YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Pemberdayaan kaum duafa atau mustad’afiin di masa pandemi menjadi sebuah perhatian bagi Muhammadiyah terkhusus pada Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Keberpihakan Muhammadiyah dalam menolong kesengsaraan menjadi modal untuk selalu membantu kaum duafa yang saat ini menjadi terdampak dalam situasi pandemi Covid-19. Kajian yang bertemakan “Pemberdayaan Duafa dan Tantangannya” disampaikan Ketua MPM PP Muhammadiyah Dr M Nurul Yamin, MSi, Rabu (20/05).
Nurul Yamin menyampaikan bahwa MPM melalui komando MCCC mengupayakan pemberdayaan masyarakat terdampak pandemi sedari awal. Menurutnya, pemberdayaan yang bisa dilakukan pada awal mula ialah pemenuhan pada sektor ketahanan pangan, yaitu pemberian sembako.
MPM menggelorakan jihad kedaulatan pangan untuk membantu para kaum duafa hadapi pandemi ini. “Karena menganjurkan memberikan makan kepada orang miskin itu menjadi bagian dari menegakkan agama, tidak melakukannya itu bagian dari mendustakan agama,” ungkapnya.
Pemenuhan pada sektor ketahanan pangan sendiri juga melalui dinamika yang cukup panjang sebab MPM mengutamakan pemberdayaan bagi masyarakat, dimana produksi pangan kemudian distribusi hingga dengan penerimanya melibatkan upaya – upaya yang bersifat pemberdayaan masyarakat itu sendiri.
“Upaya – upaya pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh Muhammadiyah harus disalurkan kepada orang yang tepat,” tambahnya.
Setelah bergerak pada sektor pemenuhan pangan, MPM juga mengupayakan kepada warga Muhammadiyah untuk membiasakan membeli produk lokal milik Muhammadiyah dan bermitra dengan amal usaha miliki persyarikatan. Hal tersebut bertujuan mengamankan daripada perputaran usaha yang dimiliki Muhammadiyah.
Nurul Yamin juga mengungkapkan bahwa upaya lanjutan yang diberikan adalah memberdayakan masyarakat untuk bisa memenuhi kebutuhannya sendiri berdasarkan kemampuan yang ada di lingkungan.
“Pada tahap lanjutan tersebut akan muncul potensi – potensi dalam masyarakat, itulah yang akan didampingi oleh MPM. Tanggap darurat memenuhi kebutuhan pangan, kemudian memberdayakan masyarakat melalui potensi yang ada di lingkungan dan dikembangkan menjadi skill,” jelasnya.
Muhammadiyah yang tetap eksis sebab gerakan menolong kesengsaraan pada kaum duafa inilah yang menjadi modal utama untuk terus berupaya menolong masyarakat terdampak akibat pandemi Covid-19. Nurul Yamin menekankan menolong pada kesengsaraan menjadi sebuah panggilan untuk mensyi’arkan agama di muka bumi.(budi santoso)