Oleh: Lutfi Effendi
Al-Qur’an adalah kitabullah (kitab Allah). Diturunkan pertama kali di bulan Ramadhan diperuntukkan bagi manusia. Karenanya, selama Ramadhan ini, penulis akan menyajikan bagaimana Allah memperkenalkan dirinya kepada manusia lewat Al-Qur’an. Tentu hanya sebagian saja yang bisa disajikan selama 30 hari di bulan Ramadhan ini.
Tulisan kali ini membahas Qs Al Baqarah ayat 23-24:
وَاِنْ كُنْتُمْ فِيْ رَيْبٍ مِّمَّا نَزَّلْنَا عَلٰى عَبْدِنَا فَأْتُوْا بِسُوْرَةٍ مِّنْ مِّثْلِهٖ ۖ وَادْعُوْا شُهَدَاۤءَكُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ
فَاِنْ لَّمْ تَفْعَلُوْا وَلَنْ تَفْعَلُوْا فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِيْ وَقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ ۖ اُعِدَّتْ لِلْكٰفِرِيْنَ
wa ing kuntum fī raibim mimmā nazzalnā ‘alā ‘abdinā fa`tụ bisụratim mim miṡlihī wad’ụ syuhadā`akum min dụnillāhi ing kuntum ṣādiqīn
fa il lam taf’alụ wa lan taf’alụ fattaqun-nārallatī waqụduhan-nāsu wal-ḥijāratu u’iddat lil-kāfirīn
Dan jika kamu meragukan (Al-Qur’an) yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.
Jika kamu tidak mampu membuatnya, dan (pasti) tidak akan mampu, maka takutlah kamu akan api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.
Pada awal-awal surat Al Baqarah, Allah sudah menyatakan bahwa tidak ada keraguan dalam kitab ini. Tepatnya di Qs Al Baqarah ayat 2: żālikal-kitābu lā raiba fīh, hudal lil-muttaqīn (Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa). Tentu tidak semua manusia meyakini hal ini, ada yang meragukan kitab ini.
Terhadap orang-orang yang masih ragu terhadap kitab ini, maka dalam Qs Al Baqarah ayat 22 ni kemudian Allah memberi tantangan kepada manusia untuk membuat hal serupa yang bisa menjadi pedoman hidup manusia. wa ing kuntum fī raibim mimmā nazzalnā ‘alā ‘abdinā fa`tụ bisụratim mim miṡlihī (Dan jika kamu meragukan (Al-Qur’an) yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya). Bahkan kalau perlu membuatnya tidak sendiri bersama yang lain. wad’ụ syuhadā`akum min dụnillāhi ing kuntum ṣādiqīn (dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar).
Ada memang yang menyambut tantangan itu dengan membuat tantangan itu, seperti Musailamah Al Kadzab, tetapi ayat yang dipalsukan tidak membawa petunjuk hidup apapun. Misalnya: “Dan gajah*Tahukah kamu apai itu gajah*ia memiliki perawakan yang panjang”, Dan mengaku sebagai Nabi. Orang-orang semacam Musailamah ini akan muncul terus, tetapi tidak akan menggoyahkan Kitab yang diturunkan Allah SwT, karena Allah akan menjaganya.
Orang yang tidak percaya kepada Kitab Allah (Al Qur’an) ini oleh Allah disebut kafir. Inilah kenapa orang kafir tidak bisa menerima atau menolak petunjuk Allah yang ada di Al Qur’an, karena memang mereka tidak percaya meski tidak bisa membuat sesurah pun seperti Al Qur’an. Dan oleh Allah, orang kafir ini disediakan api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu.
Lalu apa yang bisa kita ambil dari pelajaran di atas? Sebagai seorang takwa yang ada di jalan yang lurus, tentu tidak akan meragukan lagi apa yang ada di Al Qur’an. Kalau ragu? Cobalah membuatnya. Tentu kita tak akan bisa, karenanya, ini harus menambah keyakinan kita kepada Al Qur’an sebagai petunjuk kita untuk tetap berada di jalan lurus, Tentu saja jika ingin di jalan lurus, jika kita baca Al Qur’an ada perintah segera kita usahakan untuk mengerjakannya, tetapi jika ada larangan wajib kita tinggalkan, wajib kita tidak mengerjakannya. Siapkah kita?Waallahu a’lam bisshawab (***)