya mutlak milik Allah. Hal ini secara tak langsung dapat ditemukan dalam QS Al Mukminuun : ayat 116-117:

فَتَعَٰلَى ٱللَّهُ ٱلْمَلِكُ ٱلْحَقُّ ۖ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ رَبُّ ٱلْعَرْشِ ٱلْكَرِيمِ

وَمَن يَدْعُ مَعَ ٱللَّهِ إِلَٰهًا ءَاخَرَ لَا بُرْهَٰنَ لَهُۥ بِهِۦ فَإِنَّمَا حِسَابُهُۥ عِندَ رَبِّهِۦٓ ۚ إِنَّهُۥ لَا يُفْلِحُ ٱلْكَٰفِرُونَ

 “Sesungguhnya Allah ta’ala adalah Pemilik Sifat-sifat yang tinggi lagi Pemilik Kerajaan yang sebenarnya, Tidak ada Tuhan selain Dia. Dia-lah yang memilki Arsy yang Mulia. Dan barang siapa menyembah tuhan yang lain di samping Allah. Padahal tidak ada suatu dalilpun tentang itu, maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Tuhannya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tiada beruntung.”

Sebab selain menguasai alam atau dunia yang fana  ini, Allah adalah Raja Yang sebenar-benarnya yang juga menguasai kerajaan yang  bersifat langgeng (abadi).

Hal  ini juga dikuatkan  dalam surat Al Fatihah : 4

مَٰلِكِ يَوْمِ ٱلدِّينِ

“Yang Mengusai hari Pembalasan” (Q.S. Al Fatihah:4)

Dengan begitu Allah yang menguasai pengetahuan dan segala urusan tentang hari pembalasan, yang mengusai waktu yang telah lalu dan yang akan datang. Dunia dan seisinya dalam genggaman-Nya.

Dalam Hadits Rasulullah saw bersabda:

“Allah Yang Maha Mulia Lagi Agung ‘menggenggam’ bumi pada hari kemudian dan ‘melipat’ semua langit dengan ‘tangan kanan-Nya’, kemudian berseru: Aku Adalah Malik (Raja), maka dimanakah (mereka yang mengaku) Raja?” (H.R. Bukhari).

Maka seharusnyalah manusia harus berkoitmen, bertekad hanya menyembah dan beribadah kepada Allah semata. Sebagaiman dalam QS Al Fatihah ayat 5:

“Hanya kepadaMu, kami beribadah (menyembah) dan hanya kepadaMu kami minta petolongan”.  (Lutfi Effendi)

Sumber: Majalah SM Edisi 14 Tahun 2016

Exit mobile version