Pesan Dadang Kahmad dan Sandiaga Uno dalam Silaturahim Online UM Bandung

BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Di tengah pandemi corona, lembaga pendidikan menjadi salah satu institusi yang terdampak dan sekaligus terkapar cukup signifikan. Aktivitas pembelajaran yang sebelumnya berlangsung secara tatap muka, saat ini harus dialihkan kepada teknologi virtual yang memungkinkan setiap orang tidak berkumpul dalam satu tempat dan waktu yang bersamaan.  

Prof. Dr. Dadang Kahmad, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan, terdapat lima karakter mulia dalam misi memajukan sebuah institusi pendidikan di tengah pandemi. Pertama, kesabaran. Umat Islam harus menghadapi segala macam ujian dan musibah dengan penuh kesabaran. Karena tanpa kesabaran, apa yang kita lakukan tidak akan berhasil. Kedua, kejujuran. Kejujuran menjadi aspek yang sangat penting karena ia adalah kunci kebahagiaan. Ketiga, taat aturan atau disiplin terhadap pernyataan yang menjadi kesepakatan bersama.

Keempat, kedermawanan. Sanggup memberikan pengorbanan dan pelayanan kepada orang lain dengan sebaik-baiknya, khususnya kepada mahasiswa. Dan yang terakhir adalah berjiwa kesatria. Seseorang yang memiliki jiwa ini akan selalu melakukan instropeksi terhadap dirinya sendiri. Berusaha mengevaluasi segala yang ada pada dirinya sehingga menyisakan yang baik-baik saja.

“Kelima hal ini harus menjadi bekal untuk mencapai kemajuan dan keunggulan sebagaimana yang digambarkan oleh Allah dalam QS. Al-Imran ayat 17 yaitu orang-orang yang bertaqwa karena ditempa melalui proses puasa selama satu bulan penuh,” ujar Ketua BPH UM Bandung tersebut (10/6).

Sandiaga Salahuddin Uno, Wakil Ketua BPH UM Bandung mengungkap, di masa pandemi ini banyak sektor ekonomi yang mengalami kemajuan seperti sektor makanan, pengiriman dan logistik, obat-obatan, konsultan yang menawarkan kerja jarak jauh, dan lain sebagainya. “Hal ini tentu menjadi peluang yang besar bagi kita untuk bangkit bersama,” paparnya.

Ada pun sektor yang mengharuskan melakukan adaptasi dengan segera adalah, sektor pendidikan, perbankan, agriculture, dan manufaktur. Sedangkan sektor yang mengalami penurunan antara lain perhotelan, jasa trasportasi udara, bioskop atau hiburan, bar dan resto. “Kita harus segera bangkit menyongsong perubahan baru,” pesan Tokoh Interpreneur dan pengusaha muda dalam acara Silaturahmi Ba’da Idul Fitri Universitas Muhammadiyah Bandung. (diko)

Exit mobile version