MEDAN, Suara Muhammadiyah – Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Dr H Abdul Mu’ti MEd tampil sebagai penceramah dalam Pengajian Ramadan Online yang diadakan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Rabu (13/5/2020) pukul 13.00-14.000
Dipandu oleh WD 1 FAI UMSU Zailani SPdI MA, acara ini dikuti oleh lebih dari 300, mulai dari BPH UMSU, Rektor UMSU, Jajaran Wakil Rektor UMSU, Sekretaris UMSU, PDM Se Sumut, Ketua Sekolah Tinggi Muhammadiyah se Sumut dan civitas akademika.
Dalam sambutannya Rektor UMSU Dr Agussani MAP mengungkapkan rasa syukur Alhamdulillah, karena di tengah suasana pandemik wabah Covid-19 yang melanda seluruh dunia saat ini masih bisa menggelar kegiatan positif, yakni pengajian Ramadan secara online.
“Ini merupakan Pengajian Ramadan Online yang ke 2 dari 4 jadwal yang telah dagendakan oleh UMSU, setelah minggu semalam menghadirkan penceramah Haedar Nashir Ketum PP Muhammadiyah,” sebutnya.
Rektor UMSU juga menjelaskan, bahwa selama masa pandemi Covid-19 UMSU telah melaksanakan kegiatan merumahkan mahasiswa, dosen dan tenaga pendidik maupun karyawan.
“Alhamdulillah sesuai dengan program yang telah kita susun terkait proses akademik secara daring seperti pembelajaram, seminar proposal maupun sidang akhir sudah dijalankan secara baik oleh seluruh fakultas di UMSU,” ujarnya.
Selanjutnya, kata Agussani, terkait penanggulangan wabah Covid-19, UMSU juga telah menyelenggarakan pelbagai program kolaboratif dengan seluruh keluarga besar persyaraikat, seperti MCCC dan Ortom.
Dan sebagai bentuk kepedulian terhadap keberlangsungan aktivitas mahasiswa ditengah pandemik Covid-19, UMSU juga telah mengalokasikan subsidi sebesar Rp 3.9 miliar untuk membantu pembiayaan kegiatan mahasiswa, berupa uang pulsa, buka puasa mahasiswa yang masih mondok di Medan dan juga membantu pendampingan sejumlah mahasiswa asing UMSU yang masih berada di Medan, terutama yang berasal dari Thailand dan Kamboja.
Sementara itu, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Dr H Abdul Mu’ti MEd mengawali ceramahnya mengatakan, bahwa Ramadan tahun ini berbeda dengan Ramadan sebelumnya. Dikatakannya, baru sekali ini bulan Ramadan diselenggarakan dan dilaksanakan di tengah pandemi wabah. Ada realitas baru (new reality) dan normal yang baru (new normal) yang terjadi pada bulan Ramadan tahun ini, dimana banyak aktivitas dilakukan secara virtual.
“Alhamdulillah kita bisa segera beradaptasi dan bisa mengikuti dengan cepat kecenderungan ini, sehingga tetap dapat beraktivitas sebagaimana biasa,” sebutnya.
Lebih lanjut dijelaskannya, Ramadan itu identik dengan bulan silaturahim yang didalamnya umat Islam banyak menyelenggarakan berbagai acara, mulai dari buka bersama, tarawih, kemudian tadarus dan berbagai yang lainnya.
Tapi pada tahun ini, karena pandemi yang belum dapat diatasi, maka pelaksanaan berbagai ibadah yang selama ini selenggarakan secara berjamaah di Masjid kemudian laksanakan di rumah.
“Mudah-mudahan kita bisa memahami kondisi ini, bahwa di dalam beribadah faktor keselamatan dan jaminan kehidupan itu memang harus diutamakan,” katanya.(Syaifulh/Riz)