Sisi Lain Corona: Muhasabah Pejuang Pendidikan Era Society 5.0

Sisi Lain Corona: Muhasabah Pejuang Pendidikan Era Society 5.0

Ilustrasi Dok Grice Connect

Oleh: Heryan Ardhi Kusuma, M. Pd

Banyak hikmah yang bisa diambil dari sebuah peristiwa. Tidak terkecuali dengan peristiwa yang saat ini ada di depan mata. Sebuah peristiwa yang banyak orang tidak pernah persiapkan sebelumnya. Boro-boro mempersiapkan, menyangka saja tidak. Penyakit yang nampak biasa di mata, namun siapa menyangka penularan dan infeksinya membungkam kata-kata. Penanganannya pun, membutuhkan kerja ekstra yang menguras tenaga. Tidak cukup dengan itu, nyawa pun menjadi taruhannya.

Covid-19, memberikan banyak hikmah bagi kita semua sebagai manusia. Tidak perlu dijelaskan betapa berat beban yang harus disangga, semua yang memiliki mata dan hati pasti bisa ikut merasakan penderitaan sesama. Sebagai manusia yang berakal, manusia perlu memaknai musibah dengan pikiran terbuka. Tidak melulu bicara rugi, namun perlu bicara tentang hikmah yang bisa diambil dari peristiwa ini.

Banyak artikel menceritakan dampak Covid-19 yang efeknya hampir meluluh-lantahkan seluruh roda kehidupan manusia, meski tidak sepenuhnya. Kali ini, sebagai seorang pendidik, saya perlu mengajak semua pejuang pendidikan untuk bermuhasabah tentang apa yang bisa kita petik dari peristiwa yang luar biasa ini, khususnya di bidang yang selalu kita tekuni, yaitu Pendidikan.

Bagaimanapun, kita harus jujur bahwa Covid-19 belum bisa ditangani secara maksimal. Padahal, hidup terus berjalan dan perlu diperjuangkan. Salah satu yang tidak boleh luput untuk diperjuangkan adalah hak belajar anak didik. Sebuah tantangan, ketika hidup di sebuah keadaan yang tidak normal dan memaksa kita semua untuk berjuang dengan cara yang tidak normal pula.

Sebagai seorang pendidik, Covid-19 jelas memaksa kita untuk semakin melek bahwa dunia saat ini sudah menuju peradaban baru. Bukan lagi tentang Revolusi Industri 4.0, melainkan tentang society 5.0. Sebuah gagasan peradaban yang pada awal Januari 2019 lalu, pada forum Ekonomi Dunia 2019 di Davos, Swiss mulai diperbincangkan. Sebuah pemikiran yang menyelaraskan teknologi dengan masyarakatnya. Tidak hanya berbicara tentang teknologi, society 5.0 ini berbicara tentang teknologi dan manusianya  Dan akhirnya, ini akan menjadi sebuah peradaban hidup baru yang perlu untuk terus dipelajari.

Guru, sebagai bagian dari masyarakat, perlu untuk mengikuti arus perubahan zaman yang selalu baru. Akan terdengar kurang pas, jika seorang guru, yang sering disebut  sebagai pengubah peradaban, justru anti terhadap perubahan itu sendiri. Maka, momen Covid-19 ini sekali lagi menjadi momen muhasabah bahwa pendidik harus meng-upgrade kualitas, kapasitas dan kompetensi diri.

Teknologi saat ini sudah bukan menjadi sebuah hal yang tabu bagi semua, khususnya bagi seorang pendidik. Terlebih, proses Pendidikan selama beberapa bulan ini sudah dan akan terus dilakukan dalam keterbatasan. Sebuah keterbatasan yang memaksa pendidik melaksanakan proses pembelajaran menggunakan perangkat teknologi. Sebuah keadaan yang memaksa pendidik mau tidak mau harus mengajar sekaligus belajar.

Pendidik saat ini perlu untuk akrab dengan teknologi pendukung Pendidikan. Aplikasi, software, dan perangkat yang sebelumnya belum pernah tersentuh, kini harus disentuh, bahkan digenggam agar tidak tertinggal dan semakin kehilangan Ghirah mengajarnya. Gaya mengajar yang biasanya dilakukan secara tradisional, kini harus dikemas dengan gaya m illennials, kekinian dan modern tentunya. Laptop yang semula hanya digunakan untuk mengerjakan tugas administrasi, kini harus digunakan untuk hal yang lebih bergengsi. Smartphone yang semula hanya untuk komunikasi melalui jejaring sosial, kini harus digunakan untuk sesuatu yang lebih dari sekedar rasional.

 Inilah yang disebut dengan keselarasan antara Industry 4.0 dengan Society 5.0. Sekali lagi, pendidik, sebagai bagian masyarakat, perlu menyelaraskan diri dengan teknologi. Tidak pas jika masa-masa seperti saat ini, hanya dimanfaatkan untuk membicarakan rugi, sedangkan sebenarnya ada ilmu-ilmu baru yang bisa kita dapati. Masa-masa ini perlu dimaknai lebih dalam lagi. Harapannya jelas, agar waktu yang cukup luang, bisa dimaksimalkan untuk sesuatu yang lebih besar. Sesuatu yang bisa membawa kita semua, sebagai penjuang Pendidikan, untuk mencapai cita-cita yang diidam-idamkan bangsa Indonesia, yaitu Mencerdaskan Kehidupan Bangsa.

Oleh: Heryan Ardhi Kusuma, M. Pd, Guru Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta

Exit mobile version