Oleh: Lutfi Effendi
Al-Qur’an adalah kitabullah (kitab Allah). Diturunkan pertama kali di bulan Ramadhan diperuntukkan bagi manusia. Karenanya, selama Ramadhan ini, penulis akan menyajikan bagaimana Allah memperkenalkan dirinya kepada manusia lewat Al-Qur’an. Tentu hanya sebagian saja yang bisa disajikan selama 30 hari di bulan Ramadhan ini.
Tulisan kali ini masih membahas Qs Al Baqarah ayat 22:
الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الْاَرْضَ فِرَاشًا وَّالسَّمَاۤءَ بِنَاۤءً ۖوَّاَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً فَاَخْرَجَ بِهٖ مِنَ الثَّمَرٰتِ رِزْقًا لَّكُمْ ۚ فَلَا تَجْعَلُوْا لِلّٰهِ اَنْدَادًا وَّاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
allażī ja’ala lakumul-arḍa firāsyaw was-samā`a binā`aw wa anzala minas-samā`i mā`an fa akhraja bihī minaṡ-ṡamarāti rizqal lakum, fa lā taj’alụ lillāhi andādaw wa antum ta’lamụn
(Dialah) yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dialah yang menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia hasilkan dengan (hujan) itu buah-buahan sebagai rezeki untukmu. Karena itu janganlah kamu mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah, padahal kamu mengetahui.
Fokus tulisan ini pada potongan ayat fa lā taj’alụ lillāhi andādaw wa antum ta’lamụn. (Karena itu janganlah kamu mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah, padahal kamu mengetahui). Dalam hal ini, manusia diminta tidak mengadakan tandingan atau mencari Tuhan yang lain selain Allah.
Inti dari seruan Allah kepada manusia dalam Qs Al Baqarah ayat 22 dan sebelumnya ayat 21 adalah agar manusia menyembah Allah dan jangan mencari tandingan lain selain Allah SwT. Seruan untuk tidak mencari tandingan yang lain atau tidak menyembah yang lain ini setelah Allah SwT memperkenalkan diri sebagai Pencipta manusia, Pencipta Bumi dan Langit yang menjadi fasilitas hidup manusia serta sebagai pemberi rezeki kepada manusia lewat fasilitas yang disediakan Allah SwT kepada manusia.
Tidak layak manusia mencari sesembahan lain sebagai tandingan, setelah Allah memberitahukan hal itu pada manusia. Apakah manusia ingin mencari tandingan Allah dalam hal mencipta manusia? Jika ia, misalnya, lewat bayi tabung, prosesnya pun masih membutuhkan sesuatu yang diciptakan oleh Allah SwT, Itu pun jika Allah tidak menghendaki dan tidak meniupkan ruh ke dalam janin juga tidak akan menghasilkan manusia. Apalagi ingin mencari tandingan dalam hal menciptakan bumi dan langit, tentu tidak akan bisa dilakukan oleh manusia.
Jika masih ada yang mengatakan, manusia bisa membuat hujan buatan. Itu juga hanya mempercepat hujan saja dengan memanfaatkan awan yang sudah ada dan ciptakan oleh Allah SwT lewat proses alami yang memang sudah sunatullah. Coba kalau betul-betul bisa membuat hujan, buatlah awan sendiri dan diarahkan ke satu tempat di mana hujan diharapkan turun. Upaya ini tentu tidak akan membuahkan hasil, selagi membuat hujan dengan memanfaatkan awan yang ada saja tidak seratus persen berhasil sebagaimana mereka kehendaki.
Selagi tidak bisa melakukan tandingan seperti itu, tidak layak manusia membuat tandingan sesembahan selain Allah. Apakah tandingannya itu juga bisa melakukan seperti Allah lakukan itu, tentu tidak akan bisa. Sekali lagi jangan cari tandingan Allah, jangan cari sesembahan selain Allah.
Lalu apa yang bisa kita ambil dari pelajaran di atas? Sebagai manusia yang memilih jalan Takwa atau jalan lurus, kita menjadi yakin bahwa satu-satunya sesembahan hanyalah Allah SwT. Tidak layak mencari sesembahan selain Allah. Hanya kepada Allahlah, kita menyembah (Qs Al Fatihah ayat 5). Tidak layak kita menyembah Allah tapi masih menyembah yang lain. Apalagi menyembah selain Allah saja. Bisa apa sesembahan yang lain selain Allah. Waallahu a’lam bisshawab (***)