YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Berbicara tentang ayah pasti banyak yang mengaitkannya dengan tanggungjawabnya di sektor ekonomi atau sejenisnya. Sosoknya menempati posisi yang sangat penting dalam sebuah bahtera besar bernama keluarga. Dipundaknya terpikul asa yang besar bagi anak-anaknya. Menghidupkan lentera keabadian di seluruh jiwa yang menolak menyerah kepada kerasnya kehidupan. Puluhan ribu perusahaan atau kantor tempat ayah kita bekerja terpaksa harus ditutup karena wabah Covid-19 yang belum dapat dipastikan kapan akan berakhir dan pergi dari bumi kita tercinta.
Pada momentum Idul Fitri 1441 H dan masih berada dalam suasana pandemi, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir menyempatkan diri menyapa beberapa keluarga besar persyarikatan Muhammadiyah secara virtual, salah satunya keluarga dari saudari Siti Nur Febrianti yang ayahnya dikabarkan meninggal serta ibu dan kakaknya sedang dirawat di rumah sakit karena terjangkit Covid-19.
Febrianti yang merupakan bendahara IPM Cabang Tanah Abang Jakarta ditemani oleh kakaknya mengungkapkan bahwa tiga anggota keluarganya yaitu ayah, ibu dan seorang kakaknya terpapar Covid-19. Bahkan ayahnya yang merupakan sekretaris Pimpinan Ranting Muhammadiyah Kebon Melati, Tanah Abang meninggal dunia pada tanggal 13 Mei yang lalu, sementara ibu dan kakaknya masih dirawat di RS Darurat Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta.
Di kesempatan yang sama Asep Nur Hadi, kakak dari Febrianti mengaku, ia harus melepaskan kepergian sang ayah hanya melalui video call. Ia mencoba membantu sang ayah melantunkan kalimat talkin sebelum benar-benar kembali menghadap Allah Swt.
Haedar menyampaikan bahwa musibah atau ajal memiliki wasilah yang bermacam-macam. Maka dari itu seorang muslim harus selalu berperasangka baik kepada Allah Swt. “Mudah-mudahan mbak Febri sekeluarga dapat meneruskan jejak orang tua untuk senantiasa beramal shaleh. Satu hal yang sangat mulai dan akan sampai kepada orang yang meninggal adalah doa anak-anak yang shaleh. Jangan pernah berhenti untuk mendoakan orang tua,” pesannya. (diko)