Oleh: Lutfi Effendi
Al-Qur’an adalah kitabullah (kitab Allah). Diturunkan pertama kali di bulan Ramadhan diperuntukkan bagi manusia. Karenanya, selama Ramadhan ini, penulis akan menyajikan bagaimana Allah memperkenalkan dirinya kepada manusia lewat Al-Qur’an. Tentu hanya sebagian saja yang bisa disajikan selama 30 hari di bulan Ramadhan ini.
Tulisan kali ini masih membahas Qs Al Baqarah ayat 22:
الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الْاَرْضَ فِرَاشًا وَّالسَّمَاۤءَ بِنَاۤءً ۖوَّاَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً فَاَخْرَجَ بِهٖ مِنَ الثَّمَرٰتِ رِزْقًا لَّكُمْ ۚ فَلَا تَجْعَلُوْا لِلّٰهِ اَنْدَادًا وَّاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
allażī ja’ala lakumul-arḍa firāsyaw was-samā`a binā`aw wa anzala minas-samā`i mā`an fa akhraja bihī minaṡ-ṡamarāti rizqal lakum, fa lā taj’alụ lillāhi andādaw wa antum ta’lamụn
(Dialah) yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dialah yang menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia hasilkan dengan (hujan) itu buah-buahan sebagai rezeki untukmu. Karena itu janganlah kamu mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah, padahal kamu mengetahui.
Fokus tulisan ini pada salah satu proses pemberian rezeki oleh Allah SwT yang terdapat pada potongan ayat wa anzala minas-samā`i mā`an fa akhraja bihī minaṡ-ṡamarāti rizqal lakum, (dan Dialah yang menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia hasilkan dengan (hujan) itu buah-buahan sebagai rezeki untukmu.).
Buah-buahan ini, jangan hanya dipahami buah-buahan yang dijual di toko-toko buah, seperti melon, jambu, jeruk, avokad, pisang dan sebagainya. Tetapi buah dipahami sebagai hasil tumbuh-tumbuhan yang ada di muka bumi. Buahnya tanaman padi ya bulir-bulir padi yang kemudian diolah menjadi nasi. Buahnya gamdum ya bulir-bulir gandum yang kemudian diolah menjadi roti. Demikian pula tanaman yang lain, seperti jagung, ketela dan kacang.
Itu semua rezeki bagi manusia, bahkan bagi mahluk yang lain seperti burung-burung dan jenis unggas yang lain. Bahkan rezeki itu pun tidak sebatas pada buah yang dihasilkan, tetapi juga pada daun atau bunga yang dihasilkan. Bahkan juga lewat kayu-kayu pohon itu sendiri.
Lewat daun, orang memanfaatkannya menjadi sayuran. Bahkan lewat daun ini pula, sejumlah binatang hidup darinya seperti rumput yang dimakan lembu dan kambing. Lewat bunga, orang banyak memanfaatkan keindahannya dan bahkan lebah menghirupnya kemudian menjadi madu yang juga dimanfaatkan oleh manusia.
Setiap karakteristik hujan pun busa menghasilkan tanaman yang berbeda yang kemudian hasilnya menjadi makanan pokok masing-masing wilayah. Di wilayah hujan yang lebat yang menyebabkan air melimpah, maka kemudian bisa mengairi tanaman padi di sawah setiap saat dibutuhkan. Demikian pula di wilayah yang jarang hujannya sehingga tanahnya seolah-olah tandus berpasir bisa tumbuh pohon kurma yang hasilnya juga menjadi makanan pokok setempat dan sebagainya.
Sebagaimana yang terdapat pada Qs Al Baqarah ayat 3, rezeki Allah lewat tumbuh-tumbuhan ini juga tidak dikukuhi sebagai rezekinya sendiri. Sebagian juga harus diinfakkan kepada yang lain.
Lalu apa yang bisa kita ambil dari pelajaran di atas? Salah satu rezeki yang diberikan oleh Allah adalah lewat tumbuh-tumbuhan. Rezeki ini mungkin merupakan rezeki tingkat pertama yang tidak diproses lanjut sudah bisa dimanfaatkan oleh manusia atau mahluk lainnya untuk memenuhi kebutuhan hidup primernya. Selain itu jika seseorang mempunyai hasil yang berlebih dari rezeki primer ini bisa diinfakkan kepada yang lain. Waallahu a’lam bisshawab (***)