Inti masalah pandemi Coronavirus (covid-19) adalah masalah kesehatan. Oleh karena itu harus dihadapi dengan bahasa dan cara kesehatan pula. Dihadapi secara rasional dengan memanfaatkan ilmu dan teknologi kesehatan yang ada dan yang berkualitas.
Agar dapat lebih fokus pada masalah kesehatan maka yang perlu dibangun terlebih dahulu adalah ekosistem kesehatan itu. Sistem dalam hal ini adalah proses interaksi antara mekanisme dengan struktur otoritas dan struktur pelaksanaannya.
Dalam hal ini, interaksi antara mekanisme berkesehatan dengan struktur-struktur otoritas kesehatan (di dalam struktur otoritas kesehatan mengandung kompetensi kesehatan dan keahlian berkesehatan) harus berjalan lancar, karena dipandu nilai utama kehidupan (nilai agama, nilai budaya) sehingga maksud dan tujuannya jelas. Yaitu mempertahankan kehidupan, menjaga kehidupan dan mengembangkan kehidupan menjadi tetap sehat dan makin sehat.
Dalam konteks ini, Muhammadiyah memenuhi syarat dan kompatibel untuk membangun ekosistem kesehatan, khususnya yang bergerak dan digerakkan untuk menghadapi dan berhadapan dengan pandemi Coronavirus.
Mengapa? Karena disamping memiliki sejarah panjang menangani masalah kesehatan sekaligus menangani berbagai bencana, Muhammadiyah terbiasa dalam menjalankan struktur itu, sehingga kualitasnya dalam memahami dan menjalankan mekanisme berkesehatan sudah teruji. Muhammadiyah memiliki otoritas lengkap dalam berkesehatan.
Muhammadiyah memiliki struktur organisasi lengkap mulai dari Pusat, Wilayah, Daerah, Cabang, Ranting, Jamaah di seluruh tanah air Indonesia. Ini merupakan pemegang otoritas kebijakan berkesehatan yang dimiliki dan dioperasikan oleh Muhammadiyah.
Untuk menentukan dan mengawal kebijakannya mengenai masalah kesehatan dan berkesehatan pimpinan Muhammadiyah memiliki struktur badan pembantu pimpinan yang disebut majelis, (majelis yang bergerak di bidang kesehatan dan majelis yang bergerak di bidang fatwa atau panduan beragama dalam konteks menghadapi pandemi Coronavirus).
Untuk otoritas kompetensi berkesehatan, Muhammadiyah memiliki jaringan rumah sakit umum dan khusus di seluruh Indonesia. Rumah sakit Muhammadiyah ini sudah ada dan berdiri sejak KHA Dahlan masih hidup, kemudian diteruskan, dikembangkan, dimajukan oleh para penerusnya.
Kehadiran rumah sakit-rumah sakit ini dikawal dengan hadir dan berfungsinya Majelis Pendidikan Tinggi dan Perguruan Tinggi yang menghasilkan tenaga ahli kesehatan yang berkualitas dan berkapasitas dokter, perawat, apoteker, pengembang teknologi kesehatan, dan pembina kesehatan di masyarakat.
Dengan demikian operasi atau kegiatan kesehatan dan berkesehatan yang dilakukan oleh jaringan rumah sakit Muhammadiyah menjadi relatif optimal dalam keadaan normal dan maksimal dalam kondisi darurat bencana kesehatan seperti pandemi Coronavirus ini.
Karena lancarnya interaksi antara mekanisme berkesehatan dengan struktur berkesehatan di Muhammadiyah itu, maka dalam membangun ekosistem kesehatan, khususnya menghadapi pandemi Coronavirus Muhammadiyah biasa dan bisa dengan tangkas membentuk gugus tugas menghadapi, dan menangani masalah kesehatan khususnya yang berbentuk bencana, termasuk bencana kesehatan, yang berbentuk pandemi Coronavirus ini. Bahkan kemudian, selain mampu membangun ekosistem kesehatan, Muhammadiyah melengkapi dirinya dengan instrumen pembangun dan pembentuk atmosfer kesehatan.
Instrumen Majelis dan Lembaga yang terbiasa mengerahkan ribuan relawan untuk mengatasi masalah ekonomi masyarakat bawah yang rentan terhadap guncangan ekonomi akibat terdampak pandemi Coronavirus. Sumber daya manusia, sumber daya dana, sumber daya keahlian, keilmuan dan keterampilan serta sumber daya jaringan yang dimiliki relatif mencukupi jika bergerak serentak.
Untuk mengatasi kebingungan warga Muhammadiyah dan warga Masyarakat dalam beribadah di masa darurat bencana pandemi, Muhammadiyah memiliki jaringan ahli agama yang merumuskan panduan beribadah di masa darurat bencana kesehatan dan memiliki jaringan mubaligh yang berfungsi mensosialisasikan panduan beribadah, dengan dilengkapi instrumen pelaksana yaitu jaringan takmirnya masjid dan musholla yang tersebar di kota dan pelosok Indonesia.
Dengan adanya ekosistem kesehatan dan pengendalian atmosfer kesehatan yang dibangun, dimiliki dan digerakkan oleh Muhammadiyah, maka Muhammadiyah memang berniat untuk menjadi bagian dari solusi untuk memecahkan masalah bangsa dan masyarakat yang kini tengah dihadapi dan harus diselesaikan dengan seksama.
Dengan adanya pemahaman seperti ini, memang sudah seharusnya warga dan pimpinan Muhammadiyah mendukung dan menyatukan tekad bersama, Muhammadiyah mengatasi masalah-masalah yang ditimbulkan oleh ulah Coronavirus ini (masalah kesehatan dan masalah sosial sebagai dampaknya).
Saya kira seluruh komponen bangsa ini perlu terus bersatu padu, satu kata dan satu perbuatan untuk mengatasi pandemi Coronavirus ini. Muhammadiyah sudah bersiap dan bergerak untuk mewujudkan itu.
(Mustofa W Hasyim)