SIDOARJO, Suara Muhammadiyah – Pandemi Covid-19 yang melanda dunia saat ini berdampak signifikan terhadap semua bidang kehidupan manusia, tak terkecuali bidang kesehatan sendiri. Rumah sakit yang melayani pasien Covid-19 mengalami penurunan jumlah kunjungan pasien non Covid-19. Banyak sebab penurunan jumlah kunjungan pasien umum ini, namun dugaan kuat adalah karena warga enggan bahkan takut berobat ke rumah sakit yang melayani pasien Covid-19.
Penurunan jumlah kunjungan pasien ke rumah sakit tersebut tentunya berpengaruh besar terhadap operasional rumah sakit karena pendapatan utamanya berasal dari pasien yang berobat. Untuk rumah sakit milik pemerintah, tentu kondisi tersebut tidak begitu berpengaruh karena seluruh biaya operasional ditanggung negara. Namun lain ceritanya bagi rumah sakit swasta seperti rumah sakit Muhammadiyah dan Aisyiyah (RSMA)
Saat awal akan menangani pasien Covid-19 seluruh RSMA yang ditunjuk saat bekerja keras menyiapkan sarana dan prasarana untuk penanganan pasien Covid-19 karena butuh perlakuan khusus. Pekerjaan kemudian bertambah karena merawat pasien Covid-19 ternyata berimbas pada kunjungan masyarakat untuk berobat. Semua RSMA menyiasati agar masyarakat tetap merasa aman dan nyaman datang berobat.
Saat ini RSMA yang melayani pasien Covid-19 berjumlah 77 rumah sakit dan tersebar di berbagai daerah di Indonesia dengan jumlah terbanyak di Jawa Timur sebanyak 33 rumah sakit. Penurunan jumlah kunjungan pasien dialami semua RSMA yang melayani pasien Covid-19 dari 46 RSMA yang sudah melaporkan data berkisar antara 15-75%.
Salah satu dari 77 RSMA tersebut adalah RS Siti Khodijah, Sepanjang, Sidoarjo. Selain ditunjuk sebagai RS rujukan oleh PP Muhammadiyah, RS Siti Khodijah juga ditetapkan Gubernur Jawa Timur sebagai salah satu RS rujukan Covid-19. Hingga kini, RS Siti Khodijah sudah merawat pasien Covid-19 sebanyak 320 pasien dengan rincian 90 pasien konfirmasi, 99 pasien PDP dan 31 Pasien ODP dan sudah ada 172 pasien yang sembuh.
Begitu ditunjuk sebagai rumah sakit untuk merawat pasien Covid-19, RS Siti Khodijah segera membuat berbagai kebijakan yang mendukung penunjukan tersebut. Dokter Moch. Hamdan, S.PS(K), Direktur RS Siti Khodijah menyampaikan berbagai upaya telah ditempuh RS Siti Khodijah, baik penyiapan sarana prasarana hingga kebijakan operasional agar siap menangani pasien Covid-19.
“Untuk sarana prasarana kami menyiapkan ruang isolasi bertekanan negatif dan persiapan alat medis. Sampai saat ini sudah tersedia 103 Tempat Tidur (TT), dengan Ruang Isolasi Khusus (RIK) sebanyak 32 TT dan ruang isolasi biasa (RIB) sebanyak 71 TT. Kami juga merenovasi kamar operasi khusus untuk pasien Covid-19. Sementara untuk APD kami menyiapkan sesuai standar Covid-19 ketersediaan buffer hingga 3 minggu,” katanya.
Dari sisi penyiapan sumber daya manusia (SDM) Hamdan mengatakan pihaknya dari awal akan menerima pasien Covid-19 sudah melaksanakan on job training pengambilan SWAB dan juga memberikan kesempatan belajar berbagi pengetahuan dan pengalaman kepada beberapa RS baik jaringan RSMA maupun di luar jaringan RSMA antara lain RSML dan RS Citra Medika Sidoarjo.
“Selama pandemi Covid-19 seluruh karyawan RS Siti Khodijah harus melakukan pemeriksaan berkala pada petugas. Kami juga memberi mereka tunjangan sembako antara lain beras, gula, telur juga susu dan vitamin C. Kami juga memberi penambahan insentif untuk petugas yang langsung menangani pasien covid -19 dan menyediakan penginapan untuk petugas covid-19,” ujarnya.
Sama seperti rumah sakit lain pada umumnya, jam kunjung pasien di RS Siti Khodijah ditiadakan. Untuk melaksanakan pencegahan dan penanggulangan infeksi, seluruh ruangan dan area di RS Siti Khodijah dilakukan pembersihan dengan melakukan desinfektan surface setiap 3 jam dan desinfektan udara secara periodik.
Terhadap pasien Covid-19 dilakukan kohorting dan grouping antara pasien konfirmasi covid-19, PDP maupun ODP, juga melarang adanya pengunjung. Penderita Covid-19 tidak boleh ada penunggunya kecuali untuk pasien anak dan geriatri dengan diberikan edukasi dan inform concent.
Untuk pencegahan infeksi para petugas juga diberikan APD sesuai levelnya dengan APD yang standar dan dilakukan simulasi beberapa kali kepada semua petugas tentang pemakaian, pelepasan APD serta pemahaman tentang pentingnya kedisiplinan terkait APD.
Agar masyarakat percaya, merasa aman dan nyaman untuk berobat ke RS Siti Khodijah, Hamdan mengatakan pihaknya melakukan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) yang dilakukan kepada tokoh masyarakat, pimpinan/perwakilan perusahaan yang ada disekitar RS, masyarakat sekitar dan pengunjung serta sekolah sekitar RS.
“Materi PKRS yaitu tentang bahaya virus corona, cara penularan dan langkah-langkah pencegahannya. Juga tentang RS Siti Khodijah sebagai RS rujukan dengan perawatan pasien Covid-19 dan non Covid-19 yang terpisah sesuai zona merah dan zona hijau. Selain itu juga terdapat tempat/jalur skrining yang membedakan jalur masuk yang aman untuk pasien non covid-19,” pungkasnya.(budi santoso)